MELIHAT ALLAH

13 April 2011

Mahzab Imam AN-NAFRI dalam Makrifat Ketuhanan
“Ilmu yang rapi tersimpan karena mutunya,tidak boleh dijamah oleh yang bukan ahlinya”
AN  – NAFRI sama halnya dengan para sufi lainya, tiada yang dimasguli melainkan yang Maha Tunggal itu.Ma’rifat kepada Allah,sampai padaNYA,melihatNYA, pemahaman kepadaNYA, melihatNYA,pemahaman tentangNYA,mendengarkan kepadaNYA,
Saling bertutur kata,berkawan duduk semajelis,tinggal bersama dalam hadirat,dan menjalin persahabatanyang mulia disisi ambang kesudahan.
Kesudahan dimana Roh manusia mampu melayang,An-Nafri sama halnya para sufi lainya,tidak melihat jalan lain kecuali,semua harus ditanggalkan ( TAJRIED ) dan melepaskan kedua alas kaki ( KHAL’UN NA’LAIN ).
“Lepaskan kedua alas kakimu bahwasanya engkau berada dilembah suci Thuwa “ (THOHA 20:12 ).
Dua alas kaki adalah jasad dan jiwa,jasad dan jiwa kedua itulah yang harus ditanggalkan dan dilepaskan. Tuhanpun berkata kepadanya “ Akulah Allah,takkan sampai engkau kepadaku dengan tubuhmu !.”
Usahakan pelepasan yang tidak sampai jatuh kedalam “Kependitaan” yang runtuh aatu Kezuhudan yang hampa dan sia-sia.
Kendaraan apa yangdipakai An-Nafri ? itulah ILMU.
Ilmu : Bagaikan hewan tunggangan menuju sasaran.Jaga dan awasi selalu,kalau tidak maka berbalik engkau yang akan ditunggangi dan engkau yang akan digiring bersamanya dan tujuanmu berbelok kearah dirinya (ilmu). Perlu kita ketahui bila sudah sampai batas tertentu ilmu harus kita tinggalkan dan perlu kita ingat bahwa ilmu adalah jalan dan kendaraan dalam perjalan menuju kepada apa yang jadi tujuan kita.disini kita tinggal dan kita ubah kendaraan tersebut.kendaraan ilmusudah usai.Karena perjalanan mendatang keluar dari alam bagian-bagian,dari alam sesuatu-sesuatu, alam kerajaan dunia dan langit.menuju ke alam yang mencakup keseluruhan, Yang Maha Perkasa.
Dan Panca Indera pun sudah tak berguna lagi,juga cara berfikir berdasar akal belaka (MANTIK). Semua kita tinggalkan cara maupun pengalaman-pengalamannya.menuju perantauan baru yang diberinama PENGENALAN (AL MA’RIFAH) Ma’rifah memisahkan diri dari ilmu, karena ilmu membahas dan bekisar  pada alam semesta, sedang ma’rifah membahas pencipta alam semesta (yang Ghoib) dan kita beralih ke ma’rifah, ke hati – mata hati, ke pendapat sufiah.
Memang sulit dan tak dapat dipungkiri kalau alam benda itu adalah yang selalu dirindukan oleh nafsu, oleh jiwa dan itu memang medannya. Dan perlu digaris bawahi ilmu adalah kebutuhan jiwa. Dan jiwa sendiri masih berkaitan jasad. Dan semua itu tak bisa lepas  dari akal, mantik, dan ilmu itu yang kedudukannya sebagai pelayan – pelayan nafsu dan kendaraannya.
Tiada jalan keluar dari akal dan mantik, dan tiada jalan keluar dari tawanan panca indra selain dengan jalan menelanjangi diri dan membebaskan diri dari hawa nafsu dengan cara mengalahkan, menekan, menundukkan, membelenggu dan mendiamkan serta tidak melayani keinginan-keinginannya. Hal ini dapat diistilahkan dengan kata-kata “keluar dari jiwa atau melangkahi dan menyeberangi”
“Keluarlah dari jiwamu, keluarlah engkau dari kemauan kerasmu ! keluarlah engkau dari amal perbuatanmu!, keluarlah engkau dari namamu!, serta keluarlah engkau dari segala apa yang nyata! “ dan
Jadikanlah arah tuntutanmu ialah ALLAH
Kemauan kerasmu ialah ALLAH
Dan dzikirmu (ingatanmu) ialah ALLAH
Dan ucapanmu ialah ALLAH
Dan pemikiranmu ialah ALLAH
Pembahasan tentang Allah bermuladalam nama-nama, lalu sifat-sifat, kemudian Af’al (perbuatan), kesudahannya kepada dzat. Maka tiada perbuatan bagi nama-nama dan sifat-sifat ilahiat, melainkan dengan dzat ilahiat. Dzat itu ialah Baqinayah Qoyyumiah (berdiri sendiri), Shomadiah (kekal, tempat segala pinta), Ahadiah (Ketunggalan), dan Al Haqqiah (yang Maha Berhak). Dan tiada Nama-nama itumelainkan bergantung juga kepada Dzat. Adapun wujud yang wajib yang hak ialah untuk Dzat itu sendiri.  Dengan sampainya ma’rifat kepada dzat,berhentilah ma’rifat itu. Seperti ilmu yang tidak berkemampuan. Dan seorang abid akan mencapai kelemahannya dan keheran-heran seperti apa yang pernah dialaminya bahwa kelemahan dalam pencapaian adalah merupakan mata pencapaian .iapun tertegun dihadapan laisa kamistlihi syaiun (tiada satupun yang menyerupai).
Dan disini diharuskan mengubah kendaraan dan mengganti. Untuk meneruskan perjalanan diharuskan keluar dari ma’rifah.tahap ini diberinama  Sopan santun. Dan didalam tempat yang lain…AL WAQFAH (Tempat penghentian berdiri), dimana tiada lorong untuk perpindahan, dimana tiada jalan sudah berkesudahan,menuju kepada keghaiban yang mutlak. Akan halnya dengan huruf hendaknya engkau keluar dari huruf dan keluar dari pada apa yang ada pada huruf. Huruf itu menghimpun segala ilmu-ilmu, ma’rifat-ma’rifat, lintasan-lintasan hati, ibarat-ibarat dan arti makna artimakna.
“Hendaknya engkau keluar dari huruf dan Mahruf (mahruf= apa yang diberitakan oleh huruf). Setelah keluar dari huruf dan mahruf, kita akan menjadi kosong hatinya, dari lintasan-lintasan hati, dari ibarat-ibarat dan dari arti makna dan hakikat-hakikat panca indra yang bersifat kebumian semuanya. Dan bersucilah agar Allah berkenan Ber Tajalli kepadaNYA.
Tibalah sekarang giliran AL RU’YAH (pengelihatan) disusul dengan AL RU’YATUL KUBRO (pengelihatan Agung) atau penglihatan akan semua hal ihwal (keadaan).Selanjutnya  berkawan duduk semajlis, bersamaan menjalin persahabatan “Maqom Hadirat” untuk selamanya bersama Allah yang demikian itu adalah  Maqom AL KHULAH (Setia Kawan) AL MAHABBAH (Cinta Kasih)
Inilah Maqom para nabi-nabi,wali-wali, para a’uliya bagi Yang Maha Penyayang.
Disini kita tidak dapat menyebutkan apa yang sedang kita lihat didalam Ber Tajalli, dan apa yang dilihat oleh penglihatan Hati. Itu adalah rahasia Huruf Ilahiat dan Nama-nama Ilahiat.
“ Engkau mengetahui Rahasia Huruf, Sedang engkau masih dalam kemanusiaanmu niscaya akan gila akal budimu”
“ Engkau mengetahui Rahasia Nama (ASMA’), Sedang engkau masih berada dalam kemanusiaanmu niscaya akan gila-lah Hati Sanubarimu” Tuhan berkata kepadanya : “Tiada izin bagimu, kemudian tiada izin bagimu, kemudian tujuh puluh kali tiada juga izin bagimu untuk  membeberkan terhadap apa yang daku percayakan  kepadamu dari rahasia-rahasia huruf-KU, dan nama-nama-Ku……
Setelah sampai pada maqom ini, apa yang disebut Maqom Khilafah yang amat besar, yang didalamnya seorang hamba  akan memiliki Rabbaniah ( Sifat kekuasaan atas sesuatu-sesuatu ). Dan ia akan menjadi seorang Hamba Robbani (Insan Penaka Tuhan ) yang disebutkan didalam Alqur’an :

Dan bukanlah engkau yang melempar, ketika engkau melempar, melainkan Allah lah yang melempar “. ( QS. Al- Anfal 8:17 )

KAJIAN TASSAWUF SULUK WUJIL

5 April 2011

Pesan Kanjeng Sunan Bonang, dalam Suluk Wujil

1
Inilah ceritera si Wujil
Berkata pada guru yang diabdinya
Ratu Wahdat
Ratu Wahdat nama gurunya
Bersujud ia ditelapak kaki Syekh Agung
Yang tinggal di desa Bonang
Ia minta maaf
Ingin tahu hakikat
Dan seluk beluk ajaran agama
Ssampai rahsia terdalam
2
Sepuluh tahun lamanya
Sudah Wujil
Berguru kepada Sang Wali
Namun belum mendapat ajaran utama
Ia berasal dari Majapahit
Bekerja sebagai abdi raja
Sastra Arab telah ia pelajari
Ia menyembah di depan gurunya
Kemudian berkata
Seraya menghormat
Minta maaf
3
“Dengan tulus saya mohon
Di telapak kaki tuan Guru
Mati hidup hamba serahkan
Sastra Arab telah tuan ajarkan
Dan saya telah menguasainya
Namun tetap saja saya bingung
Mengembara kesana-kemari
Tak berketentuan.
Dulu hamba berlakon sebagai pelawak
Bosan sudah saya
Menjadi bahan tertawaan orang
4
Ya Syekh al-Mukaram!
Uraian kesatuan huruf
Dulu dan sekarang
Yang saya pelajari tidak berbeda
Tidak beranjak dari tatanan lahir
Tetap saja tentang bentuk luarnya
Saya meninggalkan Majapahit
Meninggalkan semua yang dicintai
Namun tak menemukan sesuatu apa
Sebagai penawar
5
Diam-diam saya pergi malam-malam
Mencari rahsia Yang Satu dan jalan sempurna
Semua pendeta dan ulama hamba temui
Agar terjumpa hakikat hidup
Akhir kuasa sejati
Ujung utara selatan
Tempat matahari dan bulan terbenam
Akhir mata tertutup dan hakikat maut
Akhir ada dan tiada

6
Ratu Wahdat tersenyum lembut
“Hai Wujil sungguh lancang kau
Tuturmu tak lazim
Berani menagih imbalan tiggi
Demi pengabdianmu padaku
Tak patut aku disebut Sang Arif
Andai hanya uang yang diharapkan
Dari jerih payah mengajarkan ilmu
Jika itu yang kulakukan
Tak perlu aku menjalankan tirakat
7
Siapa mengharap imbalan uang
Demi ilmu yang ditulisnya
Ia hanya memuaskan diri sendiri
Dan berpura-pura tahu segala hal
Seperti bangau di sungai
Diam, bermenung tanpa gerak.
Pandangnya tajam, pura-pura suci
Di hadapan mangsanya ikan-ikan
Ibarat telur, dari luar kelihatan putih
Namuni isinya berwarna kuning
8
Matahari terbenam, malam tiba
Wujil menumpuk potongan kayu
Membuat perapian, memanaskan
Tempat pesujudan Sang Zahid
Di tepi pantai sunyi di Bonang
Desa itu gersang
Bahan makanan tak banyak
Hanya gelombang laut
Memukul batu karang
Dan menakutkan
9
Sang Arif berkata lembut
“Hai Wujil, kemarilah!”
Dipegangnya kucir rambut Wujil
Seraya dielus-elus
Tanda kasihsayangnya
“Wujil, dengar sekarang
Jika kau harus masuk neraka
Karena kata-kataku
Aku yang akan menggantikan tempatmu”

11
“Ingatlah Wujil, waspadalah!
Hidup di dunia ini
Jangan ceroboh dan gegabah
Sadarilah dirimu
Bukan yang Haqq
Dan Yang Haqq bukan dirimu
Orang yang mengenal dirinya
Akan mengenal Tuhan
Asal usul semua kejadian
Inilah jalan makrifat sejati”
12
Kebajikan utama (seorang Muslim)
Ialah mengetahui hakikat salat
Hakikat memuja dan memuji
Salat yang sebenarnya
Tidak hanya pada waktu isya dan maghrib
Tetapi juga ketika tafakur
Dan salat tahajud dalam keheningan
Buahnya ialah mnyerahkan diri senantiasa
Dan termasuk akhlaq mulia
13
Apakah salat yang sebenar-benar salat?
Renungkan ini: Jangan lakukan salat
Andai tiada tahu siapa dipuja
Bilamana kaulakukan juga
Kau seperti memanah burung
Tanpa melepas anak panah dari busurnya
Jika kaulakukan sia-sia
Karena yang dipuja wujud khayalmu semata
14
Lalu apa pula zikir yang sebenarnya?
Dengar: Walau siang malam berzikir
Jika tidak dibimbing petunjuk Tuhan
Zikirmu tidak sempurna
Zikir sejati tahu bagaimana
Datang dan perginya nafas
Di situlah Yang Ada, memperlihatkan
Hayat melalui yang empat

15
Yang empat ialah tanah atau bumi
Lalu api, udara dan air
Ketika Allah mencipta Adam
Ke dalamnya dilengkapi
Anasir ruhani yang empat:
Kahar, jalal, jamal dan kamal
Di dalamnya delapan sifat-sifat-Nya
Begitulah kaitan ruh dan badan
Dapat dikenal bagaimana
Sifat-sifat ini datang dan pergi, serta ke mana
16
Anasir tanah melahirkan
Kedewasaan dan keremajaan
Apa dan di mana kedewasaan
Dan keremajaan? Dimana letak
Kedewasaan dalam keremajaan?
Api melahirkan kekuatan
Juga kelemahan
Namun di mana letak
Kekuatan dalam kelemahan?
Ketahuilah ini

17
Sifat udara meliputi ada dan tiada
Di dalam tiada, di mana letak ada?
Di dalam ada, di mana tempat tiada?
Air dua sifatnya: mati dan hidup
Di mana letak mati dalam hidup?
Dan letak hidup dalam mati?
Kemana hidup pergi
Ketika mati datang?
Jika kau tidak mengetahuinya
Kau akan sesat jalan
18
Pedoman hidup sejati
Ialah mengenal hakikat diri
Tidak boleh melalaikan shalat yang khusyuk
Oleh karena itu ketahuilah
Tempat datangnya yang menyembah
Dan Yang Disembah
Pribadi besar mencari hakikat diri
Dengan tujuan ingin mengetahui
Makna sejati hidup
Dan arti keberadaannya di dunia
19
Kenalilah hidup sebenar-benar hidup
Tubuh kita sangkar tertutup
Ketahuilah burung yang ada di dalamnya
Jika kau tidak mengenalnya
Akan malang jadinya kau
Dan seluruh amal perbuatanmu, Wujil
Sia-sia semata
Jika kau tak mengenalnya.
Karena itu sucikan dirimu
Tinggalah dalam kesunyian
Hindari kekeruhan hiruk pikuk dunia

20
Keindahan, jangan di tempat jauh dicari
Ia ada dalam dirimu sendiri
Seluruh isi jagat ada di sana
Agar dunia ini terang bagi pandangmu
Jadikan sepenuh dirimu Cinta
Tumpukan pikiran, heningkan cipta
Jangan bercerai siang malam
Yang kaulihat di sekelilingmu
Pahami, adalah akibat dari laku jiwamu!
21
Dunia ini Wujil, luluh lantak
Disebabkan oleh keinginanmu
Kini, ketahui yang tidak mudah rusak
Inilah yang dikandung pengetahuan sempurna
Di dalamnya kaujumpai Yang Abadi
Bentangan pengetahuan ini luas
Dari lubuk bumi hingga singgasana-Nya
Orang yang mengenal hakikat
Dapat memuja dengan benar
Selain yang mendapat petunjuk ilahi
Sangat sedikit orang mengetahui rahasia ini

22
Karena itu, Wujil, kenali dirimu
Kenali dirimu yang sejati
Ingkari benda
Agar nafsumu tidur terlena
Dia yang mengenal diri
Nafsunya akan terkendali
Dan terlindung dari jalan
Sesat dan kebingungan
Kenal diri, tahu kelemahan diri
Selalu awas terhadap tindak tanduknya
23
Bila kau mengenal dirimu
Kau akan mengenal Tuhanmu
Orang yang mengenal Tuhan
Bicara tidak sembarangan
Ada yang menempuh jalan panjang
Dan penuh kesukaran
Sebelum akhirnya menemukan dirinya
Dia tak pernah membiarkan dirinya
Sesat di jalan kesalahan
Jalan yang ditempuhnya benar
24
Wujud Tuhan itu nyata
Mahasuci, lihat dalam keheningan
Ia yang mengaku tahu jalan
Sering tindakannya menyimpang
Syariat agama tidak dijalankan
Kesalehan dicampakkan ke samping
Padahal orang yang mengenal Tuhan
Dapat mengendalikan hawa nafsu
Siang malam penglihatannya terang
Tidak disesatkan oleh khayalan
35
Diam dalam tafakur, Wujil
Adalah jalan utama (mengenal Tuhan)
Memuja tanpa selang waktu
Yang mengerjakan sempurna (ibadahnya)
Disebabkan oleh makrifat
Tubuhnya akan bersih dari noda
Pelajari kaedah pencerahan kalbu ini
Dari orang arif yang tahu
Agar kau mencapai hakikat
Yang merupakan sumber hayat
36
Wujil, jangan memuja
Jika tidak menyaksikan Yang Dipuja
Juga sia-sia orang memuja
Tanpa kehadiran Yang Dipuja
Walau Tuhan tidak di depan kita
Pandanglah adamu
Sebagai isyarat ada-Nya
Inilah makna diam dalam tafakur
Asal mula segala kejadian menjadi nyata
38
Renungi pula, Wujil!
Hakikat sejati kemauan
Hakikatnya tidak dibatasi pikiran kita
Berpikir dan menyebut suatu perkara
Bukan kemauan murni
Kemauan itu sukar dipahami
Seperti halnya memuja Tuhan
Ia tidak terpaut pada hal-hal yang tampak
Pun tidak membuatmu membenci orang
Yang dihukum dan dizalimi
Serta orang yang berselisih paham
39
Orang berilmu
Beribadah tanpa kenal waktu
Seluruh gerak hidupnya
Ialah beribadah
Diamnya, bicaranya
Dan tindak tanduknya
Malahan getaran bulu roma tubuhnya
Seluruh anggota badannya
Digerakkan untuk beribadah
Inilah kemauan murni
40
Kemauan itu, Wujil!
Lebih penting dari pikiran
Untuk diungkapkan dalam kata
Dan suara sangatlah sukar
Kemauan bertindak
Merupakan ungkapan pikiran
Niat melakukan perbuatan
Adalah ungkapan perbuatan
Melakukan shalat atau berbuat kejahatan
Keduanya buah dari kemauan

SYI’ IR TANPO WATON “GUS DUR”

5 April 2011

Gus Dur (Abdurrahman Wahid), pasti kita sudah mengenal beliau. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari sosok beliau yang sarat pemikiran cemerlang. Salah satu kenang-kenangan dari Gus Dur adalah Syi’ir ‘tanpo waton’. Syi’ir (Syair) ini merupakan sedikit oleh-oleh pemikiran islam beliau bagi segenap umat islam pada khususnya.

Gus Dur

Dalam syi’ir ini, beliau berbagi ilmu, kritik bagi sesama muslim, dan banyak hal yang beliau berikan dalam beberapa baris syair. Dari ajakan untuk tidak sekedar membaca Al-Qur’an, namun juga seharusnya kita belajar memahami isinya. Mengkritisi pihak-pihak yang (suka) mengkafirkan orang lain namun tidak memperhatikan kekafiran dirinya sendiri. Dan masih banyak pesan lainnya bagi kita semua.

Sebelumnya, mungkin sudah ada yang posting tentang syi’ir ini . Namun kiranya  ini dapat juga bermanfaat bagi semua. Pemikiran Gus Dur terus dikembangkan dan dipelajari, ada banyak tokoh yang konsisten meneruskan pemikiran beliau,  Bagi yang berminat untuk mendengarkan alunan Syi’ir Tanpo Waton dengan suara (Alm) Gus Dur dan jama’ah dapat download di bawah Dan berikut adalah lirik Syi’ir Tanpo Waton tersebut

أَسْتَغْفِرُ اللهْ رَبَّ الْبَرَايَا     *    أَسْتَغْفِرُ اللهْ مِنَ الْخَطَايَا

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا نَافِعَا     *       وَوَفِّقْنِي عَمَلاً صَالِحَا

ياَ رَسُولَ اللهْ سَلاَمٌ عَلَيْكْ      *    يَا رَفِيْعَ الشَّانِ وَ الدَّرَجِ

عَطْفَةً يَّاجِيْرَةَ الْعَالَمِ      *   ( يَا أُهَيْلَ الْجُودِ وَالْكَرَمِ


Ngawiti ingsun nglaras syi’iran …. (aku memulai menembangkan syi’ir)

Kelawan muji maring Pengeran …. (dengan memuji kepada Tuhan)

Kang paring rohmat lan kenikmatan …. (yang memberi rohmat dan kenikmatan)

Rino wengine tanpo pitungan 2X …. (siang dan malamnya tanpa terhitung)

Duh bolo konco priyo wanito …. (wahai para teman pria dan wanita)

Ojo mung ngaji syareat bloko …. (jangan hanya belajar syari’at saja)

Gur pinter ndongeng nulis lan moco … (hanya pandai bicara, menulis dan membaca)

Tembe mburine bakal sengsoro 2X …. (esok hari bakal sengsara)

Akeh kang apal Qur’an Haditse …. (banyak yang hapal Qur’an dan Haditsnya)

Seneng ngafirke marang liyane …. (senang mengkafirkan kepada orang lain)

Kafire dewe dak digatekke …. (kafirnya sendiri tak dihiraukan)

Yen isih kotor ati akale 2X …. (jika masih kotor hati dan akalnya)


Gampang kabujuk nafsu angkoro …. (gampang terbujuk nafsu angkara)

Ing pepaese gebyare ndunyo …. (dalam hiasan gemerlapnya dunia)

Iri lan meri sugihe tonggo … (iri dan dengki kekayaan tetangga)

Mulo atine peteng lan nisto 2X … (maka hatinya gelap dan nista)

Ayo sedulur jo nglaleake …. (ayo saudara jangan melupakan)

Wajibe ngaji sak pranatane … (wajibnya mengkaji lengkap dengan aturannya)

Nggo ngandelake iman tauhide … (untuk mempertebal iman tauhidnya)

Baguse sangu mulyo matine 2X …. (bagusnya bekal mulia matinya)

Kang aran sholeh bagus atine …. (Yang disebut sholeh adalah bagus hatinya)

Kerono mapan seri ngelmune … (karena mapan lengkap ilmunya)

Laku thoriqot lan ma’rifate …. (menjalankan tarekat dan ma’rifatnya)

Ugo haqiqot manjing rasane 2 X … (juga hakikat meresap rasanya)

Al Qur’an qodim wahyu minulyo … (Al Qur’an qodim wahyu mulia)

Tanpo tinulis biso diwoco … (tanpa ditulis bisa dibaca)

Iku wejangan guru waskito … (itulah petuah guru mumpuni)

Den tancepake ing jero dodo 2X … (ditancapkan di dalam dada)

Kumantil ati lan pikiran … (menempel di hati dan pikiran)

Mrasuk ing badan kabeh jeroan …. (merasuk dalam badan dan seluruh hati)

Mu’jizat Rosul dadi pedoman …. (mukjizat Rosul(Al-Qur’an) jadi pedoman)

Minongko dalan manjinge iman 2 X … (sebagai sarana jalan masuknya iman)

Kelawan Alloh Kang Moho Suci … (Kepada Alloh Yang Maha Suci)

Kudu rangkulan rino lan wengi ….. (harus mendekatkan diri siang dan malam)

Ditirakati diriyadohi … (diusahakan dengan sungguh-sungguh secara ihlas)

Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X … (dzikir dan suluk jangan sampai lupa)

Uripe ayem rumongso aman … (hidupnya tentram merasa aman)

Dununge roso tondo yen iman … (mantabnya rasa tandanya beriman)

Sabar narimo najan pas-pasan … (sabar menerima meski hidupnya pas-pasan)

Kabeh tinakdir saking Pengeran 2X … (semua itu adalah takdir dari Tuhan)

Kelawan konco dulur lan tonggo … (terhadap teman, saudara dan tetangga)

Kang podho rukun ojo dursilo … (yang rukunlah jangan bertengkar)

Iku sunahe Rosul kang mulyo … (itu sunnahnya Rosul yang mulia)

Nabi Muhammad panutan kito 2x …. (Nabi Muhammad tauladan kita)

Ayo nglakoni sakabehane … (ayo jalani semuanya)

Alloh kang bakal ngangkat drajate … (Allah yang akan mengangkat derajatnya)

Senajan asor toto dhohire … (Walaupun rendah tampilan dhohirnya)

Ananging mulyo maqom drajate 2X … (namun mulia maqam derajatnya di sisi Allah)

Lamun palastro ing pungkasane … (ketika ajal telah datang di akhir hayatnya)

Ora kesasar roh lan sukmane … (tidak tersesat roh dan sukmanya)

Den gadang Alloh swargo manggone … (dirindukan Allah surga tempatnya)

Utuh mayite ugo ulese 2X … (utuh jasadnya juga kain kafannya)


ياَ رَسُولَ اللهْ سَلاَمٌ عَلَيْكْ       *          يَا رَفِيْعَ الشَّانِ وَ الدَّرَجِ

عَطْفَةً يَّاجِيْرَةَ الْعَالَمِ       *           يَا أُهَيْلَ الْجُودِ وَالْكَرَمِ

Semoga bermanfaat,

untuk mendengar lagunya klik SYIIR TANPO WATON

TRAWANGAN MATA TERBUKA

23 Maret 2011

“WARNO SALIRO YO DZATING GAIB

SEJATINING WARNO YO TUMATEK ING NETRO”

Laku ilmu bagi pemula:

Puasa sunnah 3 hari dengan niat ikhlas lillahi ta’ala
Selama ritual baca mantra di atas sebanyak 77x setelah shalat
Tutup ritual puasa hari terakhir dengan membaca mantra di atas 177 x jam 12 malam

CARA MELATIH TRAWANGAN MATA TERBUKA

Carilah tempat sunyi seperti kamar, kebun, makam atau dekat sungai.
Duduk bersila konsentrasi lalu anda bakar kan hio gunung kawi 7 batang
Oleskan sedikit minyak misik di kedua tangan anda dan gosokan lalu ibu jari, tangan kanan anda letakkan pada cakra ajna sambil di tekan sedikit
Matikan lampu jika anda di kamar atau carilah tempat gelap jika anda di luar
Baca mantra tersebut berulang ulang dengan penuh penghayatan
Fokuskan energi pada cakra ajna
Pandang lurus ke depan dan niat kan melihat gaib secepat mungkin

Pada beberapa latihan yang di lakukan murid murid kami di padepokan banyak yang melihat sekelebatan sinar atau kepulan asap sebagai salah satu tanda kedatangan gaib. Atau ada yang melihat penampakan tetapi masih kabur atau kurang jelas. Semakin sering anda berlatih semakin cepat anda menguasai ilmu ini. Kunci ilmu ini adalah yakin, ikhlas, sabar, istiqomah niscaya anda akan menemui keberhasilan, semoga sukses dan selamat berlatih.. biidznillah wa ri ridholillah amin.

@Wongsejati.2011

WAHYU YANG GAIB (FUTUH AL GHAIB) SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

23 Maret 2011

Untuk menambah perbendaharaan pengetahuan kita tentang kebatinan Islam (tasawuf), pada kesempatan kali ini akan dipaparkan perkataan Syekh Abdul Qadir Al Jilani yang tersebar dalam buku-bukunya. Akan kami mulai dengan biografi dilanjutkan dengan perkataan beliau di dalam buku “Futuh Al Ghaib”.

BIOGRAFI
Sulthanul Auliya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Rahimahullah, (bernama lengkap Muhyi al Din Abu Muhammad Abdul Qadir ibn Abi Shalih Al-Jailani). Lahir di Jailan atau Kailan tahun 470 H/1077 M kota Baghdad sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata al Jailani atau al Kailani. Biografi beliau dimuat dalam Kitab الذيل على طبق الحنابلة Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab al Hambali. Ia wafat pada hari Sabtu malam, setelah magrib, pada tanggal 9 Rabiul akhir di daerah Babul Azajwafat di Baghdad pada 561 H/1166 M. Bila dirunut ke atas dari nasabnya, beliau masih keturunan Rasulallah Muhammad SAW dari Hasan bin Ali ra, yaitu Abu Shalih Sayidi Muhammad Abdul Qadir bin Musa bin Abdullah bin Yahya Az-zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa Al-Jun bin Abdullah Al-Mahdi bin Hasan Al-Mutsana bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra.

Masa Muda

Dalam usia 8 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al Ghazali. Di Baghdad beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein al Farra’ dan juga Abu Sa’ad al Muharrimi. Belaiu menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama. Dengan kemampuan itu, Abu Sa’ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memberikan nasehat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang bertaubat setelah mendengar nasehat beliau. Banyak pula orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang menimba ilmu di sekolah beliau hingga sekolah itu tidak mampu menampung lagi.

Murid-Murid

Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam, Syeikh Qudamah, penyusun kitab fiqh terkenal al Mughni.

Perkataan Ulama tentang Beliau

Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama beliau selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani sampai beliau meninggal dunia. (Siyar A’lamin Nubala XX/442).

Syeikh Ibnu Qudamah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir menjawab, ”Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Ia menempatkan kami di sekolahnya. Ia sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Ia senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.”

Beliau adalah seorang yang berilmu, beraqidah Ahlu Sunnah, dan mengikuti jalan Salaf al Shalih. Belaiau dikenal pula banyak memiliki karamah. Tetapi, banyak (pula) orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, tariqah (tarekat/jalan) yang berbeda dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya. Di antaranya dapat diketahui dari pendapat Imam Ibnu Rajab.

Tentang Karamahnya

Syeikh Abdul Qadir al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh para syeikh, ulama, dan ahli zuhud. Ia banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi, ada seorang yang bernama al Muqri’ Abul Hasan asy Syathnufi al Mishri (nama lengkapnya adalah Ali Ibnu Yusuf bin Jarir al Lakhmi asy Syathnufi) yang mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir al Jailani dalam tiga jilid kitab. Al Muqri’ lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H. Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya).

“Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia menceritakan yang dia dengar”, demikian kata Imam Ibnu Rajab. “Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk berpegang dengannya, sehingga aku tidak meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh dari agama dan akal, kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas, seperti kisah Syeikh Abdul Qadir menghidupkan ayam yang telah mati, dan sebagainya. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani rahimahullah.”

Kemudian didapatkan pula bahwa al Kamal Ja’far al Adfwi (nama lengkapnya Ja’far bin Tsa’lab bin Ja’far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal al Adfawi), seorang ulama bermadzhab Syafi’i. Ia dilahirkan pada pertengahan bulan Sya’ban tahun 685 H dan wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi beliau dimuat oleh al Hafidz di dalam kitab Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452. al Kamal menyebutkan bahwa asy Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.(Dinukil dari kitab At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah as Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.).

Karya

Imam Ibnu Rajab juga berkata, ”Syeikh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah.”

Karya beliau, antara lain :
al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
Futuhul Ghaib.

Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.

Beberapa Ajaran Beliau

Sam’ani berkata, ” Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Ia seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau.” Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A’lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut,”Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.”

Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan beliau mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, ”Intinya Syeikh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman ). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau.”( Siyar XX/451 ). Imam Adz Dzahabi juga berkata, ” Tidak ada seorangpun para kibar masyasyeikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi“.

Syeikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil,hal.136, ” Aku telah mendapatkan aqidah beliau ( Syeikh Abdul Qadir Al Jaelani ) di dalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka aku mengetahui bahwa dia sebagai seorang Salafi. Ia menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Ia juga membantah kelompok-kelompok Syi’ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf.” (At Tashawwuf Fii Mizanil Bahtsi Wat Tahqiq, hal. 509, karya Syeikh Abdul Qadir bin Habibullah As Sindi, Penerbit Darul Manar, Cet. II, 8 Dzulqa’dah 1415 H / 8 April 1995 M.)

Inilah tentang beliau secara ringkas. Seorang ‘alim Salafi, Sunni, tetapi banyak orang yang menyanjung dan membuat kedustaan atas nama beliau. Sedangkan beliau berlepas diri dari semua kebohongan itu. Wallahu a’lam bishshawwab.

Awal Kemasyhuran

Al-Jaba’i berkata bahwa Syeikh Abdul Qadir pernah berkata kepadanya, “Tidur dan bangunku sudah diatur. Pada suatu saat dalam dadaku timbul keinginan yang kuat untuk berbicara. Begitu kuatnya sampai aku merasa tercekik jika tidak berbicara. Dan ketika berbicara, aku tidak dapat menghentikannya. Pada saat itu ada dua atau tiga orang yang mendengarkan perkataanku. Kemudian mereka mengabarkan apa yang aku ucapkan kepada orang-orang, dan merekapun berduyun-duyun mendatangiku di masjid Bab Al-Halbah. Karena tidak memungkinkan lagi, aku dipindahkan ke tengah kota dan dikelilingi dengan lampu. Orang-orang tetap datang di malam hari dengan membawa lilin dan obor hingga memenuhi tempat tersebut. Kemudian, aku dibawa ke luar kota dan ditempatkan di sebuah mushalla. Namun, orang-orang tetap datang kepadaku, dengan mengendarai kuda, unta bahkan keledai dan menempati tempat di sekelilingku. Saat itu hadir sekitar 70 orang para wali radhiallahu ‘anhum.

Kemudian, Syeikh Abdul Qadir melanjutkan, “Aku melihat Rasulallah SAW sebelum dzuhur, beliau berkata kepadaku, “anakku, mengapa engkau tidak berbicara?”. Aku menjawab, “Ayahku, bagaimana aku yang non arab ini berbicara di depan orang-orang fasih dari Baghdad?”. Ia berkata, “buka mulutmu”. Lalu, beliau meniup 7 kali ke dalam mulutku kemudian berkata, ”bicaralah dan ajak mereka ke jalan Allah dengan hikmah dan peringatan yang baik”. Setelah itu, aku shalat dzuhur dan duduk serta mendapati jumlah yang sangat luar biasa banyaknya sehingga membuatku gemetar. Kemudian aku melihat Ali r.a. datang dan berkata, “buka mulutmu”. Ia lalu meniup 6 kali ke dalam mulutku dan ketika aku bertanya kepadanya mengapa beliau tidak meniup 7 kali seperti yang dilakukan Rasulallah SAW, beliau menjawab bahwa beliau melakukan itu karena rasa hormat beliau kepada Rasulallah SAW. Kemudian, aku berkata, “Pikiran, sang penyelam yang mencari mutiara ma’rifah dengan menyelami laut hati, mencampakkannya ke pantai dada , dilelang oleh lidah sang calo, kemudian dibeli dengan permata ketaatan dalam rumah yang diizinkan Allah untuk diangkat”. Ia kemudian menyitir, “Dan untuk wanita seperti Laila, seorang pria dapat membunuh dirinya dan menjadikan maut dan siksaan sebagai sesuatu yang manis.”

Dalam beberapa manuskrip didapatkan bahwa Syeikh Abdul Qadir berkata, ”Sebuah suara berkata kepadaku saat aku berada di pengasingan diri, “kembali ke Baghdad dan ceramahilah orang-orang”. Aku pun ke Baghdad dan menemukan para penduduknya dalam kondisi yang tidak aku sukai dan karena itulah aku tidak jadi mengikuti mereka”. “Sesungguhnya” kata suara tersebut, “Mereka akan mendapatkan manfaat dari keberadaan dirimu”. “Apa hubungan mereka dengan keselamatan agamaku/keyakinanku” tanyaku. “Kembali (ke Baghdad) dan engkau akan mendapatkan keselamatan agamamu” jawab suara itu.

Aku pun membuat 70 perjanjian dengan Allah. Di antaranya adalah tidak ada seorang pun yang menentangku dan tidak ada seorang muridku yang meninggal kecuali dalam keadaan bertaubat. Setelah itu, aku kembali ke Baghdad dan mulai berceramah.

Beberapa Kejadian Penting

Suatu ketika, saat aku berceramah aku melihat sebuah cahaya terang benderang mendatangi aku. “Apa ini dan ada apa?” tanyaku. “Rasulallah SAW akan datang menemuimu untuk memberikan selamat” jawab sebuah suara. Sinar tersebut semakin membesar dan aku mulai masuk dalam kondisi spiritual yang membuatku setengah sadar. Lalu, aku melihat Rasulallah SAW di depan mimbar, mengambang di udara dan memanggilku, “Wahai Abdul Qadir”. Begitu gembiranya aku dengan kedatangan Rasalullah SAW, aku melangkah naik ke udara menghampirinya. Ia meniup ke dalam mulutku 7 kali. Kemudian Ali datang dan meniup ke dalam mulutku 3 kali. “Mengapa engkau tidak melakukan seperti yang dilakukan Rasulallah SAW?” tanyaku kepadanya. “Sebagai rasa hormatku kepada Rasalullah SAW” jawab beliau.

Rasulallah SAW kemudian memakaikan jubah kehormatan kepadaku. “apa ini?” tanyaku. “Ini” jawab Rasulallah, “adalah jubah kewalianmu dan dikhususkan kepada orang-orang yang mendapat derajad Qutb dalam jenjang kewalian”. Setelah itu, aku pun tercerahkan dan mulai berceramah.

Saat Nabi Khidir As. Datang hendak mengujiku dengan ujian yang diberikan kepada para wali sebelumku, Allah membukakan rahasianya dan apa yang akan dikatakannya kepadaku. Aku berkata kepadanya, ”Wahai Khidir, apabila engkau berkata kepadaku, “Engkau tidak akan sabar kepadaku”, aku akan berkata kepadamu, “Engkau tidak akan sabar kepadaku”. “Wahai Khidir, Engkau termasuk golongan Israel sedangkan aku termasuk golongan Muhammad, inilah aku dan engkau. Aku dan engkau seperti sebuah bola dan lapangan, yang ini Muhammad dan yang ini ar Rahman, ini kuda berpelana, busur terentang dan pedang terhunus.”

Al-Khattab pelayan Syeikh Abdul Qadir meriwayatkan bahwa suatu hari ketika beliau sedang berceramah tiba-tiba beliau berjalan naik ke udara dan berkata, “Hai orang Israel, dengarkan apa yang dikatakan oleh kaum Muhammad” lalu kembali ke tempatnya. Saat ditanya mengenai hal tersebut beliau menjawab, ”Tadi Abu Abbas Al-Khidir As lewat dan aku pun berbicara kepadanya seperti yang kalian dengar tadi dan ia berhenti”.

Hubungan Guru dan Murid

Guru dan teladan kita Syeikh Abdul Qadir berkata, ”Seorang Syeikh tidak dapat dikatakan mencapai puncak spiritual kecuali apabila 12 karakter berikut ini telah mendarah daging dalam dirinya.
1. Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadi seorang yang sattar (menutup aib) dan ghaffar (pemaaf).
2. Dua karakter dari Rasulullah SAW yaitu penyayang dan lembut.
3. Dua karakter dari Abu Bakar yaitu jujur dan dapat dipercaya.
4. Dua karakter dari Umar yaitu amar ma’ruf nahi munkar.
5. Dua karakter dari Utsman yaitu dermawan dan bangun (tahajjud) pada waktu orang lain sedang tidur.
6. Dua karakter dari Ali yaitu alim (cerdas/intelek) dan pemberani.

Masih berkenaan dengan pembicaraan di atas dalam bait syair yang dinisbatkan kepada beliau dikatakan:

Bila lima perkara tidak terdapat dalam diri seorang syeikh maka ia adalah Dajjal yang mengajak kepada kesesatan.

Dia harus sangat mengetahui hukum-hukum syariat dzahir, mencari ilmu hakikah dari sumbernya, hormat dan ramah kepada tamu, lemah lembut kepada si miskin, mengawasi para muridnya sedang ia selalu merasa diawasi oleh Allah.

Syeikh Abdul Qadir juga menyatakan bahwa Syeikh al Junaid mengajarkan standar al Quran dan Sunnah kepada kita untuk menilai seorang syeikh. Apabila ia tidak hafal al Quran, tidak menulis dan menghafal Hadits, dia tidak pantas untuk diikuti.

Menurut saya (penulis buku) yang harus dimiliki seorang syeikh ketika mendidik seseorang adalah dia menerima si murid untuk Allah, bukan untuk dirinya atau alasan lainnya. Selalu menasihati muridnya, mengawasi muridnya dengan pandangan kasih. Lemah lembut kepada muridnya saat sang murid tidak mampu menyelesaikan riyadhah. Dia juga harus mendidik si murid bagaikan anak sendiri dan orang tua penuh dengan kasih dan kelemahlembutan dalam mendidik anaknya. Oleh karena itu, dia selalu memberikan yang paling mudah kepada si murid dan tidak membebaninya dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukannya. Dan setelah sang murid bersumpah untuk bertobat dan selalu taat kepada Allah baru sang syaikh memberikan yang lebih berat kepadanya. Sesungguhnya bai’at bersumber dari hadits Rasulullah SAW ketika beliau mengambil bai’at para sahabatnya.

Kemudian dia harus mentalqin si murid dengan zikir lengkap dengan silsilahnya. Sesungguhnya Ali ra. bertanya kepada Rasulallah SAW, “Wahai Rasulallah, jalan manakah yang terdekat untuk sampai kepada Allah, paling mudah bagi hambanya dan paling afdhal di sisi-Nya. Rasulallah berkata, “Ali, hendaknya jangan putus berzikir (mengingat) kepada Allah dalam khalwat (kontemplasinya)”. Kemudian, Ali ra. kembali berkata, “Hanya demikiankah fadhilah zikir, sedangkan semua orang berzikir”. Rasulullah berkata, “Tidak hanya itu wahai Ali, kiamat tidak akan terjadi di muka bumi ini selama masih ada orang yang mengucapkan ‘Allah’, ‘Allah’. “Bagaimana aku berzikir?” tanya Ali. Rasulallah bersabda, “Dengarkan apa yang aku ucapkan. Aku akan mengucapkannya sebanyak tiga kali dan aku akan mendengarkan engkau mengulanginya sebanyak tiga kali pula”. Lalu, Rasulallah berkata, “Laa Ilaaha Illallah” sebanyak tiga kali dengan mata terpejam dan suara keras. Ucapan tersebut di ulang oleh Ali dengan cara yang sama seperti yang Rasulullah lakukan. Inilah asal talqin kalimat Laa Ilaaha Illallah. Semoga Allah memberikan taufiknya kepada kita dengan kalimat tersebut.

Syeikh Abdul Qadir berkata, ”Kalimat tauhid akan sulit hadir pada seorang individu yang belum di talqin dengan zikir bersilsilah kepada Rasullullah oleh mursyidnya saat menghadapi sakaratul maut”.

Karena itulah Syeikh Abdul Qadir selalu mengulang-ulang syair yang berbunyi: Wahai yang enak diulang dan diucapkan (kalimat tauhid) jangan engkau lupakan aku saat perpisahan (maut).

Lain-Lain

Kesimpulannya beliau adalah seorang ‘ulama besar. Apabila sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjung-nyanjungnya dan mencintainya, maka itu adalah suatu kewajaran. Bahkan suatu keharusan. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau di atas Rasulullah shollallahu’alaihi wasalam, maka hal ini merupakan kekeliruan yang fatal. Karena Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasalam adalah rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul. Derajatnya tidak akan terkalahkan di sisi Allah oleh manusia manapun. Adapun sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syeikh Abdul Qadir sebagai wasilah (perantara) dalam do’a mereka, berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah, kecuali dengan perantaranya. Ini juga merupakan kesesatan. Menjadikan orang yang meninggal sebagai perantara, maka tidak ada syari’atnya dan ini diharamkan. Apalagi kalau ada orang yang berdo’a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do’a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak diberikan kepada selain Allah. Allah melarang mahluknya berdo’a kepada selain Allah. “Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. (QS. Al-Jin: 18)”

Jadi sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk memperlakukan para ‘ulama dengan sebaik mungkin, namun tetap dalam batas-batas yang telah ditetapkan syari’ah. Akhirnya mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita sehingga tidak tersesat dalam kehidupan yang penuh dengan fitnah ini.

Pada tahun 521 H/1127 M, dia mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada masyarakat sampai dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun Syeikh Abdul Qadir menghabiskan waktunya sebagai pengembara sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang didirikan sejak 521 H sampai wafatnya di tahun 561 H. Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam (611 H/1214 M). Juga dipimpin anak kedua Syeikh Abdul Qadir, Abdul Razaq (528-603 H/1134-1206 M), sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H/1258 M.

Syeikh Abdul Qadir juga dikenal sebagai pendiri sekaligus penyebar salah satu tarekat terbesar didunia bernama Tarekat Qodiriyah. (sumber: wikipedia)

FUTUH AL-GHAIB (WAHYU YANG GAIB)

WACANA KETUJUH FUTUH AL-GHAIB

“Menghapus peduli dari hati/qalb”

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Langkah keluar dari diri Anda sendiri dan menjaga jarak darinya. Praktek lepas dari posesif Anda, dan menyerahkan segalanya kepada Allah. Menjadi penjaga pintu-Nya di pintu hati Anda, mematuhi perintah-Nya dengan mengakui orang-orang Dia menginstruksikan Anda untuk mengakui, dan menghormati larangan-Nya dengan menutup keluar yang Dia menginstruksikan Anda untuk berpaling, sehingga Anda tidak membiarkan semangat kembali ke dalam hatimu setelah telah diusir. Gairah adalah diusir dari jantung oleh perlawanan untuk itu dan penolakan untuk mengikuti dorongan tersebut, apa pun keadaan, sementara kepatuhan dan persetujuan memungkinkan untuk mendapatkan entri. Jadi jangan menggunakan apapun akan terlepas dari kehendak-Nya, untuk yang lain adalah keinginan Anda sendiri, dan bahwa adalah Lembah pondok, di mana kematian dan kehancuran menanti Anda, dan jatuh dari pandangan Allah dan menjadi terpencil dari-Nya. Selalu menjaga perintah-Nya, selalu menghormati larangan-Nya, dan selalu tunduk kepada apa yang telah Dia tetapkan. Jangan persekutukan Dia dengan bagian manapun dari ciptaan-Nya. Anda akan, gairah hidup Anda dan selera duniawi milik Anda semua ciptaan-Nya, sehingga menahan diri dari memanjakan salah satu dari mereka agar Anda menjadi seorang politeis. Allah (Maha Suci Allah) mengatakan:

Siapa yang mengharapkan untuk bertemu Tuhannya, biarkan dia melakukan pekerjaan orang benar, dan membuat pengikut tidak ada dalam menyembah kepada Tuhan haknya. (18:110)

Politeisme [syirik] bukan hanya penyembahan berhala. Hal ini juga politeisme keinginan untuk menghasilkan gairah Anda sendiri, dan untuk menyamakan Tuhan dengan sesuatu apapun selain Allah Anda, baik itu di dunia ini dan isinya atau di akhirat dan apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang selain Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) adalah selain Dia, sehingga ketika Anda mengandalkan apapun selain Dia Anda mengasosiasikan sesuatu yang lain dengan-Nya (Maha Esa dan Agung adalah Dia). Oleh karena itu berhati-hati dan tidak santai menjaga Anda, menjadi takut dan tidak mengembangkan rasa aman, dan menjaga akal Anda tentang Anda sehingga Anda tidak menjadi ceroboh dan puas.

Jangan atribut negara bagian atau stasiun kepada diri sendiri, dan tidak memiliki pretensi ke hal-hal seperti itu. Jika Anda diberi keadaan khusus, atau meningkat ke stasiun tertentu, tidak menjadi diidentifikasi dengan cara apapun sama sekali, karena Allah setiap hari tentang bisnis tertentu, mempengaruhi perubahan dan transformasi. Dia mungkin campur antara manusia dan hatinya, sehingga memisahkan Anda dari apa yang Anda telah mengaku menjadi sendiri, dan membuat Anda berbeda dari apa yang telah dibayangkan kondisi Anda tetap dan permanen. Anda kemudian akan malu di hadapan orang-orang yang Anda membuat klaim seperti itu, sehingga Anda lebih baik menjaga hal-hal untuk diri sendiri dan tidak menyampaikan kepada orang lain. Jika sesuatu tidak membuktikan stabil dan abadi, mengakui itu sebagai hadiah, berdoa untuk kasih karunia yang akan bersyukur, dan tetap tak terlihat. Tapi bahkan jika ternyata sebaliknya, ia masih akan membawa kemajuan dalam pengetahuan dan pemahaman, pencerahan, kewaspadaan dan disiplin. Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) mengatakan:

Seperti ayat-ayat Kami sebagaimana Kami telah membatalkan atau menyebabkan dilupakan, Kami ganti dengan yang lebih baik atau sebagai yang baik. Apakah kamu tidak tahu bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (2:106)

Jadi, jangan meremehkan tingkat kekuasaan Allah, tidak memiliki keraguan tentang perencanaan-Nya dan manajemen-Nya, dan tidak pernah meragukan janji-Nya. Ambil sebagai model Anda contoh baik yang ditetapkan oleh Rasulullah (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian). Dia mengalami pembatalan ayat dan bab wahyukan kepadanya, diadopsi dalam praktek, dibacakan dalam relung [masjid], dan ditulis dalam buku-buku, seperti mereka telah ditarik dan diubah dan diganti oleh orang lain, Nabi diberkati dipindahkan untuk menerima wahyu baru. Ini berlaku untuk dispensasi luar hukum. Adapun aspek batin, pengetahuan dan keadaan rohani yang berpengalaman dalam hubungan sendiri dengan Allah, ia biasa berkata: “Hatiku akan dilapisi dengan karat, jadi aku mohon ampun kepada Allah tujuh puluh kali setiap hari” (“seratus kali,” menurut untuk laporan lain).

Nabi (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian) akan pindah dari satu negara menjadi lain, dan dibuat untuk melintasi stasiun kedekatan ilahi dan lingkup yang gaib. Jubah cahaya dianugerahkan kepadanya sudah diubah sebagai ia berkembang, sehingga setiap tahap baru akan membuat sebelumnya tampak gelap, dirusak oleh kekurangan dan penghormatannya tidak memadai pedoman. Dengan demikian, ia dilatih untuk praktek berdoa untuk pengampunan, karena itu adalah keadaan terbaik untuk melayani dan pertobatan konstan, karena ini melibatkan pengakuan dosa dan kekurangan sifat-sifat manusia yang diwariskan dari Adam (saw), ayah dari manusia.

Ketika kemurnian keadaan rohani Adam diwarnai dengan melupakan janji dan perjanjian, ia ingin tinggal selamanya di tempat tinggal perdamaian, di sekitar Tuhan Yang Maha Pemurah dan Pemurah Teman, dikunjungi oleh para malaikat yang mulia dengan ucapan dan salam, tapi dirinya-akan datang untuk dihubungkan dengan kehendak Kebenaran. Itu kehendak-Nya karena itu rusak, bahwa negara menghilang, bahwa keintiman menjadi remote, stasiun yang rusak, lampu-lampu yang redup, dan kemurnian yang manja. Lalu ini memilih salah satu Tuhan Yang Maha Pemurah pulih kesadarannya dan mengingatkan. Setelah diperintahkan dalam pengakuan dosa dan lupa, dan dilatih dalam pengakuan, ia berkata: “Ya Tuhan kami Kami telah menganiaya diri kita sendiri.! Jika Anda tidak mengampuni kami, dan kasihanilah kami, kami akan pasti diantara mereka yang terhilang!” (7:23).

Kemudian datang kepadanya cahaya pedoman, pengetahuan dan pemahaman dalam pertobatan dan manfaat yang tersembunyi, tapi untuk yang sesuatu yang sebelumnya misterius tidak akan menjadi nyata. Itu akan lama digantikan dengan yang berbeda, dan negara asli oleh lain. Ia menerima konsekrasi tertinggi, dan istirahat di dunia ini dan kemudian di akhirat, karena dunia ini menjadi rumah untuk dia dan keturunannya, dan akhirat mereka berlindung dan tempat istirahat kekal.

Dalam Rasulullah dan sahabat favorit, karena itu, seperti ayahnya Adam, Terpilih Allah, nenek moyang semua penuh kasih sayang dan teman-teman, Anda memiliki contoh untuk mengikuti mengakui kesalahan dan berdoa untuk pengampunan dalam semua keadaan.

WACANA KEDELAPAN FUTUH AL-GHAIB

Gambaran dekat kepada Allah

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Bila Anda berada dalam kondisi tertentu, jangan berusaha untuk pertukaran lain, entah lebih tinggi atau lebih rendah. Jika Anda berada di pintu gerbang istana Raja, oleh karena itu, tidak mencari pengakuan ke istana itu sendiri sampai Anda diwajibkan untuk memasukkan, karena paksaan dan bukan atas kemauannya sendiri. Dengan keharusan Maksudku perintah, keras-menerus diulang. Jangan puas diri dengan izin hanya untuk masuk, karena ini mungkin hanya trik dan penipuan pada bagian Raja. Anda bukan harus menunggu dengan sabar sampai Anda dipaksa untuk masuk, sehingga masuk ke dalam istana akan melalui paksaan murni dan nikmat karunia dari Raja. Kemudian, karena tindakan itu sendiri Raja, Dia tidak akan menghukum Anda untuk itu. Jika hukuman apapun dijatuhkan kepada Anda, hanya akan terjadi karena motivasi yang salah Anda, keserakahan, ketidaksabaran, uncouthness dan ketidakpuasan dengan situasi di mana Anda telah ditempatkan. Ketika Anda memperoleh hak masuk ke istana, karena itu Anda harus menundukkan kepala Anda dalam keheningan, mata Anda tetap tertunduk rendah hati dan pikiran perilaku Anda saat Anda melakukan tugas dan layanan diberikan kepada Anda, tanpa mencari promosi ke puncak tertinggi. Perhatikan kata Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia):

Strain tidak mata Anda terhadap apa yang telah Kami berikan untuk beberapa pasangan antara mereka untuk menikmati-bunga kehidupan dunia ini, bahwa Kami sehingga dapat menempatkan mereka untuk menguji. Ketentuan Tuhan Anda adalah lebih baik dan lebih kekal. (20:131)

Ini adalah peringatan oleh yang dipilih-Nya Ia memerintahkan Nabi (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian) tentang perhatian ke kondisi saat seseorang dan kepuasan dengan hadiah yang diterima. Mengutip kata-Nya, “Tuhan penyediaan Anda adalah lebih baik dan lebih kekal,” Ia berkata: “Apa yang saya berikan kepada Anda di jalan kabar baik, kenabian, pengetahuan, kepuasan, kesabaran, perwalian agama dan dukungan kuat di dalamnya -semua ini adalah lebih pas dan tepat dari apa yang telah saya berikan [kepada orang lain]. “

Jadi, semua terletak baik dalam memperhatikan kondisi yang ada seseorang, dalam konten yang dengan itu dan berhenti mendambakan setelah alternatif, untuk itu hanya dapat bahwa sesuatu adalah milikmu oleh banyak atau diperuntukkan untuk yang lain, kecuali milik siapa-siapa dan Allah telah menciptakan hanya sebagai percobaan. Jika diperuntukkan bagi Anda, itu akan datang kepada Anda, suka atau tidak. Setiap menampilkan perilaku tidak pantas dan keserakahan dalam mengejar karenanya akan tidak tepat pada bagian Anda, dengan tidak ada dalam pengetahuan atau alasan untuk memuji itu. Jika ditakdirkan untuk orang lain, cadangan sendiri upaya sia-sia mengejar sesuatu yang tidak bisa dan yang tidak akan pernah datang kepada Anda. Jika hanya cobaan, tidak ditakdirkan menjadi milik siapa pun, bagaimana mungkin orang yang cerdas merasa berharga untuk melanjutkan hal seperti itu dan berusaha mendapatkan untuk dirinya sendiri? Jadi, terbukti bahwa semua yang baik dan keselamatan terletak pada benar menghadiri ke kondisi saat seseorang.

Bila Anda dipromosikan ke ruang atas, dan kemudian ke atap, Anda harus mengamati semua sopan santun perilaku yang tenang dan sopan yang telah disebutkan. Bahkan Anda harus melipatgandakan usaha Anda dalam hal tersebut, karena Anda sekarang lebih dekat dengan Raja dan lebih dekat dengan bahaya. Jadi, jangan berharap untuk suatu perubahan keadaan baik oleh promosi atau penurunan pangkat, dan keinginan tidak permanen dan kontinuitas maupun perubahan dalam kondisi yang ada. Anda seharusnya tidak memiliki pilihan degil apapun, karena yang akan berjumlah tidak bersyukur untuk berkat-berkat ini, dan tidak berterima kasih kepadanya membawa aib yang bersalah padanya, di dunia dan akhirat.

Biarkan tindakan Anda selalu seperti yang telah kita katakan kepada Anda, sampai Anda dipromosikan ke posisi yang akan menjadi stasiun permanen untuk Anda, dari mana Anda tidak akan terhapus. Anda kemudian akan mengenalinya sebagai hadiah, jelas dan jelas, sehingga menempel untuk itu dan jangan lepaskan. ] Orang-orang kudus Biasa awliya [‘telah menyatakan berubah, sedangkan stasiun permanen milik Abdal.

Allah bertanggung jawab atas bimbingan Anda!

WACANA KESEPULUH FUTUH AL-GHAIB

Pada diri dan negara nya

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Ada Allah, dan ada diri Anda sendiri [nafsuka], dan Anda harus mengatasi situasi. Diri adalah lawan dan musuh Allah. Segala sesuatu tunduk kepada Allah, dan benar-benar milik diri-Nya sebagai makhluk dan milik, tetapi menghibur diri praduga dan aspirasi terikat dengan selera keinginan duniawi dan sensual. Jadi, jika Anda sekutu diri dengan kebenaran ilahi dalam oposisi dan permusuhan terhadap diri sendiri, Anda akan demi Allah musuh untuk diri Anda sendiri. Sebagaimana Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) berkata kepada Daud (saw): “Hai Daud, aku mendukung sangat diperlukan Anda, sehingga berpegang teguh untuk mendukung Anda Benar perbudakan berarti musuh untuk diri Anda sendiri..”

Saat itulah persahabatan dan penghambaan kepada Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) akan dikonfirmasi dalam realitas. Semua yang disediakan untuk Anda kemudian akan datang kepada Anda untuk kesenangan dan kesenangan. Anda akan diselenggarakan untuk menghormati dan menghargai, dan segala sesuatu akan siap melayani Anda dengan martabat dan rasa hormat, karena mereka semua tunduk kepada Tuhan mereka dan sesuai dengan Dia, karena Dia adalah Pencipta mereka dan Originator dan mereka mengakui perbudakan mereka untuk Nya. Allah (Maha Suci Allah) mengatakan:

Tidak ada hal yang tidak merayakan memuji-Nya, tetapi Anda tidak mengerti perayaan mereka. (17:44)

[Lalu Dia berbalik ke langit ketika] asap dan berkata kepada pohon itu dan bumi: “Datanglah kamu berdua dengan sukarela atau terpaksa.” Mereka berkata: “Kami datang, patuh.” (41:11)

Jadi semua perbudakan-perbudakan-terdiri dalam menentang diri Anda sendiri. Allah (Maha Suci Allah) mengatakan:

Ikuti tidak menginginkan, jangan sampai menyesatkanmu dari jalan Allah. (38:26)

Untuk Daud (damai padanya) Dia berkata:

Melepaskan hasrat gairah Anda, karena itu adalah menjengkelkan.

Ada juga kisah terkenal Abu Yazid Al-Bistamii (semoga Allah kasihanilah dia). Ketika ia melihat Tuhan Yang Maha Esa dalam mimpi, ia bertanya kepada-Nya: “Bagaimana saya dapat menemukan cara untuk Anda?” Tuhan berkata: “Abaikan diri Anda dan datang ke sini!” Sebagai tanggapan, Saint memberitahu kita: “Aku menumpahkan saya sendiri sebagai sloughs ular dari kulitnya.”

Jadi, semua yang baik terletak pada melancarkan perang total melawan diri dalam semua keadaan. Jika Anda berada dalam keadaan pengabdian benar, karena itu, Anda harus menentang diri dengan tidak terlibat dengan orang, apakah perilaku mereka melanggar hukum, hanya meragukan atau bahkan bermaksud baik, tidak tergantung atau bergantung pada mereka, tidak takut mereka dan tidak menjepit ada harapan pada mereka, dan tidak mengingini apapun keuntungan duniawi mereka dapat menikmati. Jangan meminta hadiah dari mereka dalam bentuk hadiah, dari sedekah atau amal, atau persembahan nazar. Singkirkan semua kepentingan mereka dan dalam masalah materi ke titik di mana, jika Anda memiliki relatif kaya, Anda tidak akan ingin dia mati sehingga Anda dapat mewarisi kekayaannya. Memisahkan diri dari makhluk dalam kesungguhan semua. Menganggap mereka sebagai pintu yang berayun terbuka dan menutup, atau pohon yang kadang berbuah dan pada waktu lain adalah tandus, semua sesuai dengan tindakan seorang Pelaku dan manajemen dari suatu Perencana, yaitu Allah (Agung dan Maha Suci Allah ), sehingga Anda mungkin salah satu yang menegaskan Kesatuan Tuhan.

Pada saat yang sama, namun, kami tidak boleh melupakan peran yang tepat usaha manusia, untuk menghindari berlangganan dengan ajaran fatalistik dari Jabariyya. Percayalah bahwa tidak ada tindakan manusia tercapai tanpa Allah. Jangan menyembah makhluk-Nya dan melupakan Allah, dan tidak mempertahankan bahwa tindakan kita yang independen terhadap Allah, untuk itu akan membuat Anda kafir, pelanggan dengan doktrin ekstrim [bebas-akan dari Qadariyya] .* Anda lebih harus menegaskan bahwa tindakan kita milik Allah dalam titik penciptaan, dan untuk hamba-Nya di titik ‘akuisisi’] kasb [, ini menjadi pernyataan Islam tradisional pada subyek balasan dengan pahala atau hukuman.

Taatilah perintah Allah dalam berurusan dengan sesama makhluk. Jauhkan dari mereka apa yang saham dialokasikan Anda dengan perintah-Nya, tapi jangan melampaui batas ini. keputusan Allah dalam hal ini akan dikenakan pada Anda dan pada mereka, jadi jangan menjadi hakim sendiri. Anda bersama mereka adalah Keputusan takdir, dan takdir yang terselubung dalam kegelapan, sehingga kegelapan yang mengekspos ke Lampu, arti Kitab Allah dan praktik teladan [Sunnah] dari Rasul-Nya (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian). Jangan melangkah keluar kedua. Jika ide beberapa terjadi kepada Anda, atau jika Anda menerima inspirasi, periksa terhadap Kitab dan Sunnah.

Dengan kriteria ini, Anda mungkin menemukan bahwa ide atau gagasan terinspirasi dinyatakan melanggar hukum. Anggaplah, misalnya, Anda telah menerima indikasi untuk berzina, untuk praktek riba, mendampingi dengan karakter bermoral dan tidak bermoral, atau berperilaku dalam beberapa cara lain berdosa. Ini, Anda harus menolak, menolak, menolak untuk menerima dan menahan diri dari bertindak keluar. Jadilah yakin bahwa itu adalah dari setan yang terkutuk.

Mungkin apa yang Anda temukan akan ada lisensi, seperti yang diberikan kepada selera normal untuk makanan, minuman, pakaian atau perkawinan. Ini Anda juga harus menolak dan menolak untuk menerima, mengakui bahwa usulan itu berasal dari diri yang lebih rendah dan cravings hewan, yang Anda berada di bawah perintah untuk menentang dan memerangi.

Bisa juga terjadi bahwa Anda menemukan apa pun di Buku dan Sunnah untuk menunjukkan bahwa apa yang telah terjadi kepada Anda adalah dengan salah satu larangan atau lisensi. Mungkin itu adalah sesuatu yang Anda bingung untuk memahami, seperti dorongan mendorong Anda untuk pergi ke anu tempat untuk bertemu dengan orang baik tertentu, meskipun Anda punya apa-apa untuk mendapatkan sana atau dari orang baik yang bersangkutan, karena Anda kebutuhan sudah diurus melalui pengetahuan dan hikmat Allah telah berikan kepada Anda dengan ramah. Dalam kasus seperti ini, Anda harus berhenti dan tidak bereaksi segera. Alih-alih mengatakan, “Ini merupakan inspirasi dari Kebenaran [al-Haqq] (Agung dan Maha Suci Allah), jadi saya harus bertindak atasnya,” lebih memilih untuk menunggu untuk kepentingan potensi penuh. Kebenaran ilahi bekerja sedemikian rupa sehingga] [inspirasi Ilham akan diperjelas melalui pengulangan, dan Anda akan diberi tahu apa langkah yang harus diambil. Untuk orang dengan [pengetahuan ‘ilm] Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), tanda akan menyatakan dirinya, dimengerti hanya untuk orang-orang kudus pemahaman matang dan dikonfirmasi Abdal.

Alasan untuk tidak terburu-buru untuk bertindak adalah bahwa Anda tidak tahu konsekuensi dan tujuan akhir urusan, maupun jerat dan jebakan itu berisi, dengan cerdik tes yang dibuat oleh Allah. Jadi pasien sampai Dia adalah salah satu bekerja di dalam Anda. Bila tindakan yang benar-benar dilucuti diri, dan Anda ditanggung menuju tujuan itu, Anda akan dilakukan dengan aman melalui persidangan yang masih mungkin Anda hadapi, karena Allah (Maha Suci Allah) tidak akan menghukum Anda untuk melakukan sendiri; hukuman tidak dapat berlaku bagi Anda, kecuali Anda terlibat secara pribadi.

Jika Anda berada dalam keadaan realitas [Haqiqa], yang merupakan keadaan kesucian [] wilaya, Anda harus menentang gairah hidup Anda dan mematuhi perintah-perintah secara keseluruhan. Patuh akan perintahNya adalah dua macam:

Salah satu jenis yang cukup berarti mengambil dari dunia ini untuk memenuhi kebutuhan pribadi asli, meninggalkan kegemaran berlebihan, melaksanakan kewajiban agama, dan membuat upaya untuk menyingkirkan dosa-dosa Anda, baik lahir dan batin.

Jenis kedua adalah kepatuhan kepada perintah batin, salah satu yang dipakai Tuhan Kebenaran (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) perintah atau melarang hamba-Nya untuk melakukan sesuatu. perintah tersebut hanya berlaku dalam lingkup ‘netral’ hal-hal, yang tidak termasuk dalam setiap perintah positif dalam hukum Islam, dalam arti bahwa mereka tidak termasuk ke dalam kategori hal-hal yang dilarang, atau ke kategori hal-hal yang wajib; sejak mereka secara hukum acuh tak acuh, hamba berada di kebebasan untuk menangani mereka sesuai dengan kebijakannya sendiri, mereka disebut [Mubah netral / tidak peduli /] diperbolehkan. Ketimbang mengambil inisiatif apapun di daerah ini, hamba harus menunggu untuk menerima petunjuk, maka taatilah perintahku ketika datang. Dengan demikian ia akan bersama dengan Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) di semua inikah tindakan-Nya, baik dalam gerakan atau istirahat, melalui rasa hormatnya untuk aturan-aturan hukum agama mana mereka menerapkan, dan bahwa perintah batin dalam kasus lain. Pada tahap ini dia benar-benar milik antara ahli [Realita ahl al-Haqiqa].

Dengan tidak adanya perintah ini bahkan batin, tidak ada untuk itu tetapi tindakan spontan dalam keadaan menyerah. Jika Anda berhubungan dengan kebenaran kebenaran, ini adalah keadaan penghapusan [mahw] dan pemusnahan fana [‘], keadaan Abdal yang patah hati karena-Nya, keadaan monoteis murni, orang tercerahkan kebijaksanaan, dikaruniai dengan pengetahuan dan kekuatan pemahaman, itu, komandan-di-kepala sipir dan penjaga manusia, yang vicegerents dari Tuhan Yang Maha Pemurah, dan rekan-rekan-Nya dan pembantu dan teman-teman, damai mereka.

Untuk mematuhi perintah dalam hal-hal seperti itu berarti akan melawan diri Anda sendiri, mengosongkan dari setiap kekuasaan atau kekuatan, sama sekali tidak memiliki semua akan dan ambisi untuk apa ini dunia atau akhirat. Anda datang untuk menjadi pelayan Raja, bukan Kerajaan, dari perintah-Nya dan bukan kehendak dan gairah. Kau datang menyerupai seorang bayi pada payudara perawat nya, mayat menerima mencuci ritualnya, pasien berbaring telentang untuk pengobatan oleh dokter, dalam segala hal yang tidak tunduk pada perintah dan larangan [ditetapkan dalam] hukum agama.

Hanya Allah Maha Mengetahui!

WACANA KETIGA BELAS DARI FUTUH AL-GHAIB

Ketika diserahkan kepada perintah Allah

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Jangan memaksakan diri untuk menarik kemakmuran atau untuk mencegah kemalangan. Kesejahteraan akan datang kepada Anda jika banyak Anda, apakah Anda mencari untuk mendapatkan atau melihatnya dengan jijik. Nasib sial juga akan menyusul Anda jika dimaksudkan untuk Anda oleh SK takdir itu, apakah Anda akan menolak untuk itu, atau berdoa untuk itu untuk pergi, atau menghadapinya dengan kesabaran dan ketabahan untuk menyenangkan Tuhan.

Satu-satunya resor adalah penyerahan total, memungkinkan proses untuk bekerja dalam diri Anda. Jika pengalaman yang akan membuktikan satu bahagia, Anda harus berusaha untuk menunjukkan rasa terima kasih. Apakah harus siksaan, Anda harus latihan kesabaran dan ketekunan, cobalah untuk menerimanya dengan rahmat yang baik, atau kehilangan diri Anda di dalamnya dan menjadi terpisah berdasarkan negara rohani [] halat Anda diberikan kepada traverse, dan stasiun-stasiun [] manazil untuk yang dibuat untuk perjalanan di jalan Tuhan, yang Anda diperintahkan untuk taat dan bersahabat, yang mungkin Anda bisa bertemu Sahabat Yang Maha Tinggi.

Anda kemudian akan diinstal dalam posisi di mana para pendahulu Anda adalah pejuang kebenaran, para martir dan orang-orang benar, sehingga Anda dapat melihat dengan mata sendiri semua orang yang telah pergi sebelum Anda untuk mencapai Raja, yang telah diambil dekat Dia dan ditemukan di hadirat-Nya setiap kenikmatan yang sangat indah, sukacita dan keamanan, kehormatan dan kebahagiaan.

Mari kesusahan mengunjungi Anda. Memungkinkan untuk mengambil kursus nya, dan jangan khawatir tentang timbulnya dan pendekatan, untuk api yang tidak lebih buruk dari api neraka dan neraka yang menyala-nyala. Menurut tradisi terpercaya dinisbahkan kepada manusia terbaik, yang terbaik dari yang pernah dilakukan oleh bumi dan terlindung oleh langit, Muhammad Yang Terpilih (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian), ia berkata: “Api neraka akan berkata beriman, ‘Teruskan, percaya! cahaya Anda telah memadamkan api saya! ” “

Apakah cahaya orang percaya yang menempatkan keluar api neraka yang lain daripada yang escort dia di dunia, sementara orang-orang berdosa tidak patuh pergi terarah dengan itu? Biarkan cahaya yang sama memadamkan api kemalangan, dan biarkan kesejukan kesabaran Anda dan harmoni Anda dengan Tuhan mengambil panas dari penderitaan Anda harus menjalani. penderitaan kemudian akan datang bukan untuk menghancurkan Anda, tapi Anda dan mencoba untuk mengkonfirmasi kesehatan iman Anda, untuk mengkonsolidasikan kekuatan keyakinan Anda, dan memberikan Anda hati kabar baik dari Tuhanmu bahwa Dia adalah bangga padamu. Allah (Maha Suci Allah) mengatakan:

Sesungguhnya Kami akan menguji kamu sampai Kami tahu orang-orang di antara kamu yang berusaha keras dan bertekun dalam kesabaran, dan sampai Kami menguji catatan Anda. (47:31)

Ketika iman Anda telah dibentuk dengan Tuhan Kebenaran, dan Anda sudah sesuai untuk pekerjaan-Nya dengan penuh keyakinan, semua melalui pertolongan-Nya dan rahmat, Anda kemudian harus pernah sabar, sesuai dan tunduk. Membiarkan apa pun terjadi dalam diri Anda atau orang lain yang bertentangan dengan perintah-perintah atau larangan Tuhan. Kemudian, ketika order diterima dari-Nya (Maha Esa dan Agung adalah Dia), berikan perhatian penuh dan cepat untuk merespon. Dapatkan bergerak dan tidak duduk-duduk. Jauh dari yang pasif mengundurkan diri untuk keputusan ilahi dan perbuatan, Anda harus mengerahkan kemampuan Anda dan melakukan segala upaya untuk menjalankan perintah.

Jika Anda tidak mampu ini, Anda harus segera berlindung dengan Tuhanmu (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia). Resort kepada-Nya dan mohon ampun. Mencari penyebab ketidakmampuan untuk menjalankan perintah-Nya, dan untuk apa menghambat kecenderungan Anda untuk mentaatiNya. Masalahnya mungkin karena meminta Anda untuk masalah dan berperilaku dengan rahmat yang buruk dalam pelayanan-Nya, untuk sikap sembrono dan keyakinan pada kemampuan dan kekuatan sendiri, untuk kebanggaan sombong Anda dalam pengetahuan Anda sendiri, atau Anda menghubungkan diri Anda sendiri dan Nya makhluk dengan-Nya. Akibatnya, Dia telah melarang kamu dari pintu-Nya, Anda diberhentikan dari layanan taat-Nya, Anda kehilangan dukungan dari bimbingan membantu-Nya, berpaling wajah ramah-Nya menjauh dari Anda, memperlakukan Anda dengan jijik dan kebencian, dan meninggalkan Anda asyik dengan Anda kekhawatiran duniawi, nafsu, akan diri dan keinginan.

Apakah Anda tidak menyadari bahwa semua ini mengalihkan perhatian Anda dari tujuan Anda, dan menjaga Anda dari melihat Dia yang telah menciptakan kamu, gizi Anda, memberkati Anda dengan banyak hadiah, dan terus hidup Anda?

Hati-hati yang dialihkan dari Tuhanmu demi selain Tuhanmu. Semuanya selain Tuhanmu adalah selain Dia, sehingga menerima apa-apa lagi di preferensi kepada-Nya, karena Dia telah menciptakan kamu demi-Nya sendiri. Jangan salah jiwa Anda sendiri dengan menjadi sibuk dengan hal-hal lain untuk mengabaikan perintah-perintah-Nya, untuk itu akan menyebabkan Anda untuk memasukkan “Api, yang bahan bakar adalah manusia dan batu” (2:24). Anda akan menyesal, tetapi kesedihan Anda tidak akan sia-sia Anda. Anda akan membuat alasan, tetapi alasan akan diterima. Anda akan membela kesempatan lain, namun permohonan Anda tidak akan diberikan. Anda akan berusaha untuk kembali ke dunia ini untuk menebus kesalahan dan menempatkan hal yang benar, tetapi Anda tidak akan diizinkan untuk kembali.

Kasihanilah jiwa Anda dan semacam itu. Manfaatkan alat dan instrumen Anda telah diberikan, dengan mendedikasikan kecerdasan Anda, iman, kesadaran batin dan pengetahuan untuk melayani Tuhanmu. Biarkan mereka memberikan iluminasi cahaya di tengah kegelapan takdir. Berpegang teguh pada perintah ilahi dan larangan, menggunakannya sebagai pedoman di jalan Tuhanmu, dan membiarkan sisanya untuk penyimpanan yang Satu yang menciptakan kamu dan membawa kamu ke menjadi. Jangan berterima kasih kepada Dia yang menciptakan kamu dari debu dan membuat Anda tumbuh, yang mengembangkan Anda dari sperma menjadi manusia. Tidak menginginkan apa pun kecuali yang Dia perintah, dan tidak punya keengganan kecuali yang Dia melarang. Mari kita berharap ini cukup untuk semua tujuan dunia dan akhirat, dan penghindaran ini juga. Bila Anda sesuai dengan perintah-Nya, semua makhluk berada pada perintah Anda, dan ketika Anda membenci apa yang Dia melarang, segala sesuatu menjijikkan akan lari dari padamu di mana pun Anda berada atau membuat kunjungan Anda. Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) mengatakan dalam salah satu dari Buku-Nya:

Hai anak Adam, aku adalah Allah, tidak ada yang patut disembah selain Aku. Aku katakan kepada sesuatu, “Jadilah,” dan ia datang menjadi ada. Patuhi Aku, Aku akan membuat Anda seperti yang Anda katakan kepada sesuatu, “Jadilah,” dan akan ada.

Dia juga mengatakan (Maha Kuasa dan Agung adalah Dia):

O dunia yang lebih rendah, kalau ada yang melayani Aku, melayani Dia, dan kalau ada yang melayani Anda, memberinya masalah.

Ketika larangan-Nya datang, Anda harus seolah-olah Anda sudah lembek pada sendi, dengan indra Anda keluar dari tindakan, kehabisan energi, secara fisik lumpuh, gairah semua menghabiskan, semua persepsi luar dihapus dan tayangan dihapuskan, tidak menyadari pengaruh, seperti singgasana digulingkan di ruang kosong di sebuah bangunan rusak pada banyak gelap, tanpa sensasi dan tidak berhubungan. Biarkan telinga Anda seakan-akan tuli sejak lahir, Anda mata seolah-olah menutup mata atau meradang atau benar-benar kehilangan penglihatan, Anda bibir seolah-olah ditutupi dengan bengkak dan luka, lidah Anda seakan bisu dan tuli, gigi Anda seolah-olah mereka abscessed dan sakit dan lemas, tangan Anda seolah-olah mereka lumpuh dan tanpa pegangan apapun, kaki dan kaki seolah-olah mereka gemetar dan gemetar dan berdarah, organ genital Anda seolah-olah itu impoten dan tanpa bunga di seks, Anda seolah-olah perut itu adalah kembung dan acuh tak acuh terhadap makanan, pikiran Anda seolah-olah itu gila dan gila, tubuh Anda seolah-olah Anda sudah mati dan yang dibawa ke kuburan Anda.

Perintah panggilan untuk perhatian yang ketat dan respon cepat. larangan Sebuah panggilan untuk menahan diri, takut dan bercerai. Sebuah Keputusan panggilan takdir untuk bertindak mati, untuk menghilang ke non-eksistensi. Minum RUU ini, menelan obat ini dan dipelihara oleh diet ini, sehingga Anda dapat berkembang dalam kesehatan yang baik, dan disembuhkan dari penyakit dosa dan penyakit keinginan, dengan izin Allah (Maha Suci Allah) dan jika Dia menghendaki.

WACANA KEENAM BELAS DARI FUTUH AL-GHAIB

Pada kepercayaan dan tahapan

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Tidak ada blok Anda langsung menerima rahmat Allah dan pertolongan kecuali kepercayaan Anda terhadap orang, koneksi, pada berubah baik dan handout. Jadi makhluk hambatan Anda untuk mendapatkan mata pencaharian yang tepat, sesuai dengan praktek teladan Nabi. Selama Anda terus bergantung pada sesama makhluk, berharap untuk hadiah dan nikmat, pergi dari pintu ke pintu dengan permintaan Anda, Anda menghubungkan makhluk-Nya dengan Allah. Karena itu ia akan menghukum Anda dengan perampasan yang mata pencaharian yang tepat, yaitu pendapatan yang sah dari dunia ini.

Kemudian, bila Anda telah meninggalkan kebiasaan tergantung pada orang dan menghubungkan mereka dengan Tuhanmu (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), dan telah mengambil jalan untuk mendapatkan mata pencaharian sendiri, Anda bisa mengandalkan kekuatan produktif dan menjadi puas tentang hal itu, lupa nikmat karunia dari Tuhanmu. Anda sekali lagi bertingkah seperti seorang politeis [] musyrik, hanya sekarang [politeisme syirik] adalah tersembunyi, bersifat halus daripada jenis sebelumnya. Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) sehingga akan menghukum kamu dengan mencabut Anda dari kebaikan dan akses langsung kepada-Nya.

Ketika Anda berbalik dari ini dalam pertobatan, berhenti untuk memungkinkan perambahan politeisme, dan mengabaikan ketergantungan daya produktif dan kemampuan Anda sendiri, Anda akan melihat bahwa Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) adalah Provider. Dialah yang menyediakan sarana, fasilitas dan energi yang perlu mencari nafkah, dan Dia adalah Satu yang memungkinkan semua hasil yang baik yang akan dicapai. Semua rezeki di tangan-Nya. Pada waktu Dia mungkin suplai kepada Anda dengan cara orang lain, melalui Anda menarik bagi mereka sementara dalam marabahaya atau mencoba selat, atau sebagai respons untuk menarik Anda kepada-Nya (Maha Esa dan Agung adalah Dia), kadang-kadang dengan cara remunerasi yang diterima, dan pada masih kali lain dengan bantuan spontan-Nya, sedemikian rupa sehingga Anda tidak melihat penyebab campur tangan dan berarti.

Anda telah berpaling lagi kepada-Nya, casting diri di hadapan-Nya, dan Dia telah mengangkat tabir antara Anda dan nikmat-Nya. Ia telah membuat diriNya dapat diakses oleh Anda, dan anggun menteri untuk semua kebutuhan Anda dalam ukuran yang sesuai untuk kondisi Anda, bertindak seperti dokter yang baik dan bijaksana yang juga teman pasien. Sebagai tindakan pencegahan pada bagian-Nya, dan untuk membersihkan Anda dari setiap lampiran kepada siapa pun selain Dia, Dia memuaskan Anda dengan kebaikan.

Setelah hati Anda telah terlepas dari semua diri akan, semua nafsu dan kepuasan, keinginan dan keinginan, tidak ada yang tersisa di dalam hati Anda, kecuali kehendak-Nya (Maha Kuasa dan Agung adalah Dia). Jadi, ketika Dia ingin mengirim Anda berbagi dialokasikan Anda (yang Anda terikat untuk menerima dan yang tidak diperuntukkan bagi semua makhluk-Nya terpisah dari Anda), Ia akan menyebabkan keinginan untuk berbagi yang timbul dalam diri Anda, dan akan mengirimkan ke Anda sehingga mencapai Anda ketika Anda membutuhkannya. Kemudian Dia akan membantu Anda untuk mengenali bahwa ia datang dari-Nya dan mengakui-Nya dengan rasa syukur sadar sebagai pengirim dan pemasok dari apa yang Anda terima. Saat ini menggerakkan Anda lebih jauh dari keterikatan dengan makhluk, dari keterlibatan dengan orang, Anda batin dikosongkan dari semua selain Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia).

Kemudian, ketika pengetahuan dan keyakinan telah difortifikasi, ketika perasaan Anda telah diperluas dan hati Anda telah tercerahkan, dan kedekatan kepada Tuhanmu dan berdiri Anda di mata-Nya telah demikian meningkat, serta kompetensi Anda untuk menjaga rahasia, Anda akan diijinkan untuk tahu terlebih dahulu bila Anda untuk menerima bagian yang diberikan Anda. hak istimewa ini akan diberikan untuk menghormati Anda, untuk meninggikan martabat Anda, sebagai nikmat ramah dan bimbingan dari-Nya. Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) mengatakan:

Dan Kami jadikan dari antara mereka para pemimpin membimbing dengan perintah Kami, ketika mereka bertahan dengan sabar, dan memiliki iman yakin dalam ayat-ayat Kami. (32:24)

Allah (Maha Suci Allah) juga mengatakan:

Adapun orang-orang yang berjihad di jalan Kami, Kami pasti membimbing mereka dengan cara kami. (29:69)

Dan Yang Maha Esa mengatakan:

Bertakwalah kepada Allah. Allah akan mengajar Anda. (2:282)

Kemudian Dia akan berinvestasi Anda dengan daya kreatif, yang mungkin Anda latihan dengan izin yang jelas dan tidak ambigu, dengan token brilian sebagai matahari bersinar, dengan kata-kata manis-Nya jauh lebih manis dari manis semua, dengan inspirasi yang benar dan tegas, tidak ternoda oleh bisikan-bisikan dari diri dan bisikan-bisikan setan yang terkutuk. Allah (Maha Suci Allah) mengatakan di salah satu tulisan suci-Nya:

Hai anak Adam, aku adalah Allah. Tidak ada patut disembah tapi aku sendirian. Aku katakan kepada sesuatu, “Jadilah,” dan ia datang menjadi ada. Patuhi Aku dan Aku akan membuat Anda seperti yang Anda katakan kepada sesuatu, “Jadilah,” dan itu akan terwujud.

Jadi Dia telah menangani banyak nabi-Nya, orang-orang kudus-Nya, dan favorit khusus-Nya di antara anak-anak Adam.

WACANA KETUJUHBELAS DARI FUTUH AL-GHAIB

Bagaimana menghubungi wusul kepada Allah dicapai

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Ketika Anda mencapai kontak dengan Allah dan dekat kepada-Nya melalui daya tarik-Nya dan bimbingan-Nya membantu apa yang dimaksud dengan mencapai kontak dengan Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) adalah bahwa Anda membuat Anda keluar dari lingkup penciptaan, dari gairah dan akan dan keinginan, dan menjadi aman terkait dengan tindakan-Nya, sehingga tidak ada pergerakan Anda mempengaruhi baik Anda atau ciptaan-Nya kecuali dengan keputusan-Nya, pada perintah-Nya dan melalui tindakan-Nya ini adalah keadaan fana peniadaan [‘], yang istilah lain untuk kontak tersebut. Namun mencapai ke kontak dengan Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) tidak seperti apa yang biasa kita mengerti dengan membuat kontak dengan salah satu makhluk-Nya.

Tidak ada seperti kepada-Nya, dan Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (42:11)

Sang Pencipta jauh di atas dibandingkan dengan makhluk-Nya atau analogi dengan artifak-Nya. Ketika seseorang mencapai ke kontak dengan-Nya (Maha Esa dan Agung adalah Dia), bahwa orang menjadi dikenal, melalui pengenalan-Nya, kepada orang lain yang telah mengalami kontak. Dalam setiap kasus pengalaman yang unik dan khas untuk individu yang bersangkutan.

Dengan masing-masing rasul-rasul-Nya, Nabi dan Awliya, Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) saham rahasia yang tidak ada orang lain jamban. Bahkan mungkin bahwa murid memegang rahasia dengan yang itu Syaikh tidak mengenal, seperti Syaikh dapat memegang rahasia yang tidak diketahui seorang murid yang kemajuan membawanya ke ambang yang sangat dari Syaikh keadaan rohaninya.

Bila murid tidak mencapai keadaan rohani-nya Syaikh, ia terpisah dari Syaikh dan hubungannya dengan dia terputus. Kebenaran Tuhan (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) menjadi walinya, dan weans dia dari makhluk sama sekali. Oleh karena itu Syaikh seperti perawat basah. Sama seperti menyusui ibu-angkat itu tidak berlanjut lebih dari dua tahun, ketergantungan pada makhluk tidak hidup lebih lama dr penghentian gairah dan akan diri. Syaikh diperlukan selama gairah dan self-akan masih ada untuk dilanggar, tapi tidak setelah ini telah dimusnahkan, tanpa meninggalkan noda atau cela.

Bila Anda telah mencapai ke kontak dengan Kebenaran Tuhan (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) dalam cara kita telah menjelaskan, Anda harus selalu merasa aman dari apa pun selain Dia, karena Anda tidak akan melihat apapun selain Dia sebagai memiliki keberadaan apapun sama sekali. Apakah rugi atau laba, dalam memberikan atau menahan, dalam ketakutan atau harapan, Anda hanya akan melihat Dia (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), yang layak pengabdian yang saleh dan pantas untuk memohon maaf. Karena itu Anda harus selalu waspada terhadap tindakan-Nya, siap untuk perintah-Nya, yang bekerja di layanan taat Nya, menjauhkan diri dari semua duniawi atau makhluk dunia lain ciptaan-Nya. Jangan memasang hati untuk setiap jenis makhluk.

Menganggap seluruh alam semesta diciptakan sebagai orang yang telah bertepuk tangan di besi oleh penguasa otoritas yang luas dan perintah tegas, yang mungkin menakutkan dan kekuasaan. Beliau memiliki orang dibelenggu oleh leher dan kaki, kemudian menyalibnya di pohon aras di tepi sebuah sungai yang sangat bergejolak, dengan lebar besar dan mendalam dan dengan arus cepat. Sekarang penguasa duduk di atas takhta kolosal, yang menara tinggi di luar jangkauan. Ditumpuk di sisinya adalah tumpukan panah, tombak, busur dan anak panah dan segala macam senjata, dalam jumlah yang hanya bisa memperkirakan. Dia mulai melempari korban disalibkan dengan apa pun dari senjata yang naksir … Well, saya bertanya: Apakah ini masuk akal baik untuk orang menyaksikan semua ini untuk menghentikan memperhatikan penguasa sebagai fokus dari ketakutan dan harapan, dan mengarahkan perhatiannya, dengan semua ketakutan dan harapan, menuju disalibkan korban saja? Tentu putusan yang masuk akal pada seseorang yang bertindak seperti itu akan memanggilnya cacat mental, idiot, gila, binatang lebih dari manusia?

Kami berlindung kepada Allah dari kebutaan setelah melihat, dari pemisahan setelah kontak, dari keterasingan setelah kedekatan dan jarak, dari kesalahan setelah bimbingan, dan dari kekafiran setelah iman yang benar.

Dunia ini adalah seperti sungai yang mengalir besar cepat-sebut di atas. Setiap hari ia membawa lebih banyak air, simbol dari nafsu manusia duniawi, kegemaran mereka terhadap selera, dan bencana yang menimpa mereka sebagai akibat. Adapun panah dan berbagai macam senjata, ini merupakan cobaan yang membawa nasib jalan mereka. Untuk sebagian besar, apa pengalaman manusia di dunia ini adalah serangkaian kemalangan dan kesengsaraan, penderitaan dan kemalangan. Setiap kenyamanan dan kesenangan mereka kebetulan menemukan ada tunduk pada kontaminan berbahaya.

Pelajaran yang ditarik dari ini oleh pengamat harus cerdas bahwa dia tidak memiliki kehidupan nyata atau relaksasi kecuali di akhirat-asalkan ia adalah mukmin [mukmin] karena ini berlaku khusus bagi orang yang beriman. Sebagai Nabi (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian) berkata: “Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat.” Dia juga mengatakan: “Tidak ada kenyamanan bagi orang percaya pertemuan ini sisi Tuhannya.” Ini memiliki relevansi bagi orang percaya, seperti yang lain perkataan-Nya (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian): “Dunia ini adalah penjara mukmin dan surga orang kafir itu.” Dia juga berkata: “Orang saleh adalah dikekang.”

Dalam cahaya dari semua tradisi dan pengalaman langsung kita sendiri, bagaimana bisa kasus dibuat dalam mendukung kehidupan di dunia ini? Kenyamanan hanya benar terletak pada kontak eksklusif dengan Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), untuk menjadi dalam harmoni dengan-Nya, dan di casting ke dalam penyerahan diri mutlak di hadapan-Nya. Ini adalah bagaimana hamba dapat menemukan kebebasan dari dunia ini, untuk berjemur sejak itu dalam kasih sayang dan rahmat, kebaikan dan amal dan mendukung ramah.

Hanya Allah Maha Mengetahui!

WACANA KEDELAPAN BELAS DARI FUTUH AL-GHAIB

Pada tidak mengeluh

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Saya beri Anda sepotong saran: Jangan pernah mengeluh kepada siapa pun tentang keberuntungan Anda, apakah ia menjadi teman atau musuh, dan jangan menuduh Tuhan (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) memperlakukan Anda dengan buruk dan membuat Anda menderita malapetaka. Anda bukan harus mewartakan berkat Anda dan syukur Anda. Lebih baik bahkan untuk berbohong dengan mengungkapkan rasa syukur untuk menguntungkan Anda belum menerima, daripada negara fakta gamblang situasi Anda jujur tetapi sebagai keluhan. Siapa yang benar-benar tanpa anugerah Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia)? Allah (Maha Suci Allah) mengatakan:

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, Anda tidak akan menjumlahkan semuanya. (16:18)

Berapa banyak berkat Anda menikmati tanpa mengakui mereka atas apa yang mereka! Jangan puas hanya sebagai makhluk apapun kepercayaan Anda dan teman intim, dan memberitahukan kepada siapapun tentang masalah Anda. Hal ini lebih dengan Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) yang Anda harus dengan persyaratan intim dan rahasia, dan setiap keluhan Anda harus mengenai Dia, dan ditujukan kepada-Nya. Tidak mengakui pihak lain, untuk tidak memiliki kekuatan untuk membawa anda rugi atau keuntungan, pendapatan atau pengeluaran, kehormatan atau aib, promosi atau demosi, kemiskinan atau kekayaan, gerakan atau beristirahat. Segala sesuatu adalah ciptaan Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia). Mereka berada di tangan Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) dan cara mereka fungsi pada perintah-Nya dan dengan izin-Nya. Setiap program yang berjalan sampai waktu yang ditentukan, dan segala sesuatu diatur oleh-Nya. Tidak ada kemajuan apa yang telah Dia ditunda, dan tidak meletakkan kembali apa yang telah Dia dibawa ke kedepan. Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) mengatakan:

Jika Allah menimpa Anda dengan merugikan beberapa, tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia; dan jika Dia ada keinginan baik untuk Anda, tidak dapat menolak karunia-Nya. Dia menyebabkannya mencapai siapapun Dia akan hamba-Nya. Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (10:107)

Jika Anda mengeluh tentang Dia (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) sementara Anda berada dalam kesehatan yang baik dan sudah menikmati berkat, hanya ingin mendapatkan lebih banyak dan menutup mata Anda benci untuk keuntungan dan kesejahteraan yang diterima dari-Nya, Dia akan marah dengan Anda dan mencabut Anda dari keduanya. Dia akan memberikan sesuatu yang nyata untuk mengeluh tentang, penggandaan masalah Anda, mengintensifkan siksa dan kejijikan dan kebencian Anda harus menderita, dan casting Anda turun dari melihat-Nya.

Anda harus sangat berhati-hati mengeluh, bahkan jika Anda sedang membedah dan memiliki daging dipotong sendiri pergi dengan gunting. Hati-hati, berhati-hatilah, dan sekali lagi berhati-hatilah! Allah, Allah, dan sekali lagi Allah! Escape, lolos! Berhati-hatilah, berhati-hatilah!

Kebanyakan dari berbagai bencana yang menimpa makhluk adalah manusia karena keluhan nya terhadap Tuhannya (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia). Bagaimana seseorang mempunyai keluhan apapun terhadap-Nya, padahal Dia adalah Maha Penyayang di antara berbelas kasih, yang Terbaik dari semua hakim, Bijaksana lagi Maha Mengetahui, Maha Pemurah, Penyayang, padahal Dia adalah Jenis untuk hamba-Nya dan tidak seorang budak master-kejam; ketika Dia seperti dokter, keluarga simpatik bijaksana dan baik hati?

Apakah Anda menemukan kesalahan seorang ibu lembut hati? Nabi (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian) berkata: “Allah lebih penyayang terhadap hamba-Nya dari seorang ibu terhadap anaknya.”

Jadilah pada perilaku Anda yang terbaik, Anda miskin celaka! Bertahan dalam menghadapi malapetaka, bahkan jika Anda tidak mampu kesabaran. Maka bersabarlah bahkan jika Anda tidak mampu sesuai dengan rahmat yang baik. Kemudian sesuai dengan rahmat yang baik jika Anda berada di sana dapat ditemukan. Kemudian tidak ada lagi jika Anda tak bisa ditemukan. O batu filsuf, di mana kau, di mana Anda dapat ditemukan dan dilihat? Apakah Anda tidak mengindahkan kata-kata-Nya (Maha Kuasa dan Agung adalah Dia):

Memerangi Diwajibkan atas kamu, meskipun akan kebencian kepada Anda. Tapi mungkin terjadi bahwa Anda membenci sesuatu yang baik bagi Anda, dan mungkin terjadi bahwa Anda mencintai sesuatu yang buruk bagi Anda. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (2:216)

Pengetahuan tentang realitas hal-hal yang telah disimpan dari Anda di bawah wraps, dan Anda telah disimpan dari balik layar. Jadi, jangan berbuat jahat diri sendiri, apa pun yang Anda suka atau tidak suka. Ikuti hukum agama apa pun yang mungkin menimpa Anda, jika Anda berada dalam keadaan kesalehan [] taqwa yang merupakan langkah pertama. Ikuti perintah langsung, tanpa melebihi mereka, jika Anda di negara bagian konsekrasi [wilaya] dan kepunahan [keinginan khumud wujud] al-hawa, yang merupakan langkah kedua. Menyelaraskan dengan senang hati dengan tindakan ilahi dan menjadi benar-benar diserap di negara bagian Badaliyya, Ghawthiyya, Qutbiyya dan Siddiqiyya, yang merupakan tahap akhir.

Berdiri jelas jalan takdir itu; keluar dari jalan. Menyerah diri dan keinginan. Jaga lidah Anda dari mengeluh. Asalkan Anda melakukan ini, maka jika apa yang dimaksudkan untuk Anda yang baik, Tuhan akan memberikan Anda kesenangan ekstra, kebahagiaan dan kegembiraan, dan jika buruk, Dia akan membuat Anda aman di layanan taat-Nya ketika menjalankan program tersebut. Dia akan membebaskan Anda dari menyalahkan, dan membuat Anda tidak terpengaruh saat itu berlangsung, sampai ke mana-mana dan menjadi sesuatu dari masa lalu sebagai malam berakhir dengan fajar hari, dan dinginnya musim dingin mengambil cuti ketika musim panas datang. Berikut adalah contoh untuk Anda, jadi perhatikan baik moral.

Ada begitu banyak dosa dan kesalahan dan kemarahan, begitu banyak jenis pelanggaran dan kesalahan yang menyebabkan pencemaran.

Untuk menjadi layak dari perusahaan Tuhan Noble, seseorang harus dibersihkan dari kotoran, dosa dan kegagalan. Tidak ada yang diberikan penonton di pengadilan-Nya, kecuali dia adalah unstained oleh kotoran pretentiousness dan kepuasan akan diri sendiri, seperti tidak ada yang cocok untuk perusahaan raja tanpa dibersihkan dari semua kotoran dan segala macam bau dan kotoran. Kemalangan memiliki efek silih dan mencuci. Sebagai Nabi (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian), jadi jujur berkata: “Suatu hari demam adalah pendamaian untuk [tahun] dosa.”

DUA PULUH DUA WACANA DARI FUTUH AL-GHAIB

Pada pengujian iman orang percaya

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Allah selalu menguji hamba-Nya yang beriman dalam proporsi akan imannya. Jadi jika iman seseorang sangat besar dan terus meningkat, pengadilan akan menjadi besar juga. Persidangan rasul lebih besar daripada seorang nabi, karena imannya lebih besar. Persidangan seorang nabi adalah lebih besar dibanding Badal, dan persidangan suatu Badal lebih besar dibanding Wali. Setiap mencoba sesuai dengan iman dan kepastian, atas dasar nasihat ini Nabi (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian): “Kami, Komunitas nabi, adalah orang-orang paling parah mencoba, kemudian orang lain sesuai dengan kesempurnaan iman mereka. “

Allah (Maha Suci Allah) subyek ini empu terhormat untuk pengujian tak henti-hentinya, sehingga mereka akan selalu berada di hadirat-Nya dan tidak pernah bersantai kewaspadaan mereka, karena Ia mengasihi mereka. Mereka adalah orang-orang cinta, yang mengasihi Tuhan Kebenaran, dan kekasih tidak pernah suka berada jauh dari yang tercinta. Penderitaan berfungsi sebagai penjepit untuk hati mereka dan jebakan untuk sifat-sifat egois mereka, memeriksa kecenderungan mereka untuk menyimpang dari tujuan sebenarnya mereka dan menempatkan kepercayaan mereka dan kepercayaan orang lain daripada Pencipta mereka.

Karena ini menjadi kondisi permanen bagi mereka, nafsu mereka meleleh, diri mereka yang rusak, dan kebenaran dibedakan dari dusta. Kemudian cravings, keinginan yang disengaja, dan nafsu makan untuk kesenangan dan kenyamanan di dunia dan akhirat, semua menarik kembali ke ranah diri, sementara terhadap lingkup dari hati timbul kepercayaan dalam janji Tuhan Kebenaran (Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), penerimaan ceria keputusan-Nya, kepuasan dengan karunia-Nya, daya tahan penderita cobaan-Nya, dan perasaan aman dari kejahatan makhluk-Nya. Jadi kekuatan jantung diperkuat, dan memperoleh kontrol atas semua anggota badan dan organ-organ tubuh. Kesengsaraan membentengi jantung dan kepastian, memverifikasi iman dan kesabaran, dan melemahkan diri dan nafsu, karena setiap kali penderitaan datang, dan apa bertemu dengan di percaya adalah kesabaran, penerimaan ceria, dan menyerah pada tindakan Tuhan (Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), Tuhan Ta’ala senang dengan dia dan mengucapkan terima kasih. Lalu ia juga menerima bantuan, berkat tambahan dan kesuksesan. Allah (Maha Suci Allah) mengatakan:

Jika Anda bersyukur, Aku akan memberi Anda lebih banyak. (14:7)

Ketika diri pindah ke diterapkan pada] hati [qalb untuk kepuasan dari beberapa nafsu duniawi atau kesenangan dalam kesenangan, dan hati setuju untuk permintaan ini tanpa persetujuan dan izin dari Allah (Maha Suci Allah), hasilnya adalah mengabaikan untuk Kebenaran Tuhan, politeisme dan pemberontakan berdosa. Allah (Maha Suci Allah) sehingga akan menghukum mereka berdua kekecewaan, masalah, tunduk kepada orang lain, sakit dan penyakit, cedera dan gangguan. Baik hati dan diri akan mendapatkan bagian ini.

Jika jantung tidak akan memberikan diri apa yang diinginkan, namun, sampai menerima izin dari Tuhan Kebenaran (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) melalui [inspirasi Ilham] dalam kasus Santo, atau wahyu eksplisit [wahy] dalam kasus dari Utusan dan nabi (berkat dan damai sejahtera kepada mereka) dan bertindak sesuai dalam memberikan atau menahan, maka Allah imbalan mereka berdua dengan rahmat dan berkat, kesejahteraan dan kepuasan, ringan dan kearifan, kedekatan dengan diri-Nya, kemakmuran, keamanan dari bencana dan membantu melawan musuh.

Ini, Anda harus tahu dan ingat dengan baik! Bersiaplah untuk masalah jika Anda bergegas untuk menanggapi diri dan semangat! Jauh lebih baik untuk berhenti sejenak dalam kasus-kasus seperti itu, dan menunggu persetujuan Tuhan (Agung adalah Mulia), sehingga Anda dapat tetap aman di dunia dan akhirat, jika Allah (Maha Suci Allah) berkehendak.

WACANA DUA PULUH TIGA FUTUH AL-GHAIB

Pada banyak kepuasan dengan seseorang dari Allah

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Puas dengan keadaan susah dan sabar di dalamnya, sampai keputusan takdir berakhir dan Anda dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih halus. Di sana Anda akan dibuat nyaman dipasang dan aman, tidak masalah duniawi atau dunia lain, tidak ada penganiayaan atau pelecehan. Kemudian Anda akan kemajuan luar tahap ini untuk sesuatu yang lebih menyenangkan dan sehat.

Ketahuilah bahwa berbagi ditunjuk Anda tidak akan hilang kepada Anda karena Anda menyerah mengejar setelah itu, sama seperti Anda tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak berbagi, untuk semua mencari serakah, usaha dan tenaga. Bersabar, karena itu, dan mengundurkan diri diri Anda untuk menerima situasi sekarang Anda. Ambil apa-apa dan memberikan apa-apa sendiri kecuali dan sampai Anda memerintahkan untuk melakukannya. Baik bergerak maupun diam atas kemauan sendiri, jika tidak, anda harus menanggung penderitaan bukan hanya Anda sendiri, tetapi makhluk yang lebih buruk dari Anda. Hal ini karena Anda salah bersikap seperti itu, dan pelaku-yang salah tidak diabaikan. Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) mengatakan:

Demikianlah Kami membiarkan beberapa-orang yang lalim memiliki kekuasaan atas orang lain. (6:129)

Anda bahkan di rumah seorang Raja yang perintah yang luas, yang kekuatannya sangat besar, tentara yang sangat luas, yang akan efektif, otoritas yang tak tertahankan, kerajaan yang abadi, yang kedaulatan adalah abadi, yang pengetahuan tepat, yang memiliki kebijaksanaan yang mendalam dan penilaian yang adil. Tidak zarah di bumi atau di langit dimengerti-Nya, juga tidak salah dari pelaku-salah melarikan diri pemberitahuan-Nya. Anda adalah salah-cumi terbesar dan pelaku terburuk, karena Anda telah membuat pasangan kepada-Nya (Maha Esa dan Agung adalah Dia) oleh perilaku Anda degil dalam berurusan dengan diri sendiri dan ciptaan-Nya. Allah (Maha Suci Allah) mengatakan:

Menganggap tidak menyekutukan Allah; mitra ascribing kepada-Nya adalah salah besar. (31:13)

Dia juga mengatakan (Maha Suci Allah):

Allah tidak memaafkan bahwa setiap mitra harus berasal kepada-Nya; kurang dari bahwa Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki. (4:116)

Sangat berhati-hati dalam berhubungan apa pun dengan Allah; tidak datang di dekat itu. Hindari dalam semua perilaku Anda, baik aktif dan pasif, pada malam hari, di swasta dan di depan umum. Waspadalah terhadap ketidaktaatan sama sekali, di kaki Anda dan organ serta dalam hati Anda. Meninggalkan semua dosa, baik lahir dan batin. Jangan lari dari-Nya (Maha Esa dan Agung adalah Dia), karena Ia akan menyusul Anda. Jangan bertengkar dengan-Nya atas keputusan-Nya, Dia akan menghancurkan Anda. Tidak mempertanyakan kebijaksanaan penghakiman-Nya, Dia akan membuat Anda malu. Jangan memperlakukan Dia tak acuh; Dia akan membawa Anda ke indera Anda dan menempatkan Anda untuk menguji. Jangan mulai inovasi di rumah-Nya; Dia akan menghancurkan Anda. Jangan berbicara tentang agama-Nya sesuai dengan kehendak sendiri; Dia akan menghancurkan Anda dan gelap hati Anda, merampok Anda dari iman dan pengertian Anda, dan membuat Anda tunduk pada setan, menurunkan diri Anda, nafsu dan keinginan Anda, keluarga Anda, Anda tetangga, teman Anda, teman-teman Anda dan semua sisa makhluk-Nya, bahkan kalajengking domestik Anda, ular, jin dan hewan liar lainnya. Jadi Dia akan marah hidup Anda di dunia ini dan memperpanjang hukuman Anda di akhirat.

WACANA TIGA PULUH DARI FUTUH AL-GHAIB

Pada cinta tidak salah berbagi tentang Allah

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Anda jadi sering berkata: “Tidak peduli siapa atau apa yang saya cinta, cinta saya tidak berlangsung lama. Sesuatu yang selalu datang di antara kami, baik melalui ketiadaan atau kematian atau permusuhan, atau, dalam kasus obyek material, melalui kerusakan atau kerugian.” Well, ini bisa dikatakan kepada Anda: Apakah Anda tidak tahu, ya dicintai Tuhan Kebenaran, jadi merawat dan dirawat, begitu iri melihat dan dijaga, kau tidak tahu bahwa Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) adalah cemburu ? Dia telah menciptakan kamu untuk diri-Nya, dan Anda kerinduan untuk milik seseorang yang lain daripada-Nya! Apakah kamu tidak mendengar kata-Nya (Maha Kuasa dan Agung adalah Dia):

Dia mengasihi mereka dan mereka mencintai-Nya? (5:54)

dan kata-Nya (Maha Suci Allah):

Aku menciptakan jin dan manusia hanya supaya mereka menyembah-Ku. (51:56)

Apakah kamu tidak mendengar perkataan Rasulullah (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian): “Ketika Allah mencintai seorang hamba, Dia menempatkan dirinya melalui sidang pengadilan, dan jika dia sabar, Dia membuatnya sendiri.” Ketika seseorang bertanya: “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan” Dia membuatnya sendiri ‘? ” ia menjawab: “Dia meninggalkan dia baik kekayaan maupun anak-anak.” Hal ini karena jika dia memiliki kekayaan dan anak-anak dia akan mencintai mereka, dan cintanya kepada Tuhannya akan berkurang dan terfragmentasi, karena akan dibagi antara Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) dan lain-lain. Tetapi Allah (Maha Suci Allah) tidak akan menoleransi mitra, karena Ia adalah cemburu, yang berlaku atas segala sesuatu dan dominan atas segala sesuatu. Karena itu ia menghancurkan dan annihilates Nya ‘mitra’, sehingga hati hamba-Nya akan Nya dan Nya saja, tanpa lain untuk berbagi. Kebenaran kata-kata-Nya (Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), “Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya,” sekarang dikonfirmasi.

Jantung akhirnya dibersihkan dari semua mitra dan pesaing, seperti istri, harta dan anak-anak, kesenangan sensual dan ketagihan, dan ambisius mengejar posisi otoritas dan kepemimpinan, kekuatan karismatik dan spiritual menyatakan, tahapan dan stasiun, taman-taman surga dan derajat, kedekatan dan kemajuan. Karena tidak akan atau keinginan tetap dalam hati, ia menjadi seperti kapal pecah yang cair tidak dapat ditampung, karena rusak melalui kerja Allah. Setiap kali setiap diri akan muncul di sana, hancur oleh tindakan Allah dan cemburu-Nya. Kemudian sekelilingnya yang bernada tenda yang bermartabat dan mungkin dan kekaguman, dan di depan mereka digali parit dari keagungan dan kekuasaan, sehingga tidak ada keinginan sengaja untuk apa pun bisa mendapatkan akses ke jantung.

Sekarang jantung tidak dapat lagi dirugikan dengan cara apapun, bukan oleh kekayaan, tidak oleh anak-anak, keluarga dan teman-teman, atau belum oleh karunia karismatis, kebijaksanaan, pengetahuan dan tindakan kesalehan. Karena semua ini akan tetap berada di luar hati, ia tidak akan merangsang kecemburuan Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia). Ini bukan akan menjadi suatu tanda kehormatan dan jenis yang nikmat dari Allah kepada hamba-Nya, dan menjadi berkat, penyediaan dan manfaat yang berguna bagi mereka yang datang kepadanya, karena mereka akan dihormati oleh itu, dan menerima rahmat, dan karena ini karunia rahmat mereka akan menikmati perlindungan dari Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia). Karena itu ia akan menjadi penjaga bagi mereka, sayap pelindung, tempat berlindung dan syafaat di dunia dan akhirat.

Pada Allah tidak membenci

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Seberapa besar kebencian Anda terhadap Tuhanmu, kecurigaan Anda tentang Dia (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) dan perlawanan Anda kepada-Nya. Seberapa sering Anda atribut ketidakadilan kepada-Nya (Maha Esa dan Agung adalah Dia), dan biaya-Nya dengan keterlambatan penyediaan makanan dan kecukupan dan dalam menghilangkan kesulitan dan kesengsaraan. Apakah Anda tidak tahu bahwa setiap istilah memiliki durasi yang ditentukan, dan bahwa untuk setiap peningkatan dalam kesulitan dan duka ada akhir, pemutusan hubungan kerja dan kesimpulan, yang tidak dapat dibawa ke depan atau ditangguhkan? [Sampai mereka telah menjalankan program yang ditentukan mereka, karena itu] kali percobaan tidak berubah dan berubah menjadi kondisi kesejahteraan, waktu kemalangan tidak berubah menjadi kemakmuran, dan keadaan kemiskinan tidak diubah menjadi kemakmuran.

Jadilah yg berkelakuan baik, kesabaran praktek, kepuasan dan selaras dengan Tuhanmu (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), dan bertobat untuk kebencian Anda terhadap-Nya dan kecurigaan Anda kepada-Nya di mana tindakan-Nya yang bersangkutan. Di hadapan Tuhan tidak ada ruang untuk menuntut pembayaran penuh dan tidak rewel balas dendam di mana ada tersinggung, bukan untuk jalan ke insting alam, seperti yang biasa dalam hubungan timbal balik antara hamba-Nya. Dia (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) adalah benar-benar sendirian dari kekekalan, sudah ada sebelum segala sesuatu. Dia menciptakan mereka, dan Dia menciptakan manfaat dan kelemahannya. Dia tahu awal mereka, akhirnya mereka dan kepuasan mereka. Dia (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) adalah bijaksana dalam kerja-Nya dan yakin dalam keahlian-Nya. Tidak ada ketidakkonsistenan dalam apa Dia. Dia tidak sia-sia dan menciptakan apa-apa sebagai permainan sia-sia. Tidak ada pertanyaan mengkritik atau mencela-Nya untuk perbuatan-Nya.

Karena itu harus menunggu bantuan, jika Anda terlalu lemah untuk mematuhi-Nya dan untuk tunduk kepada tindakan-Nya dengan senang hati, sampai keputusan nasib berakhir. Kemudian situasi akan menghasilkan untuk berlawanan dengan berlalunya waktu dan penyempurnaan dari jalannya peristiwa, seperti musim dingin menjalankan program dan hasil untuk musim panas, dan malam datang ke akhir dan hasil ke hari. Jika Anda meminta terang hari antara dua jam pertama dari malam, itu tidak akan diberikan kepada Anda. Memang, malam itu akan mendapatkan bahkan lebih gelap, sampai kegelapan mencapai puncaknya, istirahat fajar dan hari kemudian datang dengan cahayanya, apakah Anda meminta ini dan ingin itu, atau mengatakan apa-apa dan bahkan benci. Jika Anda sekarang meminta malam yang akan dibawa kembali, permintaan Anda akan terjawab dan Anda tidak akan mendapatkan apa yang Anda inginkan, karena kamu telah meminta sesuatu pada saat yang salah dan waktu. Karena itu akan ditinggalkan menyesal, kehilangan, kesal dan kecewa. Jadi berikan semua ini dan kepatuhan praktik, berpikir baik tentang Tuhanmu (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), dan kesabaran anggun. Untuk apa yang Anda tidak akan direbut dari Anda, dan apa yang tidak Anda tidak akan diberikan kepada Anda. Demi Aku yang hidup, Anda berdoa dan membuat permohonan kepada Tuhanmu (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), penawaran permohonan sederhana sebagai tindakan pemujaan dan ketaatan sesuai dengan perintah-Nya (Maha Suci Allah): “Serulah Aku dan Aku akan menjawab Anda “(40:60), dan kata-kata-Nya (Maha Suci Allah):” Mintalah kepada Allah dari karunia-Nya “(4:32), serta ayat-ayat lain dan tradisi. Anda berdoa, dan Dia akan menjawab Anda pada saat yang tepat dan waktu yang ditentukan, ketika Dia kehendaki, saat itu adalah untuk keuntungan Anda di dunia dan akhirat, dan ketika itu bertepatan dengan keputusan-Nya dan akhir jangka ditetapkan oleh-Nya.

Jangan menjadi curiga pada-Nya ketika Dia keterlambatan respon, dan tidak lelah membuat permohonan kepada-Nya, untuk sementara Anda mungkin tidak memperoleh, kau juga tidak kalah. Jika Dia tidak merespon anda segera, Dia memberi balasan Anda nanti. Menurut tradisi otentik, Nabi (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian) berkata: “Pada hari kiamat hamba akan lihat dalam catatan-nya beberapa perbuatan baik yang dia tidak mengakui. Dia kemudian akan diberitahu bahwa ini adalah kompensasi untuk permintaan dia dibuat di dunia ini, tetapi yang tidak ditakdirkan untuk dipenuhi di dalamnya, “atau sesuatu seperti itu. Kalau begitu, setidaknya negara-negara rohani Anda adalah bahwa Anda harus mengingat Tuhanmu (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), menegaskan Keesaan-Nya, karena alamat Anda permohonan Anda kepada-Nya dan tidak lain daripada-Nya, dan tidak menyerahkan Anda perlu orang lain selain-Nya (Maha Suci Allah). Anda berada di salah satu atau yang lain dari dua kondisi di sepanjang waktu, dengan malam dan siang hari, di bidang kesehatan dan dalam keadaan sakit, dalam kesulitan dan kemakmuran, dalam kesulitan dan kemudahan:

1. Anda menahan diri dari meminta, dengan senang hati menerima keputusan takdir, mendamaikan diri sendiri dan pergi bersama-sama dengan tindakan-Nya (Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) dengan cara yang santai, seperti mayat di depan mesin cuci ritual orang mati, seperti babe menyusui di tangan perawat, atau seperti bola menunggu pemain-polo untuk mengetuk di sekitar dengan palu itu. Destiny kemudian akan mengubah Anda tentang seperti keinginan. Jika hal itu terjadi untuk menjadi berkat, terima kasih dan pujian adalah datang dari Anda, dan dari-Nya (Maha Esa dan Agung adalah Dia) datang peningkatan hadiah. Sebagaimana Dia telah berkata (Maha Suci Allah): “Jika kamu bersyukur, Aku akan memberi Anda lebih banyak” (14:7). Jika sebuah kesulitan, namun Anda menanggapi dengan kesabaran dan kepatuhan, melalui pertolongan-Nya, sedangkan dari sisi-Nya (Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) datang keyakinan, dukungan, berkat dan rahmat, melalui kebaikan dan kemurahan hati. Sebagaimana firman Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia): “Allah beserta orang yang sabar” (2:153). Artinya, melalui dukungan-Nya dan keyakinan, karena Dia adalah mendukung hamba-Nya terhadap-Nya lebih rendah diri, gairah dan iblis-nya. Dia mengatakan (Maha Suci Allah):

Jika Anda membantu Allah, Dia akan membantu Anda dan membuat perusahaan pijakan Anda. (47:7)

Ketika Anda menolong Allah dengan lawan Anda sendiri dan gairah Anda dengan memberikan perlawanan kepada-Nya dan kebencian tindakan-Nya dalam diri Anda, ketika Anda menjadi musuh dan algojo untuk lebih rendah diri karena Allah, sehingga setiap kali bergerak dengan ketidakpercayaannya dan politeisme memenggal kepala Anda dengan kesabaran Anda, kepatuhan Anda dengan Tuhan dan kepuasan Anda dengan kerja-Nya dan janji-Nya, dan kepuasan Anda dengan mereka berdua, maka Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) akan menjadi penolong bagi Anda. Adapun berkat dan rahmat, memikirkan kata-Nya (Maha Kuasa dan Agung adalah Dia):

Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yang mengatakan, ketika musibah serangan mereka: “Untuk Allah milik kita, dan kepada-Nya kami kembali.” Seperti mereka kepada siapa yang berkat dari Tuhan mereka, dan rahmat. Tersebut adalah mendapat petunjuk. (2:155-157)

2. Kondisi lainnya adalah bahwa di mana Anda membuat permohonan kepada Tuhanmu (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) dengan doa dan permohonan yg sangat mendesak rendah hati, menghormati keagungan-Nya dan mematuhi perintah-Nya. Sekarang hal-hal yang mana mereka benar-benar milik, karena Dia telah mendesak Anda untuk menempatkan permintaan Anda kepada-Nya dan resor kepada-Nya, dan telah membuat bahwa kenyamanan bagi Anda, seorang rasul dari Anda kepada-Nya, kontak dan sarana akses kepada-Nya, dengan syarat bahwa Anda menyerah kecurigaan dan kebencian kepada-Nya dalam hal penundaan jawaban atas doa Anda sampai waktu yang sesuai.

Mencatat perbedaan antara kedua kondisi, dan tidak menjadi salah satu dari orang-orang yang melampaui batas-batas keduanya, karena tidak ada kondisi lain selain kedua. Hati-hati menjadi antara yang melampaui batas perbuatan salah, karena Dia akan menghancurkan Anda (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) tanpa peduli, sebagaimana Dia telah menghancurkan mantan masyarakat masa lalu, dengan mengintensifkan penderitaan-Nya di dunia ini dan dengan-Nya azab yang pedih di selanjutnya.

TIGA PULUH TUJUH WACANA DARI FUTUH AL-GHAIB

Pada kecaman dari iri

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

Mengapa, percaya O, saya melihat Anda iri tetangga Anda makanannya dan minumannya, pakaiannya, istrinya, rumahnya, kesenangan kekayaan dan berkat-berkat dari Tuhannya (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) dan porsi yang dialokasikan untuk dia? Apakah Anda tidak menyadari bahwa ini adalah jenis hal yang melemahkan iman Anda, menyebabkan Anda jatuh dari pandangan Tuhanmu (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), dan membuat Anda benci kepada-Nya? Pernahkah Anda mendengar tradisi diturunkan dari Nabi (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian), menurut apa yang Allah (Maha Suci Allah) mengatakan antara lain: “dengki adalah musuh berkat-Ku”? Apakah kamu tidak mendengar bahwa Nabi (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian) juga berkata: “Envy memakan perbuatan baik sebagai kayu api mengkonsumsi”?

Apa yang sebenarnya membuat Anda iri padanya, Anda celaka miskin? Apakah nasibnya atau sendiri? Jika Anda berbagi iri padanya, yang Allah telah dialokasikan kepadanya sesuai dengan kata-kata-Nya: “Kami telah dibagi antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia ini” (43:32), maka Anda tidak adil kepada orang, yang hanya menikmati berkat Tuhan, yang Dia telah ramah diberikan kepada dia dan ditugaskan kepadanya oleh dekrit, dan di mana Dia telah memberikan tidak ada orang lain sebagian atau bagian. Jadi, siapa yang bisa lebih adil, greedier, bodoh dan kurang wajar dari Anda?

Jika, di sisi lain, Anda iri padanya berbagi Anda sendiri, maka Anda mengkhianati ketidaktahuan tinggi, karena saham Anda tidak akan diberikan kepada siapa pun kecuali Anda, dan tidak akan ditransfer dari Anda untuk yang lain. Jauh baik dari Allah [untuk melakukannya]! Sebagaimana Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) mengatakan:

Firman tidak berubah dengan Aku, Aku tiran tidak kepada para pelayan. (50:29)

Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) tidak begitu adil kepada Anda bahwa Dia akan mengambil apa yang Dia telah diberikan Anda dan memberikannya kepada orang lain! Gagasan sangat mengkhianati ketidaktahuan dan ketidakadilan terhadap saudara Anda. Tidak masuk akal lebih baik bagi Anda untuk iri kepada bumi, yang merupakan gudang harta dan menimbun semua jenis emas dan perak dan batu mulia, mengumpulkan oleh raja-raja kuno ‘Ad dan Tsamud, oleh Chosroes dan Caesar, bukan daripada iri tetangga Anda, ia seorang mukmin atau jenis bermoral. Untuk apa dia di rumahnya tidak dapat jumlah bahkan bagian sepersejuta dari apa bumi mengandung.

Anda iri tetangga Anda mengundang perbandingan berikut: Seorang pria melihat seorang raja dengan semua itu mungkin, pasukannya dan rombongannya, kepemilikan dan kontrol perkebunan yang luas, dari mana ia mengumpulkan pajak dan memanfaatkan pendapatan. Dia melihat raja menikmati segala macam kemewahan, kesenangan dan kepuasan-kepuasan, tetapi ia tidak iri padanya semua ini. Lalu ia melihat seekor anjing bertindak sebagai pelayan salah satu anjing raja, berdiri, jongkok, menggonggong, dan diberi sisa makanan dan sisa-sisa makanan dari dapur kerajaan, di mana ia subsists. Orang itu mulai iri anjing ini, menjadi memusuhi itu, keinginan kematian dan kehancuran atasnya dan ingin mengambil tempatnya, untuk alasan berarti dan kecil, tidak dalam semangat asketisme, kesalehan agama dan kepuasan rendah hati. Pernahkah ada orang yang lebih bodoh, tolol dan bodoh?

Selain itu, celaka kau miskin, jika Anda hanya tahu apa yang perhitungan panjang tetangga Anda harus menjalani pada hari kiamat datang! Jika ia belum patuh kepada Allah sehubungan dengan semua manfaat Dia telah diberikan kepadanya, jika dia tidak bisa keluar kewajibannya mana ini prihatin, dengan mentaati perintah-Nya dan mengamati larangan-Nya karena mereka mungkin menerapkan, dan menggunakan keuntungan-nya untuk mendukung pelayanan-Nya dan ketaatan kepada-Nya, bagaimana dia akan berharap bahwa ia pernah diberi atom tunggal semua itu, bahwa ia tidak melihat berkat tunggal pada setiap hari pernah! Apakah kamu tidak mendengar sabda Nabi (Allah memberkatinya dan memberinya damai) karena mereka telah sampai kepada kita dalam tradisi: “Akan ada sekelompok orang yang pasti akan berharap, pada hari kiamat, bahwa mereka mungkin daging dipotong dengan gunting, mengingat pahala mereka melihat diberikan kepada mereka yang telah melahirkan kemalangan. “

Tetangga Anda karena itu akan datang berharap ia berada di tempat Anda di dunia ini, mengingat perhitungan yang panjang dan ia harus menjalani interogasi, dan dia harus berdiri di panas matahari selama lima puluh ribu tahun di Kebangkitan, pada akun kenyamanan, ia menikmati di dunia ini, saat Anda berada di tempat yang jauh dari semua ini, di bawah naungan Arasy, makan dan minum, menikmati diri sendiri, ceria, bahagia dan santai, karena daya tahan pasien Anda kesulitan duniawi, kendala , kesulitan, penderitaan dan kemiskinan, kepuasan dan kesiapan untuk memenuhi Tuhanmu (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), ketika rencana-Nya dan keputusan berarti kemiskinan bagi Anda dan kemakmuran bagi orang lain, penyakit bagi Anda dan kesehatan yang baik bagi orang lain, kesulitan untuk Anda dan kemudahan untuk orang lain, penghinaan bagi Anda dan kehormatan bagi orang lain. Semoga Allah termasuk kita, dan kamu, di antara mereka yang menanggung kemalangan dengan sabar, yang bersyukur untuk berkat, dan yang mempercayakan urusan mereka kepada Tuhan langit!

WACANA EMPAT PULUH DUA DARI FUTUH AL-GHAIB

Pada kedua kondisi [diri nafs]

Syaikh (semoga Allah berkenan dengan dia, dan memberinya kepuasan) berkata:

The [diri nafs] memiliki dua kondisi dan tidak ada ketiga: Keadaan kesejahteraan dan negara bagian kesengsaraan. Ketika mengalami penderitaan, tanda-tanda yang cemas, mengeluh, jengkel, protes dan kecurigaan terhadap Tuhan Kebenaran (Agung dan Maha Suci Allah), dan kurangnya kesabaran, kepuasan dan kepatuhan. Memang, ada kemungkinan akan perilaku kurang ajar, asosiasi makhluk dan benda-benda dengan Sang Pencipta, dan tidak percaya. Ketika, di sisi lain, di negara bagian kesejahteraan, tanda-tanda keserakahan, ketidaksabaran, dan pengejaran nafsu duniawi dan kesenangan. Segera setelah memuaskan satu keinginan, ia pergi setelah lain, meremehkan berkat-berkat itu sudah memiliki, seperti makanan, minuman, pakaian, pasangan, tempat tinggal dan sarana transportasi. Ini menemukan kesalahan dan cacat dalam setiap salah satu berkat, menginginkan sesuatu yang superior dan lebih halus yang bukan bagian dari banyak perusahaan ditakdirkan, sementara menghindari apa yang telah dialokasikan untuk itu. Jadi orang yang masuk ke segala macam masalah, dan wades ke banyak bahaya dalam proses yang panjang dan lelah yang tidak memiliki akhir atau penghentian dalam baik ini dunia atau akhirat. Seperti kata pepatah: “Sesungguhnya hukuman paling keras adalah keinginan untuk memiliki apa yang tidak berbagi dialokasikan seseorang.”

Ketika diri ini sedang mengalami penderitaan, itu hanya ingin melihatnya dihapus, melupakan semua tentang kenikmatan, nafsu dan kesenangan, dan menginginkan satu pun dari mereka. Setelah dibebaskan dari penderitaan, namun, beralih ke kesembronoan nya, keserakahan dan ketidaksabaran, untuk ketidaktaatan bandel nya dari Tuhannya dan dedikasi terhadap pemberontakan berdosa terhadap-Nya. Ini lupa semua masalah dan penderitaan, semua petaka itu pergi melalui sebelumnya. Sekarang menderita cobaan bahkan lebih keras dan kesengsaraan, karena dosa besar itu telah dilakukan dan berkomitmen, untuk menyapih jauh dari ini dan untuk menahan dari perbuatan dosa di masa depan, karena kesejahteraan dan kenyamanan telah gagal reformasi itu, dan penyimpanan yang terletak agak dalam kesusahan dan kesakitan.

Jika diri sendiri telah bersikap baik ketika penderitaan itu dihapus, dan telah berlatih ketaatan, syukur dan kepuasan dengan banyak perusahaan, hal akan lebih baik untuk itu di dunia dan akhirat. Ini akan meningkatkan kenyamanan berpengalaman, kesejahteraan, persetujuan dari Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), kesenangan, dan membantu mencapai kesuksesan.

Siapa saja yang ingin untuk keselamatan di dunia ini dan akhirat karena itu harus memupuk kesabaran dan kepuasan. Dia harus menyerah mengeluh kepada orang-orang, kirimkan kebutuhannya kepada Tuhannya (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia), praktek ketaatan kepada-Nya, menunggu kebahagiaan datang dari-Nya, dan ditujukan secara eksklusif kepada-Nya (Maha Esa dan Agung adalah Dia), sejak Dia lebih baik daripada yang lainnya dan dari seluruh ciptaan-Nya. perampasan Nya sebenarnya hadiah, hukuman-Nya berkat, pengadilan-Nya suatu obat, janji-Nya uang tunai, kata-Nya suatu perbuatan, kehendak-Nya suatu keadaan. Tentunya firman-Nya “dan perintah-Nya apabila Dia bermaksud sesuatu, adalah mengatakan untuk itu” Jadilah “, dan” (36:82). Semua perbuatan-Nya adalah baik dan bijaksana dan bermanfaat, meskipun Dia terus pengetahuan tentang manfaat tersembunyi dari hamba-Nya dan cadangan kepada DiriNya sendiri. Untuk hamba-Nya, oleh karena itu, paling tepat dan layak dalam keadaan kepuasan dan ketundukan, harus didedikasikan untuk kehambaan dengan memenuhi perintah-perintah, larangan mengamati, dan tunduk kepada keputusan takdir, untuk meninggalkan keasyikan dan memberantas dengan Mulia, yang merupakan sumber keputusan takdir itu, untuk diam pada pertanyaan mengapa dan bagaimana dan kapan, dan menyerah dugaan Kebenaran Tuhan (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia) dalam semua tahap-Nya bergerak dan istirahat.

Semua ini bersandar pada otoritas hadits dari Ibnu ‘Abbas (semoga Allah berkenan dengan dia dan ayahnya), dari siapa ditularkan oleh’ Ata ‘. Ibnu Abbas mengatakan: “Saya naik di belakang Rasulullah (Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian) ketika ia berkata kepadaku:” Anak saya, berhati-hatilah Allah dan Dia akan menjagamu Jagalah Allah dan. Anda akan menemukan-Nya di depan Anda Jadi, ketika Anda memiliki sesuatu untuk bertanya,. meminta Allah, dan ketika Anda mencari bantuan, mencari pertolongan dari Allah. Pena telah kering dari menulis semua yang akan, jadi jika hamba-Nya adalah untuk berusaha untuk membawa Anda beberapa manfaat tidak ditetapkan untuk Anda demi Allah, mereka tidak akan mampu melakukannya, dan jika hamba-Nya adalah untuk berusaha untuk membuat Anda beberapa cedera tidak mentakdirkan untuk Anda oleh Allah, mereka tidak akan mampu melakukannya. Jadi jika Anda dapat berhubungan dengan Allah dengan kejujuran dan kepastian [] yaqin, melakukannya, dan jika Anda tidak bisa, ada banyak baik dalam kesabaran dengan apa yang Anda sukai Tahu membantu itu. berada dalam kesabaran, sukacita dengan kesedihan, dan “dengan kesulitan datang kemudahan “(94:5).” “

Ini setiap orang percaya untuk membuat hadits ini cermin hatinya, untuk memakainya sebagai pakaian dalam dan pakaian luar, untuk memperlakukannya sebagai hadits sendiri, di mana ia harus bertindak di segala kondisi, baik ia bergerak atau diam, supaya ia aman di dunia dan akhirat, dan menerima kehormatan di kedua domain melalui rahmat Allah (Yang Maha Kuasa dan Agung adalah Dia).

 

@Wongsejati,2011

DO’A NURBUWWAT (HIZIB SULTHON)

23 Maret 2011

Assalamualaikum Wr Wb,
Untuk membantu sedulur yang membutuhkan, saya tampilkan lagi doa nurbuat. Sebenarnya doa nurbuat (cahaya kenabian) atau ada juga yang menyebut hizib sulthon sudah pernah di share di blog ini. Tapi bagi para sedulur yang belum tahu saya bantu menampilkannya lagi berikut tata cara yang selama ini saya lakukan sebelum mengamalkan doa nurbuat/hizib sulthon.
1. Sholat Hajat 2 raka’at
2. Baca syahadat, sholawat, istighfar, hauqallah (masing 3x) tanpa nafas
2. Baca Surat, Al-Ikhlas, Al Falaq, An-nas dan Ayat Kursi (1X)
3. Tawasul
– Rasulullah SAW
– Khulaffar rasyidin (4 sahabat nabi)
– Malaikat Muqorribin wa qorribin
– Syech Abdul Qodir Al Jailani
– Syech Majduddin Al Karmani
– Man ajazani
– Abi wa umi
Kemudian baca doa nurbuat dibawah ini:

ALLAHUMA DZIS SULTHAANIL ‘AZHIIMI WADZIL MANNIL QADIIMI WADZIL WAJHIL KARIIMI WAWALIYYIL KALIMAATIT TAAMMAATI WAD DA’AWAATIL MUSTAJAABAATI ‘AAQILIL HASANI WAL HUSAINI MIN ANFUSIL HAQQI AINIL QUDRATIHI WAN NAAZHIRIINA WA’AINI JINNI WAL INSI WAS SYAYAATHIIN
WAIY YAKAADUL LADZIINA KAFARUU LAYUZLIQUUNAKA BI ABSHAARIHIM LAMMAA SAMI’UUDZ DZIKRA WAYAQUULUUNA INAAHUU LAMAJNUUNUW WAMAA HUWA ILLA DZIKRUL LIL’AALAMIIN, WAMUSTAJAABIL QUR-AANIL ‘AZHIIM, WAWARITSA SULAIMAANU DAAWUDA ‘ALAIHIMAS SALAAM, AL WADUUDU DZUL ‘ARSYIL MAJIID
THAWWIL ‘UMRII WASHAHHIH JASADII WAQDHI HAAJATII WA AKTSIR AMWAALII WA-AULAADII WAHABIBNII LINN NAASI AJMA’IINA WATABAA’ADIL ‘ADAAWATA KULLAHAA MIM BANII AADAMA ‘ALAIHIS SALAAMU MAN KAANA HAYYAA, WAYYAHIQQAL QAULU ‘ALAL KAAFIRIINA INNAKA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR
SUBHAANA RABBIKA RABBIL ‘IZZATI ‘AMMAA YASHIFUUN WASALAAMUN ‘ALA MURSALIINA WAL HAMDU LILLAAHI RABBIL ‘ALAMIIN

ARTINYA:
Ya Allah, Yang memiliki kekuasaan yang besar, Yang memiliki anugrah yang terdahulu, Yang memiliki Dzat Yang Maha mulia, Yang menguasai kalimat-kalimat yang sempurna dan doa-doa yang mustajab, Penjamin Al Hassan dan Al Husain dari jiwa-jiwa yang hak, pandangan kekuasaan dan orang-orang yang melihat dan dari pandangan jin, manusia dan setan.
Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al-Qu’an dan mereka berkata “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila”. Dan Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. Dan wahai Yang memperkenankan melalui Al-Qur’an yang agung. Dan Sulaiman mewarisi Daud (Dia) Maha Pengasih, Yang memiliki Arasy yang mulia.
Panjangkanlah usiaku, sehatkanlah tubuhku, tunaikanlah keperluanku dan perbanyaklah harta dan anak-anakku, jadikanlah aku orang yang disukai seluruh manusia, dan jauhkanlah diriku dari segala permusuhan anak Adam yang masih hidup. Dan pastilah ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha Suci Tuhannmu, Tuhan Yang memiliki kebesaran, dari apa yang digambarkan oleh mereka (orang-orang kafir), dan kesejahteraan semoga terlimpahkan kepada para rasul, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Kegunaan: untuk segala hajat dan keperluan. Paling baik amalkan setiap sholat fardhu lebih baik juga dibaca pada sholat sunat tahajud dan dhuha serta rajin melakukan puasa senin kemis.
Amalan ini bisa juga dipakai buat membangkitkan tenaga dalam dan tameng ghaib. Baca surat-surat tersebut diatas masing 1x dengan cara menahan nafas diperut kemudian baca doa nurbuat setelah itu tiupkan kedua tangan dan sapukan keseluruh tubuh. Niatkan pada saat menyapukan buatlah pola seakan membentuk lingkaran yang melindungi tubuh. Masih banyak lagi manfaatnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu disini. Niatkan amalan ini dilakukan semata-mata ikhlas karena Allah bukan mau mencari kesaktian. Insya Allah kalau melakukannya secara ikhlas, tawadhu dan istiqomah karomah doa nurbuat ini akan bangkit. Setelah diamalkan paling tidak 40 hari coba test difoto aura Insya Allah ada aura yang memancar terang melindungi tubuh. Jadikan amalan ini bagian dalam wirid keseharian setelah sholat fardhu.
Wassalamualaikum Wr Wb

 

@Wong Sejati,2011

PIWULANG LUHUR

23 Maret 2011

1. Yen gelem nalusuri, sejatine ora sethithik piwulang lan pitutur becik kang malah kita tampa saka wong-wong kang gawene nacad marga ora seneng marang kita, katimbang saka kanca raket kang tansah ngalembana. Awit elinga, panacad iku bisa nggugah kita nglempengake laku, dene pangalembana kepara njalari kelalen.

Kalau mau menelusuri, sebetulnya tidak sedikit pelajaran dan petuah bijak yang kita dapatkan dari orang-orang yang pekerjaannya nyacad (menghina) sebab tidak suka dengan kita, dari pada  teman dekat yang selalu memuja/menyanjung. Maka ingatlah penghinaan itu bisa membangkitkan kita untuk meluruskan perjalanan hidup, sedangkan dipuja/disanjung dapat mengakibatkan kita terlena.

2. Samangsane kowe diclathu wong kanthi sengak, aja kok bales sak nalika kanthi tembung kang uga sengak. Prayoga tanggapana mawa pakarti kang alus lan sareh. Jer ya klawan laku kang kaya mangkono iku kowe bisa ngendhalekake watak kang panasbaran, ngasorake sifat kang lagi kasinungan iblis.

Sewaktu kamu dimarahi orang dengan sengit (jelek), jangan dibalas seketika dengan ucapan jelek. Lebih baik tanggapi dengan perbuatan yang baik dan sabar. Sebab dengan perbuatan yang seperti itu kamu bisa  mengendalikan watak yang emosional, mengalahkan sifat iblis dalam diri kita.

3. Ing endi dununge pemarem lan katentreman? Saking angele mapanake rasa, nganti meh ora ana wong kang bisa rumangsa marem lan tentrem uripe. Mula kita kudu tlaten ngalah budi. Dhahana rasa meri lan drengki, amrih gorehing pikir bisa tansah sumingkir.

Dimana tempatnya rasa puas dan ketentraman? Sangat sulit menempatkan rasa, sampai tidak ada orang yang bisa merasakan puas dan tentram dalam hidupnya. Maka dari itu kita harus selalu bersabar. Jangan pernah ada rasa iri dan dengki,  supaya pikiran jelek bisa selalu tersingkirkan.

4. Menawa kowe durung mangerteni marang bab kok anggep ora becik aja kesusu ngatonake rasa sengitmu, gedhene nganti maoni lan nglairake panacad. Awit kawruhana yen pikiran manungsa iku tansah mobah mosik lan molak-malik. Apa kang kok kira ala lan kok gethingi iku ing tembe buri bisa malih dadi kok senengi, kepara malah bisa dadi gantungane uripmu.

Seumpama kamu belum mengerti dengan permasalahan dianggap tidak baik , jangan  dahulu memperlihatkan rasa bencimu, besarnya sampai membalas ucapannya dan mengeluarkan kata-kata menghina. Pertama ketahuilah bahwa pikiran manusia selalu berfikir dan berubah-ubah. Apa yang kamu kira jelek dan kamu benci itu suatu saat bisa berubah jadi kamu senangi, dan bisa berbalik jadi tempat untuk menggantungkan hidupmu.

5. Karepe wong nyatur alane liyan iku beteke mung arep nuduhake becike awake dhewe. Yen sing dijak nyatur wong kemplu, pamrih sing kaya mangkono mesthi katekane. Nanging tumraping wong mursid wong kang ngumbang rereged ing awake sarana migunakake banyu peceren malah saya nuduhake blentang-blentonge pambegan.

Maksudnya membicarakan kejelekan orang tetapi sebenarnya hanya untuk memperlihatkan kebaikan dirinya sendiri. Yang diajak  berbicara orang bodoh, keinginan yang seperti itu pasti terlaksana. Tetapi untuk seorang mursid (guru) orang yang membersihkan diri  dengan sarana mengunakan air yang kotor malah semakin menunjukkan  aibnya.

6. Aja sok ngendel-endelake samubarang kaluwihanmu, apa maneh mamerake kasuguhan lan kapinteranmu. Yen anggonmu ngongasake dhiri mau mung winates ing lathi tanpa bukti, dhonge enggon awakmu dadi ora aji. Luwih prayoga turuten pralambange “pari dadi” kang saya isi lan mentes malah sangsaya ndhungkluk. Pari kang ndhangak nudhuhake nek kothong blong tanpa isi.

Jangan pernah menunjuk-nunjukkan semua kelebihanmu, apalagi menunjukkan ketekunan dan kepandaiaanmu. Kalau kamu dalam menunjukkan kepandaian diri hanya sebatas di mulut tanpa bukti, suatu saat dirimu jadi tidak ada harganya. Lebih baik ikuti simbolnya “padi” yang semakin isi dan berisi semakin merunduk. Padi yang menengadah menunjukkan kalau kosong momplong tanpa isi.

7. Kahanan ndonya iki ora langgeng, tansah mobah mosik. Yen sira nemahi ketunggon bandha lan kasinungan pangkat, aja banjur rumangsa “Sapa Sira Sapa Ingsun” (SSSI) kang tansah ngendelake panguwasane tumindak deksura marang sapadha-padha. Elinga yen bandha iku gampang sirna. Pangkat bisa oncat ing saben wayah.

Kedaaan dunia ini tidak pernah tetap, selalu berubah-ubah. Kalau kita lagi ditungguhi kekayaan dan pangkat derajat, jangan pernah merasa “Siapa Kamu Siapa Saya” yang selalu menunjukkan kekuasaannya bertindak semaunya pada sesamanya. Ingatlah kalau harta itu mudah habis. Kedudukan (pangkat) bisa lepas sewaktu-waktu.

8. Saiba becike samangsa wong kang lagi kasinungan begja lan kabungahan iku tansah eling, gedhene asung syukur marang kang Peparing. Awit elinga yen tumindak kaya mangkono mau kajaba bisa ngilangi watak jubriya uga mletikake rasa rumangsa yen wong dilahirake ing donya iku sejatine mung dadi lelantaran melu urun-urun, tetulung marang sapadha-padha ning titah, mbengkas kasangsaran, munggahe nggayuh hayuning jagad.

Betapa indahnya sewaktu orang yang lagi mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan haruslah selalu ingat, besarnya selalu bersyukur kepada yang selalu memberi. Maka ingatlah kalau prilaku seperti itu selain bisa mengingatkan watak curiga juga melatih rasa menyadari kalau orang dilahirkan didunia ini sebenarnya hanya jadi perantara ikut berbagi, untuk mencapai kelestarian bumi.

9. “Rumangsa sarwa duwe” lan “Sarwa duwe rumangsa” iku tinulis genah mung diwolak-walik. Nanging surasane jebul kaya bumi klawan langit. Sing kapisan nuduhake watak ngedir-edirake, wengis satindak lakune, asosial, yen nggayuh  pepinginan ora maelu laku dudu samubarang pakarti nistha ditrajang wani. Dene sing kapindho, pakartine tansah kebak welas asih, wicaksana ing saben laku, rumangsa dosa samangsa gawe kapitunane liyan.

“Merasa serba ada” dan “Serba ada perasaan” itu jelas tertulis hanya dibalak-balik. Artinya sebernya seperti bumi dan langit. Yang pertama menunjukkan watak mengagung-agungkan diri, bengis setiap langkahnya, kikir, dan kalau ingin meraih keinginan  tidak memperhatikan prilaku jelek semuanya dilanggar. Dan yang kedua, perbuatannya  selalu penuh dengan welas asih, bijaksana di setiap langkah, merasa berdosa sewaktu berbuat merugikan orang.

10. Memitran, paseduluran nganti tumekaning jejodhowan iku yen siji lan sijine bisa emong kinemong, istingarah bisa sempulur becik. Yen anaa padudon sepisan pindho iku wis aran lumrah, bisa nambahi raketing sesambungan. Nanging suwalike yen padha angel ngenggoni sifat emong kinemong mau genah bakal langka langgenge, malah bedaning panemu sithik wae bisa marakake dahuru.

Berteman, persaudaraan sampai datangnya perjodohan itu kalau satu dan satunya bisa saling asuh-mengasuh, istiqaroh bisa semakin baik. Kalaupun ada perselisihan sekali dua kali itu sudah biasa, bisa menambah eratnya pertalian persaudaraan. Tetapi sebaliknya kalau sama-sama susah menempatkan sifat saling asuh-mengasuh itu jelas bakal langka kelanjutannya, berbeda pendapat sedikit saja bisa membuat perselisihan.

11. Tepa slira lan mawas dhiri iku dadi oboring laku nggayuh rahayu, minangka jimat paripih tumraping ngaurip, munggahe bisa nyedhakake rasa asih lan ngedohake watak drengki lan daksiya marang sapepadhane. Sregep mawas dhiri ateges bakal weruh marang kekurangan lan cacade dhewe, saengga wusanane thukul greged ndandani murih apike.

Tenggang rasa dan intropeksi itu jadi penerang jalan dalam mengapai keselamatan, sebagai pusaka (benteng diri) hidup kita, dapat mendekatkan pada rasa kasih sayang dan menjauhkan watak iri dan sewenang-wenang pada sesama. Selalu intropeksi artinya tahu akan kekurangan dan cela diri kita, sehingga akhirnya tumbuh keinginan memperbaiki bagaimana baiknya.

12. Wong kang ora nate nandhang prihatin ora bakal kasinungan rasa pangrasa kang njalari tekane rasa trenyuh lan welas lahir batine. Wong kang wis nate ketaman ing prihatin, luwih bisa ngrasakake penandange wong liya. Mula adhakane luwih gelem aweh pitulungan marang kang kasusahan.

Orang yang tidak pernah merasakan prihatin (kesusahan) tidak akan ketempatan rasa sejati yang menimbulkan datangnya rasa iba dan kasih sayang lahir batin. Orang yang sudah pernah merasakan prihatin (kesusahan), lebih dapat merasakan penderitaan orang lain. Maka biasanya lebih mengerti dan suka memberi pertolongan yang lagi mendapat kesusahan.

13. Tembung kang kurang prayoga kang kalair mung marga kadereng dening dayaning hawa nafsu iku pancen sakala iku bisa aweh rasa pemarem. Nanging sawise iku bakal aweh rasa getun lan panutuh marang dhiri pribadhi, kang satemah tansah bisa ngrubeda marang katentremaning pikir lan ati. Guneman sethithik nanging memikir akeh iku kang tumrape manungsa bisa aweh katentreman lan rasa marem kang gedhe dhewe.

Ucapan yang kurang baik yang terucap hanya suatu sebab desakkan kekuatan hawa nafsu itu, memang seketika bisa membuat rasa puas. Tetapi setelah itu dapat memberi rasa menyesal dan menyalahkan pada diri sendiri, yang selalu menganggu ketentraman pikiran dan hati. Berbicara sedikit tetapi berfikir luas, maka sebagai manusia telah bisa memberi ketentraman dan rasa sangat puas yang besar.

14.     Kita iki kejaba ndarbeni badan wadhag lan pancadriya, siji maneh kita uga darbe osiking ati. Darbe kita iki ora kasat mata, ora kena ginrayang, nanging tansah ajeg elik-elik marang bebener yen lagi nandhang pletiking pakarti lan cipta ala, munggahe katuwuhan krenteg tumindak laku ngiwa. Mula poma dipoma, tansah bisoa ngrungokake osiking atimu, awit iku kang ngajak sak paripolahmu tumuju menyang karahayuning urip.

Kita ini selain mempunyai badan jasmani dan pancaindriya, satu lagi kita juga mempunyai hatinurani. Kepunyaan kita ini tidak dapat dilihat, tidak bisa diraba, tetapi selalu mengingatkan kepada kebenaran kalau sedang mengalami kealpaan dan angan-angan yang kurang baik, jikalau diteruskan mempunyai keinginan melakukan perbuatan kurang baik. Maka berhati-hatilah, harus bisa mendengarkan suara hatimu, sebab itu yang mengajak setiap prilakumu menuju jalan keselamatan hidup.

15. Kawruh lan ilmu pengetahuan iku mung bisa digayuh lan dikuwasani kanthi laku kang laras karo apa kang diwulangake. Lire ajaran teorine kudu bisa dicakake lan ditrapake kanggo karaharjaning bebrayan. Wondene lakune mono kudu sinartan tekad kang gilig lan kekarepan kang tulus lan mantep kinanthenan kateguhaning iman, kanggo ngadhepi sakehing panggodha sarta nyingkiri sikep laku kang sarwa dudu.

Pengatahuan dan ilmu pengetahuan itu hanya bisa diraih dan dikuasai dengan laku yang selaras dengan apa yang diajarkan. Intinya adalah pelajaran teori harus bisa dilaksanakan dan dipratekkan untuk kemuliaan kehidupan. Oleh sebab itu caranya harus dibarengi tekad yang bulat dan keinginan yang tulus dan mantap serta  dengan berbekal keteguhan iman, untuk menghadapi semua godaan serta menyingkirkan sikap perbuatan yang tidak pada tempatnya.

16.     Siji-sijine dalan amrih kaleksanan ing gegayuhan, yaiku makarti kang sinartan kapercayaan lan keyakinan menawa apa kang sinedya mesthi dadi. Yen mung kandheg ing gagasan lan kukuhing karep wae, tanpa tumandang lan makarya minangka sarana panebuse, wohe ya ora beda kaya dene wong ngimpi. Cilakane maneh yen selagine nganggit-anggit mau wis kaselak ngrasakake kanikmatane ing pengangen-angen, wusanane dadi lumuh ing gawe lan wedi ing kewuh.

Satu-satunya jalan supaya tercapainya sebuah keinginan, yaitu bekerja yang dibekali dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa apa yang diharapkan pasti jadi. Kalau hanya berhenti pada gagasan/ide dan kuatnya keinginan saja, tanpa berbuat dan bekerja sebagai sarana pengganti, hasilnya juga tidak berbeda seperti orang yang bermimpi. Celakanya lagi kalau hanya mengarang-arang, akhirnya jadi malas bekerja dan takut merepotkan.

17. Ora ana penggawe luwih dening mulya kejaba dedana sing uga ateges mbiyantu nyampeti kekuranganing kabutuhane liyan. Dedana marang sapepadha iku ateges uga mitulungi awake dhewe nglelantih marang rasa lila legawa kang uga ateges angabekti marang Pangeran Kang Maha Welas Asih. Pancen pangabekti mono wis aran pasrah, dadi kita ora ngajab marang baline sumbangsih kita. Kabeh iku sing kagungan mung Pangeran Kang Maha Kuwaos, kita ora wenang ngajab wohing pangabekti kanggo kita dhewe. Nindakake kabecikan kanthi dedana kita pancen wajib nanging ngundhuh wohing kautaman kita ora wenang.

Tidak ada pekerjaan yang lebih mulia selain beramal yang juga bisa berarti membantu mencukupi kekurangan kebutuhan orang lain. Bersedekah pada sesama itu berarti juga membantu diri sendiri melatih pada rasa tulus dan ikhlas yang juga berarti berbakti pada Tuhan Yang Maha Penyayang. Memang berbakti sudah berarti pasrah, jadi jangan pernah berharap kembali apa yang telah kita sumbangkan. Semua itu milik Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita tidak kuasa berharap buahnya persembahan untuk diri kita pribadi. Berbuat kebaikan dengan beramal hukumnya wajib tetapi memetik buahnya kebaikan kita tidak berhak.

18. Nggayuh kaluhuran mono ateges ngupaya tataraning urip kang luwih dhuwur. Ya dhuwur ing lahir ya uga ing batin. Lire sing murakabi kanggo dhiri pribadi, sumarambah tumrap bebrayan agung. Sapa kang mung mligi nggayuh kaluhuraning lahir, ateges mung mburu drajat, semat lan pangkat, durung aran jejeg uripe. Suprandene sapa kang mung ngemungake kaluhuran batin, ateges ora nuhoni jejering manungsa ing alam donya iku kang kudu tumandang gawe kanggo donyane.

Mengapai kemulian berarti berusaha mencapai tahapan  hidup yang lebih tinggi. Ya tinggi di lahir dan juga di batin. Intinya yang bermanfaat untuk diri pribadi, dan juga untuk semua kehidupan. Siapa yang hanya mengapai kemuliaan lahiriah, berarti hanya memburu derajat/pangkat, belum bisa dikatakan lurus hidupnya. Demikian halnya siapa yang hanya mengapai keutamaan batin, berarti tidak sesungguhnya tampil sebagai manusia di alam dunia yang harus bekerja untuk kelestarian alam.

19. Sarupaning wewadi sing ala lan sing becik yen isih kok gembol lan mbok keket kanthi remit ing ati salawase isih tetep dadi baturmu. Nanging yen wis mbok ketokake sathithik wae bakal dadi bendaramu kang ngidak-idak sirahmu. Selagine mung nyimpen wewadine dhewe wae wis abot, apa maneh yen nganti pinracaya nggegem wewadine liyan. Mula saka iku ojo sok dhemen lan kepengin meruhi wewadine liyan. Sing wis cetha mung bakal nambahi sanggan sing sejatine dudu wajibmu melu open-open.

Segala macam rahasia yang jelek dan baik kalau masih kamu simpan dan disembunyikan dengan rahasia di dalam hati selamanya masih tetap menjadi temanmu. Akan tetapi kalau sudah kamu perlihatkan sedikit saja akan jadi tuanmu yang menginjak-injak kepalamu. Seandainya hanya menyimpan rahasia kita sendiri itu sudah berat, apa lagi kalau dipercaya menyimpan rahasianya orang lain. Yang sudah jelas akan menambahi beban yang sebenarnya bukan merupakan kewajiban kita untuk ikut memelihara.

20. Sok sopoa bakal nduweni rasa kurmat marang wong kang tansah katon bingar lan padhang polatane, nadyan ta wong mau nembe wae nandhang susah utawa nemoni pepalang ing panguripane. Kosokbaline, wong kang tansah katon suntrut kerep ngrundel lan grenengan, merga ora ketekan sedyane iku, cetha bakal kaoncatan kekuwatan ing batin lan tenagane, tangeh lamun entuka pitulungan kepara malah dadi sesirikaning mitra karuhe.

Siapapun akan mempunyai rasa hormat pada orang yang selalu kelihatan bersuka cita dan terang perangainya, meskipun orang itu baru saja mengalami kesusahan atau mendapatkan cobaan hidup. Sebaliknya, orang yang selalu kelihatan susah sering ngomel dan mengumpat, sebab tidak tercapai keinginannya, jelas akan kehilangan kekuatan batin dan tenaganya, jangan berharap mendapatkan pertolongan malah akan di jauhi teman dan kerabat.

MISTERI MANTRA DALAM NASKAH-NASKAH KERATON

23 Maret 2011

Lambang
Sri Sultan Hamengku Buwono X

“Sebaik-baik Ilmu adalah berdoa kepa Allah SWT”

LATAR BELAKANG

PUSAKA Inadonesia terhampar luas dari puncah gunung, pusat-pusat kota tua, pedesaan, candi, hingga pulau-pulau dan lautan beserta isinya, termasuk juga seni budaya. Keanekaragaman alam dan budaya yang ada di Nusantara ini merupakan”Pusaka Bangsa” yang dapat memperkuat semangat “Bhinneka Tunggal Ika”. Salah satu sumber informasi kebudayaan daerah yang sangat penting artinya dalam upaya pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional adalah naskah-naskah kuna. Pada dasarnya naskah-naskah lama  itu merupakan dokumen budaya yang berisi data dan informasi tentang pikiran, perasaan, dan pengetahuan dari suatu etnik atau kelompak sosial budaya tertentu, sekaligus sebagai unsur budaya yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial masyarakat yang melahirkan dan mendukung naskah-naskah tersebut.

Karena itu, peninggalan suatu kebudayaan berupa naskah, termasuk dokumen yang paling menarik bagi para peneliti kebudayaan lama.  Artefak sebagai peninggalan sejarah berbentuk puing bangunan seperti candi, istana raja, pemandian suci, dan lain sebagainya, bisa memberi kesan mengenai keagungan budaya lama. Namun, peninggalan berbentuk sisa bangunan itu belum sanggup memberi informasi langsung yang mencukupi mengenai kehidupan sosial budaya masyarakat yang membangunnya. Karena hal itu hanya dapat kita ketahui lebih mendalam melalui peninggalan dalam bentuk naskah.

Pada masanya naskah-naskah itu mempunyai banyak fungsi, antara lain sebagai pegangan kaum bangsawan   untuk   naskah-naskah   yang   berisi   silsilah,  sejarah leluhur, dan sejarah daerah mereka, sebagai  alat  pendidikan  untuk  naskah-naskah  yang  berisi  pelajaran agama dan etika, sebagai media menikmati  seni budaya seperti naskah-naskah yang berisi cipta sastra atau karya seni, dapat menambah pengetahuan untuk naskah-naskah yang berisi berbagai informasi ilmu pengetahuan, dan sebagai alat keperluan praktis kehidupan   sehari-hari  untuk   naskah-naskah   yang berisi  primbon  dan  sistem  perhitungan  waktu  serta doa-doa yang bisa disebut mantra.

Seminar  Nasional  yang  mengetengahkan  masalah naskah-naskah kuna Nusantara ini, diharapkan dapat mempublikasikan   kandungan   isi naskah-naskah Nusantara, khususnya mantra, dalam upaya mengungkapkan kekayaan budaya bangsa. Indonesia adalah  salah  satu  negara yang memiliki  warisan kekayaan   khazanah manuscript yang   tergolong terbesar di dunia (tercatat di Perpustakaan Nasional mendekati    angka    10.000    eksemplar    2),    yang dituangkan  melalui  tulisan  tangan  sejak  berabad-abad  silam.  Lewat  tulisan  tangan  itu,  masyarakat mengungkapkan    ide-ide    relegiusnya    mengenai manusia  dan  semesta  alam.  Di  dalam  naskah  yang tersebar di seantero Nusantara itu, terdapat teks yang mengandung  nilai-nilai  kebenaran”  kebajikan  dan keindahan.

Memang    tidak    semua    komunitas    masyarakat Nusantara    memiliki    dan    menyimpan    khazanah pernaskahan  tersebut.  Tidak  semua  kelompok  etnis di   Nusantara   memiliki   peninggalan   tradisi   tulis berupa naskah. Di Indonesia ada sekitar 500-an suku, etapi  yang  memiliki  naskah  tradisional,  antara  lain suku   Jawa,   Sunda,   Bali,   Sasak,   Batak,   Madura, Rejang Lebong, Aceh, Melayu dan Bugis.

Ada   ribuan   naskah   tradisional   yang   tersebar   di berbagai   daerah   di   Indonesia   yang   memerlukan penanganan  serius.  Lewat  Seminar  ini  diharapkan menjadi  bukti  usaha  memelihara,  mengembangkan dan  meneruskan  warisan  budaya  bangsa.  Naskah tradisional     sebagai     peninggalan     sejarah     dan intelektual  bersama  nilai-nilai  ultural  dan  religius masyarakat,  untuk  dapat  bangkit  menjadi  bangsa yang   cendekia,   erbudaya   dan   arif   di   hadapan tantangan globalisaisi.

NASKAH KUNA DI DALAM KERATON

BANYAK   naskah   kuna   di   dalam   Keraton   yang disebut  kawruh, piwulang atau pitutur-Iuhur dari para  leluhur  yang  dikemas  dalam  pelbagai  naskah yang  tersimpan  sebagai  pus  aka.  Naskah  itu  bisa berupa Babad,  Serat,  Sastra  pewayangan,  Sastra Suluk dan sejenisnya

Babad umumnya berisi tentang sejarah kerajaan atau tokohnya, Serat berisi  tentang  ajaran-ajaran  atau piwulang atau   kisah  dalam   dunia   pewayangan, khususnya  kisah  Mahabarata  dan  Ramayana, Suluk berisi  ajaran  mengenai  hubungan  antara  manusia dengan  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  ajaran  moral,  dan lain-lain. Babad bukan  sejarah  dalam  arti  historis kronologis, tetapi lebih sebagai alat tutur-luhur yang berisi petuah dan nasihat.

Sastra   pengaruh   India   mendominasi   Jawa   dalam waktu  yang  cukup  lama,  karena  baru  pada  jaman Majapahit muncul pembaharuan sastra Jawa dengan lahirnya Kitab  Negarakertagama. Sastra     ini mereformasi   mitologi   India   yang   sudah   menjadi tradisi di lingkungan masyarakat Jawa, yang tokoh-tokohnya   kemudian   diganti   dengan   tokoh-tokoh Majapahit secara riil.

Setelah agama Islam masuk, muncullah kitab Suluk Seloka, berisi   ajaran   serta   tuntunan   bersatunya makhluk    dengan   Tuhannya.    Berbeda    dengan pandangan    Jawa-Hindu,   seseorang    hanya    bisa berhubungan  dengan  Tuhan,  kalau  dia  itu  pendeta, raja dan. pujangga. Mereka inilah yang dapat bersatu dengan  dewa.  Sedangkan  kitab-kitab Suluk  Seloka mengajarkan  seseorang  dapat  berhubungan  dengan Tuhannya   tanpa   perantara,   dan   ini   berarti   suatu penghargaan individu yang sangat tinggi.

Pada jaman Islam ini, muncul naskah-naskah berisi mantra-mantra  yang  berciri  mitologi  Islam,  seperti Kitab Ambiya Jawi, Serat Anggit Kidung Berdonga, Serat   Puji,   yang   masih   tersimpan   di   Keraton Yogyakarta.  Lahir  pula Sastra  Piwulang, seperti Serat  Nitisruti,  Serat  Nitipraja, dan Serat  Sewaka, yang   ketiganya   berisi   petunjuk   cara   mengabdi kepada raja dan cara memerintah.

Bentuk metrum  macapat juga  muncul  dalam  karya sastra    sejarah    seperti Babad    Giyanti,    Babad Pakepung, Babad Prayut dan sebagainya. Pada jaman itu muncul karya futuristik yang digubah barangkaii kita dapat bercemrin diri akan keberadaan kita    sekarang.    Tatkala    Pangeran    Mangkubumi bergerilya  di  kawasan  Kedu  dan  Kebanaran  pernah berujar secara bersahaja, yang dikutip dalam Babad Giyantl:   “Satuhune   Sri   Narapati   Mangunahnya Brangti-Wljayanti”‘. Ucapan     itu     menunjukkan keprihatinan   beliau,   bahwa   kultur   Barat   sebagai akses  gencamya  politik  kolonialisme  Belanda  yang mencekik,   akan   membuat   raja-raja   Jawa   terkena demam asmara dan lemah-lunglai tanpa daya.

Keadaan   ini   harus   dihadapi   dengan “wijayanti”, untuk  bisa  berjaya  dan  tampil  sebagai  pemenang. Maka dianjurkannya: ‘puwarane sung awerdi, gagat-gagat  wijayai”’, untuk  menjadi  pemenang,  seorang Raja haruslah meneladani sikap tulus tanpa pamrih, agar   bisa   menyambut   cerahnya   hari   esok   yang laksana biru nirmala.

Ungkapan  ini   rasanya   ada   paralelisme   sejarah dengan   keadaan   sekarang, di  saat   menghadapi hantaman  derasnya  arus  globalisasi  mengharuskan kita bersiap diri untuk meningkatkan kualitas dalam semua  aspek  kehidupan.  Selain  harus “eling  Ian waspada” menghadapi berbagai godaan dan cobaan di  zaman Kala-Tida ini,  di  mana  banyak  hal  yang diliputi oleh keadaan yang serba “tida-tida” –penuh was-was, keraguan clan ketidakpastian.

MANTRA KONSEPSI HINDU

KONON,   mantra   berasal   dati   kata “man”, yang berarti  pikiran,  dan “tra”, yang  berarti  alat.  Jadi “mantra” berarti “alat   dari   pikiran”. Pengertian mantra menurut Mantra Yoga adalah sebagai berikut :

“Mantras  (or  mantrams)  are  words,  phrases,  or syllables,  which  are  chanted  thoughtfully  and  with growing attention”

[“Mantra/mantram  adalah  kata-kata,  ungkapan  atau suku-kata  yang  secara  khusuk  dilagukan  berulang-ulang dengan konsentrasi      yang      semakin meningkat”].

Mantra  adalah  suatu idiom atau  kata  khusus  yang mempunyai   arti   tersendiri.   Bahkan,   menyimpan kekuatan dahsyat yang terkadang sulit diterima akal sehat.  Dan  menurut  ajaran  agama  Hindu,  mantra adalah kata- kata yang diyakini sebagai wahyu yang diterima oleh manusia pilihan, sebagai  alat  komunikasi  khusus  dengan  Tuhan  atau dewa-dewa    yang    merupakan   manifestasi    dari kekuatan-Nya.  Karena  itu  tidaklah  mengherankan kalau  mantra  begitu  dikeramatkan,  dan  tidak  boleh sembarang  orang  mengucapkannya  sebelum  pemah mewinten (disucikan  secara  ritual).  Selain  itu,  tidak boleh pula diucapkan di tempat-tempat yang tidak pantas. Demikianlah konsep mantra menurut Hindu.

Dalam  bahasa  Latin  kita  mengenal  kata alpha dan omega. Alpha berarti awal dan omega, akhir. Dalam agama  Hindu  kedua  kata  ini  disingkat  dengan  kata “Om” (awal-akhir), yang berasal dari kata Aum atau semangat  Sabda  Allah yang menciptakan melestarikan dan mentransformasikan mantra Hindu: “Asato  Ma  Sat  Gamayo”, yakni “Bimbinglah  aku dari dunia maya ke dunia Nyata”.

Aum terdiri  dari  tiga  huruf  yakni  A,  U,  dan  M.  A adalah simbol Dewa Brahmana, wujud Tuhan dalam waktu  menciptakan  alam  semesta  ini.  Konon,  pada waktu  mengucapkan  huruf  “A”  itu,  bentuk  mulut mulai  terbuka.  Kemudian  huruf  “u”  adalah  simbol Dewa   Wisnu,   manifestasi   Tuhan   dalam   waktu memelihara      dan      melindungi      alam.      Saat mengucapkan  huruf  ini,  bibir  dipanjangkan  seperti sikap   melindungi   bagian   dalam   dari   mulut   itu sendiri.  Ada  pun  huruf  “M”  adalah  simbol  Dewa Siwa,    manifestasi    Tuhan    yang    mengembalikan segalanya   ke   asalnya.   Pada   waktu   mengucapkan huruf  ini,  bibir  kelihatan  terkatup  rapat  kembali sebagaimana asalnya sebelum terbuka.

Setelah  masuknya  Islam,  pemantraan  masih  tetap dikenal dalam khasanah mistik kita. Mungkin, hanya istilah-istilah   saja   yang   berbeda,   misalnya   ajian, jampi   dan   lain   sebagainya,   seperti   dalam Kitab Mujarobat. Sebenarnya  istilah-istilah  tersebut  tetap mengandung arti sama, yang (dipercaya) menyimpan tuah   tertentu.   Berkaitan   penggunaan   kata “Om”, dalam  mantra-mantra  bemafaskan  Islam  umumnya lalu   diganti   dengan “Bismillahirrohmanirrohim”, yang hakikatnya sama.

MANTRA DI LINGKUNGAN KERATON

“MUHAMMAD kang mengku Rasa”, demikian bunyi mantra  kaligrafis (rajah penolak  bala)  di  bangsal Kencana   Keraton   Yogyakarta.   Dari   sini   menjadi jelas, bahwa pengertian dan penerapan mantra tidak hanya diucapkan atau dinyanyikan, tetapi dapat pula “dimantrakan”    pada    berbagai    medium,    seperti bangunan   (disebut rajah, tertulis   dalam   aksara Jawa/Arab),    pusaka,    azimat,    gamelan, kereta, bedhaya (misalnya bedhaya Semang), sesaji dengan segala uba-rampe-nya      (Gunungan      Sekaten, berbagai kakawin, kitab, primbon, babad, serat, yang segala uba-rampe-nya ( Gunungan Sekatenlabuhan), serta benda-bendalain.

Mantra yang awalnya merupakan doa (donga) yang bersifat privat dan vertikal-spiritual –karena diyakini sebagai  wahyu  Tuhan  (dalam  pemahaman  agama Hindu)–    telah    berkembang    ke    sifatnya    yang horisontal-kuItural.  Dalam  pengembangan  sifatnya yang kedua ini, mantra dapat menjadi media defensif atau agresif sebagai kanuragan untuk pertahanan diri atau  guna-guna,  yang  keduanya  bisa  mengandung tujuan positif atau pun negatif.

Mantra  di  lingkungan  Keraton  banyak  tersebar  di berbagai kakawin, kitab, primbon, babad, serat, yang umumnya   diselipkan   di   dalam   isi   naskah   yang beraksara Jawa dengan aksara Arab (pegon). Selain itu,  ada  yang  sudah  melekat (built-in) pada  pusaka Keraton karena terbawa oleh sejarah pembuatan atau perolehan pusaka itu sendiri.

Sebagai  contoh Kumbang  Ali-ali yang  berbentuk cincin,   pusaka   Keraton   Kasultanan   Yogyakarta. Pusaka  ini  memang  kurang  diketahui  masyarakat umun.   Bentuknya   sederhana   tetapi   punya   nilai historis  tinggi.  Sebab  cincin  itu  pemah  digunakan Pangeran  Mangkubumi  ketika  masih  muda  untuk menempa diri. Bersama pendherek-nya, beliau mesu-raga dan olah-kebatinan di  sepanjang  Kali  Pepe, Surakarta.  Sesungguhnya latihannya sederhana, cincin  dilepas  dan  dilemparkan  ke  dalam  sungai. Kemudian     Pangeran     Mangkubumi     menyelam mencari   cincin   tersebut   sampai   mendapatkannya kembali.

Mengapa   Pangeran   Mangkubumi   gemar   berlatih menyelam  di     Kali     Pepe?     Kalau     dicermati mengandung  ajaran  yang  sangat  dalam.  Bukankah sungai    merupakan    sumber    hidup   bagi    semua makhluk  di  dunia?  Air  dalam  pemahaman  Jawa berkaitan dengan rasa. Dengan demikian sebenarnya Pangeran  Mangkubumi  melakukan olah-rasa untuk menemukan  sumber  hidup  sejati,  yang  tiada  lain adalah  Sang  Maha  Pencipta  sendiri  sebagai  sumber kehidupan adikodrati.

Nama sungainya adalah Kali Pepe. Pepe merupakan perwujudan  protes  anak  manusia  menantang  sinar matahari. Ini merupakan perlambang niat dan tekad yang kuat untuk ‘maneges’ mencari kehendak Allah yang   sejati.   Mencari   cincin   di   dalam   sungai merupakan  sebuah  perlambang  pencarian  sekaligus membentuk   raga,   agar   siap   diri   sebagai   sosok pemimpin dalam menghadapi segala cobaan.

Penyelaman  yang  demikian  lama  ketika  mencari harus   menahan   nafas,   menutup ‘babahan   hawa sanga’ atau  berkonsentrasi,  bertujuan  menemukan cincin yang merupakan tanda ikatan antara Manusia dengan   Tuhan   Sang   Maha   Pencipta-Nya.   Ikatan batin ini perlu dijaga, sebab dalam pemahaman Jawa huruf   pertama   aksara   Jawa: ‘Ha’ mengandung makna: “Hananira   wahananing   Hyang”. Bahwa manusia  itu  ada,  sebenarnya  merupakan  gambaran dari  Allah  sendiri.  Oleh  karena  itu  manusia  wajib menjaga citra Allah di dalam dirinya.

Ketika menjalankan laku ini Pangeran Mangkubumi mencoba  menyelami  substansi  makna pitutur-luhur yang termuat dalam tembang lama, seperti ini:

“Urip  iku  pindha  pesate  warastra  saka  gandewa tang  pinenthang.    Lamun    mleset    siikii    Lesane mbilaeni”.

[Hidup  ibarat  anak  panah  yang  melesat  dari  busur yang direntangkan. Jika tidak mengenai sasaran, bisa berbahaya].

Konon,  pernah  terjadi  perdebatan  tentang  berbagai Kitab   Jawa  Kuna: Arjuna   Wiwaha,   Bima   Suci, Ramayana, dan  ayat-ayat  Al-Qur’an  yang  direkam dalam Serat  Cebolek. Dalam  forum  itu,  Pangeran Mangkubumi datang   terlambat   karena     baru berperang  melawan ama-menthek (setan  anak  kecil yang  dipercaya  menyebabkan  kerusakan  tanaman padi).  Dengan  berpegang  pada  ayat-ayat  suci  Al-Qur’an  sebagai  mantra,  beliau  dapat  mengalahkan raja menthek, yang   kemudian  mengabdikan   diri kepadanya.

Apabila   di   kemudian   hari   Mangkubumi   dalam kedudukannya sebagai Sultan Hamengku Buwono I bertapa di tengah air di   kompleks   Taman   Sari, baginya  air  bukanlah  sekadar  tempat among-suka, melainkan tempat menunaikan laku demi masyarakat petani. Tradisi  pembuatan  kolam  di  sekitar  istana,  juga sudah   terlihat   di   Keraton   Plered   yang   dibangun Sultan  Agung  pada  bagian  akhir  pemerintahannya dengan  membendung  Sungai  Opak  dan  Winanga.  Sesungguhnya  Taman  Sari  adalah  bangunan  irigasi dalam  konteks  peradaban  kota  pra-industri  dalam membangun   oriental   despotisme  yang   membuat ketergantungan kaum tani kepada para elite kerajaan.

Mengingat pada zaman Serat Cebolek, Mangkubumi dimitoskan  sebagai  penakluk  raja menthek, kiranya pada  waktu  pembangunan  Taman  Sari  25  tahun kemudian,  mitos  ini  masih  tetap  melekat.  Masjid kecil  di  Taman  Sari  yang  hanya  dapat  dimasuki lewat     lorong     bawah     air Sumur     Gumuling, diperkirakan berfungsi sebagai tempat samadi beliau untuk   menjinakkan    raja menthek yang    telah ditundukkan olehnya.

Menurut hemat saya, deskripsi dan analisis Prof. Dr. Alexander Sudewa dalam Pidato Pengukuhannya itu, perlu  kita  cermati  bersama  saat  akan  melakukan renovasi   kompleks   Taman   Sari   dalam   rangka kerjasama dengan Pemerintah Portugal.

Dalam  konteks  mantra  lainnya,  dapat  diilustrasikan dari Kitab Wedha- Mantra, yang masih tersimpan di Museum   Sanabudaya.  Kitab   itu   memuat ngelmu kebatinan   Kangjeng   Sunan   Kalijaga.  Pada   bab “Masaalah  Dhikir” yang  ada  kemiripannya  dengan cara   penulisan   puisi “Tamba   Ati’” karya   Sunan Bonang, seperti di bawab ini:

“Iki  bab  masaalah  dhikir,  iku  ana  nem  prakara. Kang sapisan iku dhikir Suwul arane, tegese dhikir iya  anteng  ing  napas.  Kang  kapindho  iku  dhikir Suwul-   istilah   arane,   dhikir   iya   tegese   anyipta gurune, angadeg ana netrane alise. Kang taping telu iku  dhikir  Istilah  -ruk-iyat  arane,  tegese  dhikir  iya ilange  ‘ilmune.  Kang  kaping  pat  iku  dhikir  Suwul ngeski  arane,  tegese  ilang  birahine.Kang  kaping lima iku dhikir Suwul- ngiskiyah arane, tegese dhikir iya ilange liyepe kari lengude.Kang kaping nem iku dhikir   Nakisbandiyah   arane,   tegese   iya   dhikir ngilangake    kahanan    kabeh,    iya    kari    mung wujudullah, ing dalem isbat Ian ilange alip, iku dadi lah-hu,  Ian  ilange  lam  awal,  iku  dadi  lah-hu,  Ian ilange lam akhir, iku dadi hu, lan ilange hu, iku dadi ora ana lapale iya ora ana jamane, ora ana tuduhe, iya  ora  ana  maknane,  iya mung  kari  jumeneng  ing dzatullah, iya jumeneng kalawan dhewe” *).

Selanjutnya jika kita membuka Kitab Mantra-Yoga, di   sana   termuat “Aji   kadigdayan   Kasenapaten”, wasiat   Kangjeng   Panembahan   Senapati   Ingalaga Matararam  tentang  ilmu  kekebalan  terhadap  segala macam  senjata  api.  Untuk  mencapai  tataran  kebal seperti  itu  harus  disertai laku  “nyirik  wohing  dami kinukus” selama 40 hari 40 malam, dengan mantra:

“Salfa  llahu  ‘alaihi  wassalam  bis  ayar-ayar,  akas mimis  kandut,  kita  tobat  rambut,  kita  pasumbon talingan kita, gisig suh, braja ampuh, sira nembaha marang  ingsun,  hining  na’iyat  sagedining,  hining ma’iyat sagedining, hining ma’iyat sagedining” *).

Sebagimana   telah   diuraikan,   mantra-mantra   yang termuat   dalam   naskah-naskah   kuna   di   Keraton tersebar-sebar  di  berbagai  bagian  isi  naskah,  dan umumnya   tertulis   dalam   aksara   Arab.   Penelitian yang tuntas, menurut pendapat saya, perlu dilakukan oleh  para  ahli,  bukan  sekadar  dengan  transliterasi dan translasi ke huruf Latin. Tetapi hendaknya dapat disusun  sedemikian,  sehingga  kita  dapat  menggali dan  memahami  maknanya.  Siapa  tahu  kelak,  isinya bisa    menjadi    sumbangan    dalam    mengukuhkan jatidiri bangsa ke depan.

SERAT CEBOLEK: SEBUAH ILUSTRASI

KARENA  akhir-akhir  ini  banyak  menjadi  wacana dalam  komunitas  Islam,  mungkin  ada  manfaatnya jika  saya  mengulas  barang  sekilas Serat  Cebolek karya    Kiai    Mutamakkin    (yang    tersimpan    di perpustakaan     KHP     Widya     Budaya     Keraton Yogyakarta dengan judul: “Suluk Cebolek Gedhe”). Konon, serat ini ditulis R. Ng. Yasadipura I ( 1729-1803 ) -yanf berdasarkan penelitian Riklefs, olehnya diragukan sebagai karya Yasadipura .

Serat ini  mengisahkan  pertentangan  antara  ajaran Islam “ortodoks” dengan    Islam “heterodoks” (“menyimpang”). Islam ortodoks diwakili oleh Ketib Anom,  ahli  agama  dari  Kudus,  sernentara  Islam heterodoks   diwakili   Kiai   Mutamakkin   dari   desa Cebolek,      Tuban.      Dikisahkan,      bahwa      Kiai Mutamakkin   telah   mengajarkan   “ilmu   hakikat” kepada  khalayak  ramai,  ajaran  yang  dianggap  sesat oleh  para  ulama.  Ketib  Anom  melaporkan  hal  ini kepada pihak Kerajan Kartasura di Solo. Pengadilan kemudian dilakukan atas diri Kiai Mutamakkin.

Kisah  dalam Serat ini,  tampaknya  lebih  memihak para  ulama  yang  mewakili  ajaran  Islam  ortodoks. Tetapi    sebuah    teks    dari    desa    Kajen, Pati,mengisahkan “serat” yang  berbeda,  di  mana  Kiai Mutamakkin  justru  dipandang  sebagai  pihak  yang benar.  Kisah  Kiai  Mutamakkin  ini  mewakili  pola yang    hampir    “tipikal”    dalam    sejarah    Islam: pertentangan  antara  “ilmu  lahir”  dan  “ilmu  batin”, ilmu  hakikat  dan  ilmu  syari’at,  Islam  ortodoks  dan Islam heterodoks, “serat resmi,’” dan “serat rakyat’. Apakah ketegangan- ketegangan dalam tubuh Islam sekarang  ini  bisa  dilihat,  antara  lain,  melalui  kisah Kiai Mutamakkin ini?

Oleh   Gus   Dur   aliran   Mutamakin   ini   disebutnya sebagai  model  keempat,  yaitu  model  Jawa  yang menyatakan  hubungan  Islam  dengan  kekuasaan,  di mana  memposisikan  Islam  bukan  sebagai  oposisi, tetapi  mengembangkan  kultur  Islam  yang  berbeda altematif)   terhadap   pemahaman   kekuasaan   yang ada.

Sebagai   bahan   banding,   ada   baiknya   jika   kita membuka Serat “Sastra Gendhing” (Kesucian Jiwa) karya Sultan Agung, naskah yang lebih tua dari Serat Cebolek, yang  antara  lain  memuat  bait tembang Sinom:

“Pramila  gendhing  yen  bubrah,  gugur  sembahe  mring Widdhi,   Batal   wisesaning   shalat,   tanpa   gawe   ulah gendhing,   Dene   ngran   tembang   gendhing,   tuk   ireng swara  linuhung,  Amuji  asmane  Dhat,  swara  saking  osik wadhi, Osik muiya entaring cipta-surasa “.

Sultan Agung menegaskan” bahwa kesalahan orang dalam mempelajari agama Islam kebanyakan terletak pada kecenderungan untuk mudah dimabukkan oleh arus syariat. Diperingatkan olehnya, bahwa pedoman yang harns diingat-ingat ialah:

“Syariat tanpa hakikat adalah kosong. Sebaliknya hakikat tanpa syariat menjadi batallah shalat seseorang”.

Jadi   hakikat   dan   syariat   kedua-duanya   penting. Meskipun     demikian,     hakikatlah  yang   harus diutamakan,  sebab  memahami  hakikat  lebih  sukar daripada  melihat  syariat.  Jika  orang  mengutamakan syariat  tetapi  meninggalkan  hakikat,  berarti  sarna

dengan  mengej  ar  kulit  dan  melupakan  isi.  Ibarat orang memakai baju tetapi tak bernyawa. Demikianlah petunjuk Sultan Agung yang membekali kita dalam ibadah.

Dalam  terjemahan  bebas,  ungkapan  di  atas  berarti demikian:

“Jika   syariat   sembahyang   tidak   dituntun   oleh kesucian jiwa, maka batallah shalat seseorang. Dan  tak  ada  perlunya  orang  memelihara  hidup kebatinan, apabila tidak berisi usaha mengagungkan Dhat Allah”.

Petunjuk  Sultan  Agung  itu  ada  persamaannya  dengan kritik Prof Dr. Ahmad Syalabi. Dalam bab yang berjudul .’Mempelajari  raga  tanpa  mempelajari  jiwa”, sarjana-ulama  Mesir  dari  Universitas  Cairo  itu  mengecam  keras ulama-ulama Mesir abad-20, yang secara dangkal melihat semua  segi  kehidupan  beragama  dari  segi  materiilnya saja .

SEBUAH PERENUNGAN

MANTRA  tergolong  dalam  ritual  mistik  kejawen, yang merupakan cara berpikir fllosofis manusia Jawa tentang    hidup,    manusia,    dunia    dan    Tuhan. Sinkretisme, simbolisme dan sufisme dalam budaya spiritual  Jawa  sering  disebut  falsafah  hidup  Jawa, sikap  hidup  yang  bertujuan  mencari  kesempurnan hidup    melalui pangawikan    (ngelmu) sangkan-paraning dumadi dan manunggaling kawula-Gusti .

Sri  Susuhunan  Paku  Buwono  V  memberikan  pesan spiritual dalam Serat Centhini, sebagai berikut:

“Aywa lunga yen tan wruha, ingkang pinaranan ing purug,  lawan  sira  aywa  nadhah,  yen  tan  wruha rasanipun,  aywa  nganggo-anggo  siraku,  yen  tan wruh  ranning  busana,  weruh  atakon  tuhu,  bisane tetiron nyata”.

Kutipan  ini  memberikan  wawasan  batin  terhadap sesama, agar berhati- hati dalam menjalankan hidup. Diharap agar tahu betul dari mana dan akan ke mana hidup kita. Dengan kata lain kita harus benar-benar memahami   landasan laku mistik   kejawen,   yaitu ngelmu sangkan-paraning dumadi.

Pesan  serupa  juga  pemah diberikan Sunan  Kalijaga yang   tersimpul   dalam tembang   Dhandhanggula seperti di bawah ini II:

“Urip  iku  ing  donyo  tan  lami,  upamane  jebeng menyang  pasar,  tan  langgeng  neng  pasar  bae,  tan wurung nuli mantuk/ mri wismane sangkane nguni ing mengko aja samar, sangkan-paranipun yen asale sangkan-paran duk ing nguni aja nganti kesasar”.

Pesan tembang di atas menghendaki bahwa hidup di dunia ini tidak lama. Ibarat manusia pergi ke pasar, akan  segera  pulang  ke  rumah  asalnya.  Karena  itu jangan sampai ragu-ragu terhadap asal-usulnya, agar jangan  sampai  salah  jalan.  Pesan  ini  menunjukkan, bahwa  manusia  hidup  di  dunia  sekadar “mampir ngombe”, karena   suatu   ketika   akan   kembali   ke haribaan    Tuhan,    sebagaimana    halnya    tumpuan sangkan-paraning dumadi.

Bukankah  kedua  pesan  dalam  naskah  kuna  ini  ada relevansinya dengan intro kalimat di awal tulisan ini:

“Sebaik-baik limo adalah Berdoa kepada Allah SWT .”?  Agar  dengan  demikian,  kita  dapat  menangkap makna  terdalam  dari  ungkapan: “Ana-nira,  Ana- Ningsun”, serta  menjauhi  sikap: “Sapa  sira,  Sapa lngsun”.

Jakarta, 2 September 2003

KARATON  NGAYOGYAKARTA HADININGRAT,

Ttd.

HAMENGKU  BUWONO  X

MARTABAT TUJUH

23 Maret 2011

Dalam mencari ridhoNya, para sufi menggunakan jalan yang bermacam-macam. Baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan melalui kearifan, kecintaan dan tapa brata.

Sejarah mencatat, pada akhir abad ke-8, muncul aliran Wahdatul Wujud, suatu faham tentang segala wujud yang pada dasarnya bersumber satu. Allah Ta’ala. Allah yang menjadikan sesuatu dan Dialah a’in dari segala sesuatu. Wujud alam adalah a’in wujud Allah, Allah adalah hakikat alam. Pada hakikatnya, tidak ada perbedaan antara wujud qadim dengan wujud baru yang disebut dengan makhluk. Dengan kata lain, perbedaan yang kita lihat hanya pada rupa atau ragam dari hakikat yang Esa. Sebab alam beserta manusia merupakan aspek lahir dari suatu hakikat batin yang tunggal. Tuhan Seru Sekalian Alam.

Faham wahdatul wujud mencapai puncaknya pada akhir abad ke-12. Muhyidin Ibn Arabi,seorang sufi kelahiran Murcia, kota kecil di Spanyol pada 17 Ramadhan 560 H atau 28 Juli 1165 M adalah salah seorang tokoh utamanya pada zamannya. Dalam bukunya yang berjudul Fusus al-Hikam yang ditulis pada 627 H atau 1229 M tersurat dengan jelas uraian tentang faham Pantheisme (seluruh kosmos adalah Tuhan), terjadinya alam semesta, dan keinsankamilan. Di mana faham ini muncul dan berkembang berdasarkan perenungan fakir filsafat dan zaud (perasaan) tasauf.

Faham ini kemudian berkembang ke luar jazirah Arab, terutama berkembang ke Tanah India yang dipelopori oleh Muhammad Ibn Fadillah, salah seorang tokoh sufi kelahitan Gujarat (…-1629M). Di dalam karangannya, kitab Tuhfah, beliau mengajukan konsep Martabat Tujuh sebagai sarana penelaahan tentang hubungan manusia dengan Tuhannya. Menurut Muhammad Ibn Fadillah, Allah yang bersifat gaib bisa dikenal sesudah bertajjali melalui tujuh martabat atau sebanyak tujuh tingkatan, sehingga tercipta alam semesta dengan segala isinya. Pengertian tajjali berarti kebenaran yang diperlihatkan Allah melalui penyinaran atau penurunan — di mana konsep ini lahir dari suatu ajaran dalam filsafat yang disebut monisme. Yaitu suatu faham yang memandang bahwa alam semesta beserta manusia adalah aspek lahir dari satu hakikat tunggal. Allah Ta’ala.

Dr. Simuh dalam Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi Ranggawarsita, Suatu Studi Terhadap Serat Wirid Hidayat Jati menyatakan; “Konsep ajaran martabat tujuh mengenai penciptaan alam manusia melalui tajjalinya Tuhan sebanyak tujuh tingkatan jelas tidak bersumber dari Al Qur’an. Sebab dalam Islam tak dikenal konsep bertajjali. Islam mengajarkan tentang proses Tuhan dalam penciptaan makhluknya dengan Alijad Minal Adam, berasal dari tidak ada menjadi ada.”

Selanjutnya, konsep martabat tujuh di Jawa dimulai sesudah keruntuhan Majapahit dan digantikan dengan kerajaan Demak Bintara yang menguasai Pulau Jawa. Sedangkan awal perkembangannya, ajaran martabat tujuh di Jawa berasal dari konsep martabat tujuh yang berkembang di Tanah Aceh — terutama yang dikembangkan oleh Hamzah Fansuri, Syamsudin Pasai (…-1630) dan Abdul Rauf (1617-1690).

Lebih lanjut ditambahkan; “Ajaran Syamsudin Pasai dan Abdul Rauf kelihatan besar pengaruhnya dalam perkembangan kepustakaan Islam Kejawen. Pengaruh Abdul Rauf berkembang melalui penyebaran ajaran tarekat Syatariyah yang disebarkan oleh Abdul Muhyi (murid Abdul Rauf) di tanah Priangan. Ajaran tarekat Syatariyah segera menyebar ke Cirebon dan Tegal. Dari Tegal muncul gubahan Serat Tuhfah dalam bahasa Jawa dengan sekar macapat yang ditulis sekitar tahun 1680.”

Sedangkan Buya Hamka mengemukakan bahwa faham Wahddatul Al-Wujud yang melahirkan ajaran Martabat Tujuh muncul karena tak dibedakan atau dipisahkan antara asyik dengan masyuknya. Dan apabila ke-Ilahi-an telah menjelma di badan dirinya, maka tidaklah kehendak dirinya yang berlaku, melainkan kehendak Allah.

Dr. Simuh pun kembali menambahkan, dalam ajaran martabat tujuh, Tuhan menampakkan DiriNya setelah bertajjali dalam tujuh di mana ketujuh tingkatan tersebut dibagi dalam dua wujud. Yakni tiga aspek batin dan empat aspek lahir. “Tiga aspek batin terdiri dari Martabat Ahadiyah (kesatuan mutlak), Martabat Wahdah (kesatuan yang mengandung kejamakan secara ijmal keseluruhan), dan Martabat Wahadiyah (kesatuan dalam kejamakan secara terperinci dan batas-batas setiap sesuatu). Sedangkan aspek lahir terdiri Alam Arwah (alam nyawa dalam wujud jamak), Alam Mitsal (kesatuan dalam kejamakan secara ijmal), Alam Ajsam (alam segala tubuh, kesatuan dalam kejamakan secara terperinci dan batas-batasnya) dan Insan Kamil (bentuk kesempurnaan manusia).

Menanggapi hal ini, Buya Hamka mengutip dari karya Ibnu Arabi yang berjudul Al-Futuhat al-Makkiya fi Marifa Asrar al-Malakiya (589 H atau 1201 M), bahwa tajjalinya Allah Ta’ala yang pertama adalah dalam alam Uluhiyah. kemudian dari alam Uluhiyah mengalir alam Jabarut, Malakut, Mitsal, Ajsam, Arwah dan Insan Kamil — di mana yang dimaksud dengan alam Uluhiyah adalah alam yang terjadi dengan perintah Allah tanpa perantara.

Martabat Pertama, Ahadiyah

Martabat pertama adalah Martabat Ahadiyah yang diungkapkan sebagai Martabat Lata’ayyun, atau al-Ama (tingkatan yang tidak diketahui). Disebut juga Al-Tanazzulat li ‘l-Dhat (dari alam kegelapan menuju alam terang), al-Bath (alam murni), al-Dhat (alam zat), al-Lahut (alam ketuhanan), al-Sirf (alam keutamaan), al-Dhat al-Mutlaq (zat kemutlakan), al-Bayad al-Mutlaq (kesucian yang mutlak), Kunh al-Dhat (asal terbuntuknya zat), Makiyyah al-Makiyyah (inti dari segala zat), Majhul al N’at (zat yang tak dapat disifati), Ghayb al Ghuyub (gaib dari segala yang gaib), Wujud al-Mahad (wujud yang mutlak).

Dan berikut adalah nukilan dari terjemahan tingkat pertama yang disebut Martabat Ahadiyah dalam Suluk Sujinah dan Serat Wirid Hidayat Jati.

Suluk Sujinah

Ada pengetahuan perihal tingkatan dalam kehidupan manusia, yang diceritakan dengan ajalollah dan dikenal dengan sebutan martabat tujuh, diawali dengan kegaiban. Zat yang membawa pengetahuan tentang Diri-Nya, dan tanpa membeberkan tentang kenyataan (fisik), Keadaannya kosong namun dasarnya ada. Tapi dalam martabat ini belum berkehendak. Martabat Akadiyah disebut juga dengan Sarikul Adham. Awal dari segala awal.Dalam alam ahadiyah dimulai dengan aksara La dan bersemayam ila. Itulah kekosongan pertama dari empat bentuk kekosongan. Kedua bernama Maslub. Ketiga adalah Tahlil, dan keempat Tasbeh. Maslub bermakna belum adanya bentuk atau wujud roh atau jiwa. Tak berbentuk badan atau wujud lainnya.Tahlil berarti tak bermula dan tak berakhir. Sedangkan Tasbeh bermakna Tuhan Maha Suci dan Tunggal. Tuhan tak mendua atau bertiga. Tak ada Pangeran lain kecuali Allah yang disembah dan dipuja, yang asih pada makhluknya.

Serat Wiirid Hidayat Jati

Sajaratul Yakin tumbuh dalam alam adam makdum yang sunyi senyap azali abadi, artinya pohon kehidupan yang berada dalam ruang hampa yang sunyi senyap selamanya, belum ada sesuatu pun, adalah hakikat Zat Mutlak yang qadim. Zat yang pasti terdahulu, yaitu zat atma, yang menjadi wahana alam Ahadiyah.

Di dalam Suluk Sujinah, tingkat pertama disebut dengan alam Ahadiyah, yaitu alam tentang tingkat keesaan-Nya. Keesaan-Nya agung, dan bukan obyek dari pengetahuan khusus mana pun dan karena itu tidak dapat dicapai oleh makhluk apa pun. Hanya Allah yang mengetahui diri-Nya dan keesaan-Nya.

Dalam keesaan-Nya tak ada sesuatu pun yang menguasai dan mengetahui kecuali diri-Nya. Firmannya adalah diri-Nya sendiri, begitu pun malaikat-Nya dan nabi-Nya. Allah dalam tingkatan ini berada pada kondisi al-Kamal, yaitu, dalam kesempurnaan-Nya.

Hakikat-Nya, keesaan-Nya adalah tempat berkumpulnya seluruh keragaman dan tenggelam atau lenyap dalam kesatuan-Nya. Dalam alam Ahadiyah keragaman dan kejamakan tersebut tidak dapat dipertentangkan dengan gagasan metafisis tentang tahapan atau tingkatan eksistensi.

Dalam tingkatan ini, Allah berada dalam kondisi Ghayb al-Ghuyub, yaitu, keberadaan-Nya yang gaib. Tuhan tak dapat diindrawi. Sebab Allah tidak membeberkan tentang kenyataan yang fisik. Allah dalam keadaan yang tak berujud, yang tak dapat dideteksi oleh manusia atau para wali, nabi, bahkan para malaikat terdekat-Nya. Sebab Ia masih dalam kesendirian-Nya. Allah belum menguraikan atau menciptakan sesuatu. Di dalam derajat ini, semua sifat umum kumpul melebur di dalam diri-Nya. Perbedaan sifat pun ada dalam kesatuan-Nya.

Tuhan dalam alam pertama disebut juga al-Unsur Adam, Allah adalah unsur yang pertama, dan tak ada makhluk-makhluk lainnya yang mendahului. Diri-Nya adalah unsur yang terdahulu yang bersifat agung. Zat-Nya adalah substansi universal dan hakikat-Nya yang tak dapat dipahami. Dalam sifat adam-Nya, hakikat-Nya tak dapat dipahami. Sebab awalnya adalah Ada dalam ketiadaan. Dan ketiadaan-Nya adalah hakikat yang tak terlukiskan dan tak dapat dimengerti oleh siapa pun. Hakikatnya di luar segala perumpamaan dan citraan yang memungkinkan.

Selanjutnya, alam Ahadiyah terbagi dalam empat tingkatan. Tahap pertama dikenal dengan kata La yang bersemayam di dalam kata illa. La dan illa adalah dua kata yang manunggal, karena setiap realitas-realitas hanya merupakan refleksi dari realitas-realitas Allah. La dan illa menunjukan pada asal segala sesuatu yaitu dalam ketiadaan-Nya, diri-Nya Ada. Sedangkan pengertian illa juga menunjukan pada kembali sesuatu dalam kesatuan-Nya yang bersifat keabadian.

Jika memperhatikan tatanan ontologis, bila diterapkan La dan illa akan mengisyaratkan pemisahan antara ada Ilahi dan para makhluknya. Dengan demikian, Ad-Nya pertama menjadi tabu bagi adanya yang kedua. Pengetian La dan illa dalam masyarakat sufi memiliki tiga makna. Pertama, adalah tiada Tuhan melainkan Allah. Kedua adalah tiada Ma’bud melainkan Allah dan ketiga tiada maujud melainkan Allah. Pengertian pertama mengacu pada keberadaan pada kekuasaan-Nya. Yaitu penegasan tiada Tuhan yang pantas menjadi penguasa selain Allah yang Esa. Pengertian kedua, Allah adalah Zat yang wajib disembah sebab Allah bersifat disembah. Tiada penguasa yang wajib disembah selain Allah, Zat yang Maha Suci. Sedangkan pengertian ketiga, Allah adalah awal segala yang berwujud. Sebab Zat-Nya adalah wujud yang pertama dan tak berakhir.

Ketiga pengertian tersebut di atas adalah suatu kesatuan yang tak dapat dikaji secara terpisah. Sebab, segala bentuk yang maujud ini pada hakikatnya sama sekali tidak ada. Yang ada hanyalah Allah. Jadi, kalau yang ada ini semuanya dikatakan ada, artinya ada dalam Allah. Inilah konsep dasar dari Widhatul al-Wujud. Sementara, tingkatan kedua dari alam Ahadiyah adalah Nafi Uslub, yaitu, tingkat ketiadaan-Nya yang ada. Dalam ketiadaan-Nya, Allah tak dapat digambarkan atau dilukiskan oleh siapa pun. Allah dalam keadaan Al-Ama, yaitu, tingkatan yang tak dapat diketahui. Allah dalam tingkatan ini hanya mempunyai hubungan murni dalam hakikat dan tanpa bentuk. Sedang tingkatan yang ketiga dalam alam Ahadiyah adalah Tahlil. Pengertian Tahlil berarti kondisi Tuhan yang bermakna La illa illaha. Tahlil pun bermakna suatu kondisi pemujaan Allah dengan pengucapan syahadat tentang persaksian akan keberadaan-Nya.

Dalam kalimah Syahadah yang diucapkan dengan niat bulat dan mengakui bahwa Allah berkuasa sendirian, tidak menghendaki pertolongan dari siapa pun, ia suci dan kaya. Kalimah Syahadah adalah kalimat yang wajib bagi pemeluk Islam, di mana intinya adalah pengakuan akan adanya Allah yang menjadi pemimpin kehidupan, di samping itu, adanya pengakuan rasul Allah. Yaitu Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya.

Selanjutnya, tingkat empat adalah Ahadiyah Tasbih, yang bermakna kemahaluasan Allah. Tingkatan ini berintikan kalimat Subhhanallah, artinya, maha suci Allah dan mengingatkan serta menunjukan seluruh keyakinan untuk selalu mempersucikan-Nya.

Sedang pada Serat Wirid Hidayat Jati, ajaran pertamanya dikenal dengan sebutan Sajaratul Yakin. Yaitu sebagai lambang pohon kehidupan yang dalam bahasa Jawa disebut dengan Kajeng Sejati dan memiki makna pengertian tentang kehidupan atau hayyu.

Hayyu berarti atma, jiwa atau ruh. Dalam Sajaratul Yakin Allah adalah Wujud al-Sirf, kondisi wujud yang utama. Atma-Nya belum tersifati, namun ruh-Nya adalah al-Lahut (bersifat ke-ilahi-an). Ia merupakan hakikat zat mutlak dan qadim, yaitu, asal zat dari segala zat yang bersifat abadi. Zat-Nya tak ada dalam penguraian. Segala penguraian-Nya adalah bersifat negatif. Sebab Allah bersifat Makiyyah al Makiyyah, yaitu, inti dari segala zat yang ada di kemudian hari. Atmanya adalah esa dari yang tak teruraikan dan diuraikan.

Zat ruh-Nya sesungguhnya adalah zat yang bersifat esa. Ruh itulah sejatinya Tuhan Yang Mahasuci. Ruh-Nya adalah subyek absolut, di mana benda yang termasuk subyek individu hanyalah obyektivisasi-obyektivisasi ilusi. Sebab Allah adalah Kunh al-Dhat, asalnya zat terbentuk.

Di dalam kitabnya Daqiqul Akbar, Imam Abdurahman menuliskan, pada awal permulaan Allah menciptakan sebatang pohon kayu bercabang empat. Pohon kayu tersebut dikenal dengan Syajaratul Yakin. Dan Syajaratul Yakin tercipta dalam alam kesunyian yang bersifat qadim dan azali. Pengertian sunyi di sini bukan bermakna tak adanya sesuatu. Namun bermakna belum terciptanya alam, kecuali tajjali-Nya yang pertama dalam bentuk Syajaratul Yakin. Sedangkan pengertian qadim dan azali adalah wujud dari sifat-Nya yang terawal dan tak berakhir. Zat-Nya adalah terdahulu, tak ada sesuatu pun yang mendahului dan tak ada akhir karena masa.

Syajaratul yakin afdalah awal sifat-Nya. Dalam pohon kehidupan sifat-Nya yang menonjol adalah tentang hidup — hidup (al-Hayat) adalah sifat wajib yang ada pada Diri-Nya. Sebab sifat al-Hayat adalah qadim dan azali. Al-Hayat dalam segala martabat-Nya menjadi pangkal bagi segala macam kenyataan yang lahir dan kekal. karena hidup atau hayyu atau atma adalah subyek yang absolut, maka, hakikat atma atau hidup adalah mutlak yang qadim. Dan Allah adalah zat pertama dan sumber dari hidup itu sendiri. Diri-Nya adalah kekal bersamaan dengan kekalnya zat kehidupan.

Keduanya adalah ada dalam kemanunggalan. Zat-Nya yang al-Hayat adalah sumber munculnya perkara-perkara sifat wajib-Nya. Yaitu, ilmu, iradat, kalam dan baqa. Artinya, karena adanya ruh atau hayyu (al-Hayat), maka, muncul ilmu (pengetahuan). Timbulnya pengetahuan (al-ilm) menciptakan atau mengalirnya kehendak (iradat), dan firman-Nya. Dan ketiga sifat-Nya adalah kekal, baqa.

MENGENAL RASA

23 Maret 2011

Banyak orang yang bertanya, mengapa dalam mempelajari Agama mesti harus mengenal Rasa ? Memang kalau hanya sampai pada tingkat Syariat, bab rasa tidak pernah dibicarakan atau disinggung. Tetapi pada tingkat Tarekat keatas bab rasa ini mulai disinggung. Karena bila belajar ilmu Agama itu berarti mulai mengenal siapa Sang Percipta itu.

Karena ALLAH maha GHOIB maka dalam mengenal hal GHOIB kita wajib mengaji rasa.

Jadi jelas berbeda dengan tingkat syariat yang memang mengaji telinga dan mulut saja.Dan mereka hanya yakin akan hasil kerja panca inderanya.Bukan Batin!

Bab rasa dapat dibagi dalam beberapa golongan .Yaitu : RASA TUNGGAL, SEJATINYA RASA, RASA SEJATI, RASA TUNGGAL JATI.

Mengaji Rasa sangat diperlukan dalam mengenal GHOIB.Karena hanya dengan mengaji rasa yang dimiliki oleh batin itulah maka kita akan mengenal dalam arti yang sebenarnya,apa itu GHOIB.

1. RASA TUNGGAL

Yang empunya Rasa Tunggal ini ialah jasad/jasmani. Yaitu rasa lelah, lemah dan capai. Kalau Rasa lapar dan haus itu bukan milik jasmani melainkan milik nafsu.

Mengapa jasmani memiliki rasa Tunggal ini. Karena sesungguhnya dalam jasmani/jasad ada penguasanya/penunggunya. Orang tentu mengenal nama QODHAM atau ALIF LAM ALIF. Itulah sebabnya maka didalam AL QUR’AN, ALLAH memerintahkan agar kita mau merawat jasad/jasmani. Kalau perlu, kita harus menanyakan kepada orang yang ahli/mengerti. Selain merawatnya agar tidak terkena penyakit jasmani, kita pun harus merawatnya agar tidak menjadi korban karena ulah hawa nafsu maka jasad kedinginan, kepanasan ataupun masuk angin.

Bila soal-soal ini kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, niscaya jasad kita juga tahu terima kasih. Kalau dia kita perlakukan dengan baik, maka kebaikan kita pun akan dibalas dengan kebaikan pula. Karena sesungguhnya jasad itu pakaian sementara untuk hidup  sementara dialam fana ini. Kalau selama hidup jasad kita rawat dengan sungguh-sungguh (kita bersihkan 2 x sehari/mandi, sebelum puasa keramas, sebelum sholat berwudhu dulu, dan tidak menjadi korban hawa nafsu, serta kita lindungi dari pengaruh alam), maka dikala hendak mati jasad yang sudah suci itu pasti akan mau diajak bersama-sama kembali keasal, untuk kembali ke sang pencipta. Seperti halnya kita bersama-sama pada waktu dating/lahir kealam fana ini. Mati yang demikian dinamakan mati Tilem (tidur) atau mati sempurna. Pandangan yang kita lakukan malah sebaliknya. Mati dengan meninggalkan jasad. Kalau jasad sampai dikubur, maka QODHAM atau ALIF LAM ALIF, akan mengalami siksa kubur. Dan kelak dihari kiamat akan dibangkitkan.

Dalam mencari nafkah baik lahir maupun batin, jangan mengabaikan jasad. Jangan melupakan waktu istirahat. Sebab itu ALLAH ciptakan waktu 24 jam (8 jam untuk mencari nafkah, 8 jam untuk beribadah, dan 8 jam untuk beristirahat). Juga dalam hal berpuasa, jangan sampai mengabaikan jasad. Sebab itu ALLAH tidak suka yang berlebih-lebihan. Karena yang suka berlebih-lebihan itu adalah Dzad (angan-angan). Karena dzad mempunyai sifat selalu tidak merasa puas.

2. SEJATINYA RASA

Apapun yang datangnya dari luar tubuh dan menimbulkan adanya rasa, maka rasa itu dinamakan sejatinya rasa. Jadi sejatinya rasa adalah milik panca indera:

  1. MATA : Senang karena mata dapat melihat sesuatu yang indah atau tidak senang bila mata melihat hal-hal yang tidak pada tenpatnya.

  2. TELINGA : Senang karena mendengar suara yang merdu atau tidak senang mendengar isu atau fitnahan orang.

  3. HIDUNG : Senang mencium bebauan wangi/harum atau tidak senang mencium  bebauan yang busuk.

  4. KULIT : Senang kalau bersinggungan dengan orang yang disayang atau tidak senang  bersunggungan dengan orang yang nerpenyakitan.

  5. LIDAH : Senang makan atau minum yang enak-enak atau tidak senang memakan makanan yang busuk.

3. RASA SEJATI

Rasa sejati akan timbul bila terdapat rangsangan dari luar, dan dari tubuh kita akan mengeluarkan sesuatu. Pada waktu keluarnya sesuatu dari tubuh kita itu, maka timbul Rasa Sejati. Untuk jelasnya lagi Rasa Sejati timbul pada waktu klimaks/pada waktu melakukan hubungan seksual.

4. RASA TUNGGAL JATI

Rasa Tunggal Jati sering diperoleh oleh mereka yang sudah dapat melakukan Meraga Sukma (keluar dari jasad) dan Solat Dha’im.
Beda antara Meraga Sukma dan Sholat Dha’im ialah :

  1. Kalau Meraga Sukma jasad masih ada.batin keluar dan dapat pergi kemana saja.

  2. Kalau Sholat Dha’im jasad dan batin kembali keujud Nur dan lalu dapat pergi kemana  saja yang dikehendaki. Juga dapat kembali / bepergian ke ALAM LAUHUL MAKHFUZ.

Bila kita Meraga Sukma maupun sholat Dha’im, mula pertama dari ujung kaki akan terasa seperti ada “aliran“ yang menuju ke atas / kekepala. Pada Meraga sukma, bila “aliran“ itu setibanya didada akan menimbulkan rasa ragu-ragu/khawatir atau was-was. Bila kita ikhlas, maka kejadian selanjutnya kita dapat keluar dari jasad, dan yang keluar itu ternyata masih memiliki jasad. Memang sesungguhnyalah, bahwa setiap manusia itu memiliki 3 buah wadah lagi, selain jasad/jasmani yang tampak oleh mata lahir ini. Pada bagian lain bab ini akan kita kupas.Kalau sholat Dha’im bertepatan dengan adanya “Aliran“ dari arah ujung kaki, maka dengan cepat bagian tubuh kita akan “Menghilang“ dan kita akan berubah menjadi seberkas Nur sebesar biji ketumbar dibelah 7 bagian. Bercahaya bagai sebutir berlian yang berkilauan. Nah, rasa keluar dari jasad atau rasa berubah menjadi setitik Nur. Nur inilah yang disebut sebagai Rasa Tunggal Jati. Selain itu, baik dalam Meraga Sukma maupun Sholat Dha’im. Bila hendak bepergian kemana-mana kita tinggal meniatkan saja maka sudah sampai. Rasa ini juga dapat disebut Rasa Tunggal Jati. Sebab dalam bepergian itu kita sudah tidak merasakan haus, lapar, kehausan, kedinginan dan lain sebagainya. Bagi mereka yang berkeinginan untuk dapat melakukan Meraga Sukma dianjurkan untuk sering Tirakat/Kannat puasa. Jadikanlah puasa itu sebagai suatu kegemaran. Dan yang penting juga jangan dilupakan melakukan Dzikir gabungan NAFI-ISBAT dan QOLBU. Dalam sehari-hari sudah pada tahapan lillahi ta’ala.

Hal ini berlaku baik mereka yang menghendaki untuk dapat melakukan SHOLAT DHA’IM. Kalau Meraga Sukma mempergunakan Nur ALLAH, tapi bila SHOLAT DHA’IM sudah mempergunakan Nur ILLAHI. Karena ada Rasa Sejati, maka Rasa merupakan asal usul segala sesuatu yang ada. Oleh sebab itu bila hendak mendalami ilmu MA’RIFAT Islam dianjurkan untuk selalu bertindak berdasarkan rasa. Artinya jangan membenci, jangan menaruh dendam, jangan iri, jangan sirik, jangan bertindak sembrono, jangan bertindak kasar terhadap sesame manusia, dll. Sebab dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, kita ini semua sama , karena masing-masing memiliki rasa. Rasa merupakan lingkaran penghubung antara etika pergaulan antar manusia, juga sebagai lingkaran penghubung pergaulan umat dengan Penciptanya. Rasa Tunggal jati ini mempunyai arti dan makna yang luas. Karena bagai hidup itu sendiri. Apapun yang hidup mempunyai arti. Dan apapun yang mempunyai arti itu hidup. Sama halnya apapun yang hidup mempunyai Rasa. Dan apapun yang mempunyai Rasa itu Hidup.

Dengan penjelasan ini, maka dapat diambil kesimpilan bahwa yang mendiami Rasa itu adalah Hidup. Dan Hidup itu sendiri ialah Sang Pencipta/ALLAH. Padahal kita semua ini umat yang hidup. Jadi sama ada Penciptanya. Oleh sebab itu, umat manusia harus saling menghormati, tidak saling merugikan, bahkan harus saling tolong menolang dll.

Dan hal ini sesuai dalam firman ALLAH : “HAI MANUSIA! MASUKLAH KALIAN DALAM PERDAMAIAN, JANGAN BERPECAH BELAH MENGIKUTI LANGKAH SYAITAN, SESUNGGUHNYA SYAITAN ITU MUSUHMU YANG NYATA”

@Wong Sejati